Mohon tunggu...
Dimar Wardani
Dimar Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Yakinkan dengan Iman Usahakan dengan Ilmu Sampaikan dengan Amal

pantang menyerah sebelum semuanya tuntas

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hoax Detector, Seleksi Informasi Media Nasional Berbasis Digital Era Post-Truth

21 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 22 Februari 2019   21:54 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                        #(jumlah dokumen hoax yang diuji)

Tabel 2.2 Precision and Recall

(Sumber : Manning, Raghavan, & Schutze, 2008)
(Sumber : Manning, Raghavan, & Schutze, 2008)
Era Post-Truth

Kecanggihan teknologi informasi, bisa dengan mudah menemukan suatu definisi dari istilah hoax, bagi seorang muslim, bahkan non muslim sekalipun, kebohongan dinilai sebagai suatu yang buruk dan berdampak merugikan. Ketika dibandingkan dengan akal budi, tidak seorangpun manusia yang mau dibohongi, tapi faktanya banyak orang yang terjebak untuk bertindak bohong dikarenakan sebuah alasan.

Tidak hanya istilah hoax yang kemunculanya disebabkan keberadaan internet sebagai penyambung antarindividu dan mempercepat akses informasi berbasis digital melalui berbagai medium yang tersedia, salah satunya media sosial.

Dan pertanyaan siapa yang menguasai dalam kancah politik global adalah siapa yang memegang teknologi di era ini. Di Indonesia bahkan di belahan dunia, semisal dalam hal teknologi seperti Google yang saat ini sedang memegang kendali informasi digital. Sebagaimana yang kita tahu teknologi yang menjadi pusat saat ini memiliki kapasitas dan kapabelitas untuk melakukan apapun terhadap data yang telah tersimpan di sky drive 'penyimpanan langit'. 

Untuk menyadari fakta ini, tindakan rasional yang bisa dilakukan adalah membangun kesadaran bahwa internet bukan segalanya. Cerdas ketika menggunakan menjadi solusi dan firmware bahwa kita masih merdeka, dan tidak sedang dijajah oleh teknologi yang telah diciptakan oleh manusia sendiri. Landasan kehati-hatian dan selektif memilih sumber ketika sudah bergulat dengan internet, selain mengambil manfaat dari beragam informasi di dunia maya.

Pada Desember 2016, publik Indonesia diresahkan oleh dampak yang lahir dari sosial media. Kasus Buniyani yang mentranskrip video pernyataan Basuki Tjahja Purnama, alias Ahok. 

Respon publik yang beragam menciptakan via a vis antara dua kutub yang diwaspadai berpotensi merusak kesatuan Indonesia. Dalam jumlah besar kelompok yang berlawanan menggelar aksi beruntun sejak 4 November 2016 atau 411, sampai dengan aksi super damai 212. 

Ada bukti lain yang mengarah pada pemerintahan Amerika yaitu ketika Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat yang ditunjang oleh kemahiran menciptakan propaganda via media sosial dan internet. Pertanyaan yang sering muncul dan membuat khawatir ialah, bahwa tidak semua informasi yang ada di dunia maya adalah benar.

Ketika era kebebasan benar-benar menemukan ruangnya di media sosial dan internet. Setiap individu bebas mengunduh, mengunggah dan menyebarkan apapun informasi tanpa ada pengawasan dan seleksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun