Mohon tunggu...
Antonius Satrio Wicaksono
Antonius Satrio Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Arkeologi

Nulis tentang arkeo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Itu Paleoantropologi?

5 Mei 2020   01:37 Diperbarui: 30 April 2021   00:40 7385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spesimen "Sangiran 17" (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/legenda-sangiran-17-2/)

Sudahkah kita mengenal Paleoantropologi? Paleoantropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu palaeos (tua), anthropos (manusia), dan logos (ilmu), secara harfiah berarti ilmu tentang manusia purba. Ilmu ini merupakan cabang dari Antropologi alias studi tentang perilaku dan keanekaragaman manusia (Haviland, 1993).

Meski mempelajari manusia purba, objek kajian paleoantropologi terkhusus pada sisa jasadi atau fosil. Paleoantropologi tidak membahas benda kuno milik si manusia purba, sebab hal ini sudah masuk ranahnya Arkeologi yang membicarakan bagaimana manusia di masa lalu berbudaya. Namun, karena sama-sama mempelajari tentang manusia di masa lalu, Paleoantropologi memang akrab dengan Arkeologi, keduanya saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Kaitan keduanya secara sederhana dapat kita tengok pada kasus di mana dalam satu situs ditemukan kerangka manusia bersama dengan tinggalan budayanya seperti gelang atau bekal kubur. Gabungan antara hasil tinjauan paleoantropologis atas kerangka manusia dengan hasil tinjauan arkeologis atas tinggalan budaya yang menyertainya dapat membuahkan informasi yang lengkap tentang siapa (dari ras apa) manusia tersebut dan bagaimana budaya yang dihasilkannya di masa lalu.

Jadi harus diingat, Paleoantropologi menelaah manusia selaku organisme biologis. Ilmu ini merupakan bagian dari Antropologi Ragawi (Linton, 1936).

Bicara tentang objek kajian, patut dicatat, fosil manusia tidak selalu menunjukkan karakter yang serupa persis dengan anatomi manusia saat ini. Oleh sebab itu, melalui kajian Paleoantropologi diketahui bahwa, dari waktu ke waktu, manusia (hominid) memiliki ciri fisik yang berbeda. Hal ini menuntun Paleoantropologi bertalian erat dengan teori evolusi dan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Teori yang dipopulerkan oleh Charles Darwin (dan ahli sains & humanisme sebelum dirinya) ini menjelaskan adanya perkembangan makhluk hidup akibat seleksi alam (Bowler, 2003).

Sehubungan dengan hal tersebut, Paleoantropologi berperan dengan cara menelisik bukti-bukti fosil hominid dari berbagai tempat di dunia, mengklasifikasi ciri, tempat ditemukan, dan usia fosil itu, kemudian menyusun kerangka perkembangan hominid. Dengan kata lain, ilmu Paleoantropologi secara esensial bertujuan mengungkap asal-usul manusia. 

Pada akhirnya, berdasarkan penjelasan barusan, Paleoantropologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia melalui fosil atau sisa-sisa tulang yang ditinggalkan (Wolpoff & Caspari, 2013).

Referensi

Bowler, P. J., 2003. Evolution: The History of an Idea. US: University of California Press.

Haviland, W. A., 1993. Antropologi. 4 ed. H. Sinaga, ed. Jakarta: Erlangga.

Linton, R., 1936. The Study of Man. Wisconsin: Appleton Century Crofts.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun