Mohon tunggu...
Anung Anindita
Anung Anindita Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Semarang

twitter: @anunganinditaaal instagram: @anuuuung_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Jomlo Gak Perlu "Insecure"

25 Mei 2020   14:18 Diperbarui: 11 November 2021   07:04 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (unsplash/@aginsbrook)

Perasaan "tidak nyaman" atas sesuatu hal, misalnya fisik, kemampuan diri, atau kepemilikan terhadap sesuatu, terkadang timbul secara alami dalam diri persona. 

Hal tersebut yang akrab dikenal dengan istiah "insecure". Tidak terkecuali ketika seseorang merasa terpojokkan dengan status diri yang tak kunjung berganti, jomlo, kata akrab yang selalu menjadi bahan olokan atau candaan.

Sebenarnya, rasa tidak nyaman atas status jomlo ini tidak tiba-tiba muncul begitu saja dalam diri seseorang. Lingkunganlah merupakan faktor utama yang tidak bisa dilepaskan. Meski kontrolnya ada dalam diri sendiri, tetapi sebagai manusia biasa pasti ada kalanya merasakan sakit hati ketika kesendiriannya selalu didiskrimasi.

Nah, jika sikap-sikap tidak menyenangkan menghampiri, kita yang notabene masih jomlo memiliki hak untuk bersuara. Maksudnya adalah mengutarakan dengan baik ketika merasa tidak nyaman dengan candaan atau bahkan menunjukkan kemarahan. 

Meskipun pada nantinya akan ada label "sensitif" atau "susah diajak bercanda", setidaknya hal tersebut akan membangun rasa aman untuk diri sendiri. 

Namun, sebenarnya ketimbang marah atau memberikan pelayanan maksimal atas olokan, para jomlo yang berbahagia sepatutnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini. Hal-hal yang menjadi fondasi tidak perlunya merasa insecure karena jomlo.

1. Meringankan Tanggung Jawab
Memiliki pasangan adalah komitmen yang selalu beriringan dengan tanggung jawab. Memiliki pasangan bukanlah sebatas mencoba tanpa ada kejelasan tujuan. Memiliki pasangan adalah hak seseorang dengan kewajiban saling bertoleransi. 

Jadi, sudah sewajarnya, memiliki pasangan merupakan pilihan yang tidak mudah dan tanggung jawab yang tidak ringan. Ketika para jomlo belum dihadapakan dalam situasi ini, hal yang perlu diperjelas adalah "nikmatilah" kesendirian dalam berbahagia sebelum akhirnya berbagi dalam keindahan pula.

2. Dirimu Prioritas Utamamu
Menjadi jomlo membuat seseorang melihat lebih detail tentang dirinya. Tidak aneh jika ada pernyataan yang sering terlontar "jadi mantan tambah keren". 

Hal tersebut terjadi karena para jomlo memiliki waktu banyak untuk dirinya sendiri. Jadi, jika kamu jomlo dan masih saja bersedih padahal dia sama sekali tidak lagi menginginkan dirimu, bangun dan becermin. Lakukan sesuatu yang positif untuk dirimu, untuk tubuhmu, untuk mentalmu.

3. Bebas
Bukan berarti memiliki pasangan menjadi terjerat dan tidak bisa ke mana-mana, hal ini lebih merujuk pada dampak atas kepemilikan waktu pribadi yang lebih banyak dan belum ada tanggung jawab. 

Karena memiliki pasangan terikat komitmen, para jomlo bebas untuk bergaul dengan siapa saja dengan etika dan kehormatan yang perlu dijaga tentunya. Para jomlo bebas untuk mempersilakan tamu yang juga memiliki hak untuk mendekatinya. 

Para jomlo juga bebas untuk bersikap "ya/tidak" dalam setiap tawarannya. Para jomlo juga bebas mencoba mengetuk pintu-pintu seseorang idamannya. Intinya, nikmati saja.

4. Lebih Dekat dengan Tuhan
Bukan berarti langsung secara penampilan berubah drastis tanpa mengkaji lebih dalam, ya, ini berarti semakin banyak kelonggaran waktu untuk beribadah, bukan berarti pula memiliki pasangan tidak dekat dengan Tuhan. 

Jika sebelumnya berbahagia dengan kebersamaan, riuhnya saling mengingatkan, kini saatnya waktu untuk berkompromi dengan Tuhan. Menyampaikan hal-hal yang diinginkan, mengeluh atas cobaan yang diberikan, dan beribadah lebih intensif menuju perbaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan. 

Jadi, tidak perlu mengumpat menyalahkan keadaan atau justru Tuhan. Padahal, kepada siapa lagi kita bisa percaya dan meminta jika bukan kepada Dia? Ikhlas memang berat dan butuh waktu, tetapi ingat ada Tuhan yang selalu membantu.

5. Menghasilkan Cuan
Fondasi terakhir ini sepertinya lumayan kokoh sebagai benteng agar tidak merasa insecure. Dengan segala keistimewaan sebagai jomlo, celah untuk mencari cuan lebih besar karena fokus kepada diri sendiri tidak bisa terhindarkan. 

Kesibukan yang bermanfaat akan sangat membantu seseorang melupakan seseorang. Jika kiranya rasa trauma membangun sebuah hubungan belum mereda, alihkan pada kegiatan-kegiatan berfaedah, terlebih yang menghasilkan "cuan". Dengan cuan, kita lupakan "itu mantan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun