Mohon tunggu...
Ayahnya Asti
Ayahnya Asti Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang praktisi dibidang pelayanan kesehatan (medis) yang saat ini tengah membina sarana pelayanan Independen di kawasan desa Rempoah, Baturraden, Banyumas Jawa Tengah, mempunyai obsesi ingin memajukan mutu pelayanan terdepan bagi semua lapisan Masyarakat tanpa kecuali, mengingat keprihatinan saat ini dengan pelayanan medis yang semakin sulit dijangkau oleh masyarakat kecil pada umumnya, saya juga mendedikasikan diri saya didunia pendidikan sebagai pengajar di beberapa institusi pendidikan kesehatan di kota tempat saya bekerja dan kota/negara lain, juga sebagai Konseling dan Motivator dibidang Kesehatan pada umumnya. Motto Saya adalah Hidup Sehat itu dimulai dengan Kesehatan Pikiran, Fisik, Mental, dan Lingkungan yang diawali dari Rumah, Smart Health from home including Mind, Body, Soul and Environment.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

STRESS dan BEBAN HIDUP

2 April 2009   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 1875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak rekan rekan saya dan pasien pasien saya bertanya dan berkonsultasi tentang Stress ini, dan kebanyakan dari kita menganggap timbulnya stress ini akibat adanya beban hidup yg terlalu banyak dan terlalu berat, pertanyan kita adalah apakah anggapan ini benar ? apakah jumlah beban hidup dan beratnya beban hidup menyebabkan timbulnya stress?

Baiklah, pada kesempatan ini saya mencoba mengajak anda melihat dari sudut pandang yg kadang terlupakan antara hubungan stress dan beban hidup ini.

Sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami stress, tapi kenapa dampak yg ditimbulkannya berbeda beda dari satu orang ke orang lainnya ?, ada yg mempunyai beban hidup yg banyak dan berat tp orang itu tidak menjadi gila, tapi sebaliknya ada yg punya beban hidup sedikit dan tidak terlalu berat tapi orang ini menjadi sangat stress berlanjut ke depresi, lalu kalau putus asa bunuh diri atau bisa menjadi gila.
Apa penyebabnya ?, Sebagian besar ahli Psikologi mengatakan, perbedaannya terletak pada daya tahan jiwa seseorang terhadap stress itu, seperti dianalogikan daya tahan tubuh terhadap penyakit, bukankah tidak semua orang yg kehujanan akan menjadi sakit ?, sangat bergantung dg daya tahan tubuhnya.
Apakah pendapat ini benar ?, saya tidak menyalahkan pendapat ini, tapi mungkin ulasan saya ini akan melengkapi pendapat ini.

Saya punya illustrasi mengenai segelas air, ini saya alami saat mengajar mahasiswa saya di fakultas kedokteran, ada seorang mahasiswa saya yg selalu gagal dlm ujiannya, dan dia selalu memberi alasan tidak bisa mengatasi stress akibat ujian yg terlalu banyak, pertanyaannya, kenapa hanya dia yg gagal dlm setiap ujian ?

Inilah yg kami bahas dlm kuliah pagi ini, dimeja saya diruang kuliah ada segelas air, lalu saya tanyakan pada mahasiswa saya, berapa berat segelas air ini ?, beragam jawaban..., mulai dari 300 gram sampai 500 gram.
Saya berkata, bukan berat absolutnya yg saya maksud, tapi saya peragakan saja dihadapan mereka, kalau segelas air ini saya angkat selama 1 menit tdk akan ada masalah, kalau saya angkat selama 1 jam mungkin lengan saya akan terasa sakit, kalau 1 hari mungkin kalian akan memesan ambulance utk saya.
Sejenak ruang kuliah hening, sepertinya mereka mulai menganalisa illustrasi saya ini.

Ya..., beratnya beban hidup dan banyaknya beban hidup tidak langsung menyebabkan setiap orang menjadi stress, tergantung bagaimana orang itu bersikap terhadap beban hidup itu sendiri, artinya berat dan banyaknya beban hidup yg kita pikul tidak akan langsung membuat kita stress bila kita bisa memanajemen dg baik, ilustrasi tadi menggambarkan berat segelas air TETAP, tapi berbeda dampaknya pada lengan saya bergantung dari LAMANYA saya mengangkat segelas air itu, jadi bila beban hidup di pikul dalam waktu yg lama maka akan terasa semakin berat dan bila dibiarkan akan menyebabkan stress, jadi kita harus secara periodik meletakkan beban hidup ini pada waktu tertentu, jangan anda terus menerus memikul beban hidup ini, lepaskan beberapa saat dan bila badan anda sudah siap maka pikul lagi beban hidup ini, inilah hal kecil yg sering terlupa oleh kita semua dalam menjalani hidup ini, kita selalu memikul beban hidup ini tanpa ISTIRAHAT akibatnya tubuh kita kelelahan dan stresslah yg didapat, sebagai contoh, bila anda seorang karyawan pastikanlah anda letakkan beban kerja anda dikantor jangan memikulnya dan membawanya pulang kerumah, biarlah tubuh dan jiwa anda istirahat dirumah dan besok hari bila anda bekerja lagi dikantor, anda boleh memikulnya lagi.

Jadi kita perlu meletakkan semua beban hidup kita beberapa saat secara periodik, dan bila kita sudah segar bisa memikulnya lagi, dan bila anda lakukan hal ini dalam hidup anda pasti daya tahan jiwa anda tehadap stress semakin baik.

Semua ini sangat bergantung dg cara kita mengelola beban hidup ini, jadi beratnya dan banyaknya beban hidup tidak secara langsung menimbulkan stress, tetapi lamanya kita memikul beban hidup ini yg menyebabkan timbulnya Stress.

Salam sehat dari saya, Anugra Martyanto, di Purwokerto.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun