Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menjaga Imunitas Tubuh dengan Berlatih Silat

25 Juni 2021   12:26 Diperbarui: 25 September 2022   19:19 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Anggota olahraga pencak silat siswa putra Arafah Cendekia Garut (Dokpri)

Pencak silat merupakan cabang olah raga yang digemari bangsa Indonesia, kegiatan pencak silat banyak tersebar di berbagai daerah dengan beragam aliran, jenisnya dan bentuk organisasi perguruan yang sebagian besar telah resmi diakui oleh bangsa dan negara. 

Ya tidak heran, jika pencak silat ini menjadi sesuatu yang tidak tidak asing lagi sebenarnya bagi rakyat nusantara, karena jenis olah raga ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus budaya asli warisan nenek moyang para pendahulu bangsa yang sampai saat ini terus di pelihara dengan baik oleh sebab manfaatnya yang sangat besar.

Pencak silat juga dapat menumbuhkan imunitas tubuh yang kuat bagi pelakunya, memiliki manfaat yang sangat luas pula bagi pembentukan karakter seseorang, sebab melalui latihan yang baik, terus menerus, kontinue dan bertahap bisa menyebabkan tubuh kuat, sehat dan bugar.

Bahkan jika mendalami lebih jauh lagi, ternyata berlatih pencak silat ini bukan hanya mengakibatkan tubuh seseorang menjadi lebih kuat, sehat dan bugar saja, akan tetapi juga akan mampu mendidik diri sendiri agar memiliki mental baja, ketenangan jiwa dan kemampuan membela diri yang sangat kuat dan mumpuni saat dibutuhkan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Hal ini terbukti oleh penulis sendiri yang sejak usia Sekolah Menengah Pertama telah mengikuti pelatihan di berbagai perguruan pencak silat secara berkesinambungan terus menerus sampai menginjak masa akhir kuliah pada salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung.

Menjaga Imunitas tubuh dengan berlatih silat sangatlah baik, karena semua materi yang di ajarkan bersifat mengolah badan, keringat mengeluarkan kotoran-kotoran tubuh melalui liang pori-pori, mengeluarkan energi negatif dan memasukan energi positif.

Energi positif ini yang membuat tubuh tetap fit, ringan, bertenaga, sehat, kuat dan energi cadangan yang terkumpul di dalam tubuh menjadikan daya tahan tetap kuat serta memiliki kekebalan terhadap penyakit (tidak mudah sakit). 

Orang yang rajin berlatih silat, di pastikan akan mempunyai daya tahan, kemampuan dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dibanding yang tidak suka berlatih silat. 

Ada beberapa perguruan silat yang pernah penulis ikuti antara lain : Silat Perisai Diri, Lembaga Seni Beladiri (LSBD) Hikmatul Iman Indonesia, PSTD, Perisai Diri (Satlat Gelanggang Taruna) Bandung, PSPB Banten, dan Tadjimalela. Bahkan sempat juga belajar ilmu beladiri asal negeri lain seperti Wushu, Kungfu, Tai Chi, Taekwondo, Tsufuk Thaisyukan (Thifan Po Khan), dan lainnya.  

Tidak tanggung-tanggung (maaf bukan bermaksud sombong), semasa kuliah sempat juga sih menjuarai event tarung bebas antar mahasiswa se-Indonesia, yang saat itu pertandingan dilaksanakan di GOR Pajajaran Bandung, sekitar tahun 2001.

Ternyata keampuhan berlatih secara kontinue, bertahap dan terus menerus dapat dirasakan oleh anggota tubuh sendiri, salah satunya tidak mudah sakit, selalu sehat, bugar, dan senantiasa memiliki stamina yang kuat sehingga mampu menghadapi situasi dalam keadaan sesulit apapun untuk mempertahankan diri. 

Selain itu, jika istiqomah kekuatan dan kemampuan dalam menjaga, membela dan melindungi diri pun selalu terasah dengan baik, keahlian ilmu membela diri akan semakin meningkat dan ampuh sehingga siap dalam menghadapi lawan seberat apapun tanpa terkecuali.

Perihal ini telah terbukti saat mengikuti kejuaraan tarung bebas tingkat nasional yang pernah diselenggarakan oleh LSBD Hikmatul Iman Indonesia beberapa tahun kebelakang, saat bertarung semua lawan terkapar dan menang telak (KO).

Pelatih senior UIN Sunan Gunung Djati kang Deni dan Kang Fajar yang waktu mendampingi, sempat terheran-heran dengan keampuhan ilmu silat yang dimiliki, karena semua lawan bisa dikalahkan secara KO sedangkan kami tanpa cedera sedikitpun sampai usainya perlombaan tarung bebas.

Gambar : Semangat siswa putri Arafah Cendekia mengikuti latihan silat (Dokpri)
Gambar : Semangat siswa putri Arafah Cendekia mengikuti latihan silat (Dokpri)
Melalui pengalaman berlatih yang terus menerus disertai pernah mengikuti event-event perlombaan sejak kecil hingga dewasa itu, kini kami diberi kesempatan oleh tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Untuk senantiasa memelihara dan mengamalkan olahraga warisan asli Nusantara ini. 

Melalui petunjuk, arahan dan nasehat para guru silat kami terdahulu yang pernah membina serta menggemblengnya, maka terbentuklah Perguruan Silat Perisai Diri Matahari yang di ikuti oleh para siswa sekolah, guru-guru, santri dan masyarakat sekitar. 

Kami mulai mendidik dan melatih ilmu beladiri pencak silat, sejak mendapatkan ijazah dan pengukuhan dari Kyai Haji Juanda Yolanda Permana bin Siradj, beliau merupakan guru besar Silat Perisai Diri di Garut, pada tahun 1998.

Pengukuhan berlangsung di pantai selatan Garut, tepatnya di hutan "sancang tujuh" yang dahulu terkenal angker itu!

Ya betul, angker sekali dan sangat keramat karena menurut cerita tokoh masyarakat disana, hutan Sancang menjadi tempat bersarangnya harimau gaib prabu Siliwangi dan para pengikutnya. 

Selain itu, disana juga terdapat pohon yang sangat langka yaitu "Kaboa Sancang" yang terkenal "aheng, mistik, dan berkekuatan gaib", bagi kalangan ahli spiritual tatar Sunda pohon kaboa sudah tidak asing lagi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari adanya cerita Prabu Siliwangi.

Pohon ini hidup berumpun ditengah laut pesisir Sancang (Sancang ke 7), kata sesepuh dahulu pada setiap ruasnya berdiam satu harimau gaib, maka jika satu tangkai pohon kaboa terdapat 12 ruas berarti harimau gaib Sancang yang terdapat pada tangkal itu ya sebanyak 12 ekor, yang bisa dilihat hanya oleh mata bathin atau mata gaib saja, akan tetapi dapat juga dirasakan sensasi mistiknya oleh masyarakat umum.

Pohon kaboa ini, disamping memiliki tuah yang luar biasa bagi pemiliknya di yakini pula oleh ahli-ahli spiritual keberadaan pohon ini tidak ada duanya di dunia, karena hanya tumbuh di dilaut yang berada di Sancang Garut selatan.

Disana, kami di uji secara lahir bathin untuk mendapatkan sabuk merah dari sang guru, ya bukan hanya di uji fisik-jasmani saja, tetapi di hadapkan pula pada malamnya untuk bertarung secara bathin melawan makhluk gaib sakti penunggu di sana yang hadir mengajak bertarung tanpa bisa di hindari. 

Alhamdulillah... setelah selesai pengujian, kamipun dinyatakan lulus uji, berhasil menyandang sabuk merah dan berhak untuk melatih silat dimanapun berada di dunia ini.

Waktu itu, kami berlatih di perguruan Silat Perisai Diri selama 5 tahun secara terus menerus tanpa berhenti langsung dibawah binaan guru besarnya dan telah melalui berbagai ujian dari mulai tingkat dasar (baju putih sabuk putih) sampai dengan ujian tingkat 3 sabuk merah (baju hitam sabuk warna merah) Perguruan Silat Perisai Diri.

Nah, ketika mulai menjadi pelatih sekitar tahun 1999 pada perguruan silat itu dan membuka latihan juga di kota kembang Bandung, pengalaman tersebut menjadi modal yang sangat berharga saat sekarang di minta untuk mengajar dan mengembangkan keilmuan ini.

Dahulu, semasa kuliah di kota Bandung sekira tahun 1999-2002 kamipun pernah membina beberapa tempat latihan pada lokasi yang berbeda, seperti satuan latihan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Satlat Universitas Bandung Raya (UNBAR), Satlat Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung, unit latihan Komplek Perumahan Sanggar Hurip Estate, Jl. Soekarno-Hatta Bandung yang diikuti oleh berbagai kalangan dari mulai anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, preman, guru ngaji, dan lainnya.

Selanjutnya, pada tahun 2002-2012 membina dan melatih pencak silat di SDN Ciela 1 Bayongbong (mulok wajib), pondok pesantren Miftahul Muawanah Cigedug, pondok pesantren Al-Mukhtariyah Cigedug Garut dan tentunya di kampung halaman sendiri dengan melatih para pemuda dan pemudinya.

Memang, jika dianalisa dari pengalaman berlatih pada berbagai perguruan pencak silat yang pernah di ikuti, keahlian yang diajarkan ilmu beladiri asli nusantara ini dapatlah di kerucutkan secara sederhana, bahwa kegiatan pendidikan dan pelatihannya memiliki tiga prioritas kunci utama yang disuguhkan bagi para pencintanya, yaitu : 

1. Mengolah kekuatan fisik, jasmani dan kemampuan agar memiliki kekebalan tubuh maupun cadangan energi yang kuat di dalam tubuh.

Biasanya pada prosesi latihan tahap ini, diajarkan oleh pelatih atau guru silat berbagai program latihan dasar yang dapat memperkuat otot, jaringan saraf, tulang, membentuk karakter yang tidak manja dan lain sebagainya.

Kegiatan latihan biasanya di awali dengan berdo'a, salam penghormatan kepada guru maupun pelatih dan melakukan peregangan tubuh dengan pemanasan dahulu untuk memperlancar kondisi serta metabolisme tubuh anggota latihan.

Selanjutnya, melakukan olahraga fisik berupa site up, push up, scotch jump, berlari-lari, jalan bebek, split dan masih banyak lagi jenisnya dengan programnya yang bersifat melatih diri melalui keterampilan berolah raga yang baik, diberikan materi olahraga yang bersifat umum maupun yang sifatnya khusus ciri khas perguruan beladiri dan pencak silatnya.

Mempelajari jurus-jurus, dari mulai gerakan jurus inti, teknik-teknik bertahan menyerang, jurus utama, jurus andalan perguruan, mengolah tenaga dalam dan pernapasan yang semuanya diajarkan secara bertahap dari mulai tahapan dasar, menengah sampai tingkatan tertinggi, setiap pelaksanaan prosesi latihan akan selalu di akhiri dengan berdo'a yang dipimpin oleh guru, pelatih atau ketua latihannya.

Berbagai jenis olahraga pencak silat yang diajarkan ini dapat memperkuat fisik, mental, jasmani maupun rohani kepada peserta latihan, jika dilakukan secara kontinyu dan terus menerus tentunya. 

2. Melatih ketangkasan diri 

Pada tahapan ini peserta latihan silat di didik agar memiliki ketangkasan diri, keluwesan olah gerak tubuh, keterampilan bertahan, kemampuan menyerang secara tepat dan akurat. 

Biasanya pelatih mengajarkan bagaimana cara menangkis serangan, menghindar, kuncian, mematahkan serangan lawan, menggunakan tenaga dalam, meringankan tubuh maupun keahlian lainnya. 

Setelah mengolah fisik, maka dilanjutkan dengan mempelajari jurus-jurus silat, mulai dari jurus pertama sampai jurus pamungkas, teknik-teknik bertahan dan menyerang maupun bentuk-bentuk olah raga jasmani yang bersifat memperkuat tubuh, meringankan tubuh dan agar setiap gerakan yang dilakukan berenergi full power. 

3. Melatih ketenangan mental, jiwa dan spiritual. 

Bentuk latihan pada tahapan ini, peserta di gembleng agar memiliki ketahanan mental, jiwa dan spritual yang kuat supaya mampu menjaga diri dalam situasi dan kondisi apapun. 

Biasanya guru maupun pelatih mengajarkan cara membangkitkan energi inti tubuh, tenaga dalam, mengakses energi alam dan mempelajari program yang bersifat khusus ilmu beladiri pencak silat negeri ini.

Tentunya, untuk menginjak pada tahapan ini dibutuhkan penguasaan yang baik pada tahap-tahap latihan sebelumnya, artinya setiap siswa pelatihan harus menguasai dahulu program-program yang terdapat pada setiap tingkatannya dengan baik. 

Gambar : Berdo'a sebelum dan sesudah berlatih silat (Dokpri)
Gambar : Berdo'a sebelum dan sesudah berlatih silat (Dokpri)
Maka, sudah tentu jika olahraga pencak silat ini dipelihara dengan baik akan sangat banyak manfaatnya bagi diri dan masyarakat sekitar, terutama mampu menjaga Imunitas tubuh, kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit, dan tentunya mampu menjaga diri dari datangnya bahaya yang kadang muncul tidak terduga (silat akan memberikan gerakan reflex di saat terdesak). 

Tugas setiap individu harus mampu menjaga diri dari berbagai perbuatan jahat, yang jika dilihat pada situasi jaman sekarang begitu merajalelanya aksi-aksi pelanggaran hukum yang sangat merugikan seperti aksi pencopetan, pembulian, pemerasan, penculikan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan kejahatan-kejahatan lainnya. 

Gambar : Kegiatan latihan pencak silat siswa-siswi Arafah Cendekia Garut (Dokpri)
Gambar : Kegiatan latihan pencak silat siswa-siswi Arafah Cendekia Garut (Dokpri)
Ya tentu, kita pantas berbangga hati karena bangsa dan negara kita memiliki olahraga beladiri asli warisan dari nenek moyang kita terdahulu yang masih terpelihara dengan baik sampai sekarang. 

Kami berharaf olahraga pencak silat selaku warisan budaya yang luhur ini, tidak hilang tergerus oleh zaman. Apalagi jika sampai di klaim menjadi milik bangsa lain oleh karena banyak ditinggalkan oleh pemiliknya, tidak terpelihara baik dan seolah dianggap tidak penting lagi di pelajari pada masa modern ini.

Padahal, pencak silat memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia untuk semua zaman dan sudah diakui keberadaannya oleh dunia sebagai ilmu beladiri asli milik bangsa Indonesia.

Salah satu teladan yang patut di apresiasi dalam memelihara olahraga pencak silat, di perlihatkan juga oleh Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Islam Arafah Cendekia Garut dibawah asuhan Dr. KH. Dede Hidayat, M.Ag., beliau dengan kesungguhannya telah memasukan olahraga ini kedalam kurikulum pendidikan pondok pesantren dan sekolah.

Beliau selaku pendiri yayasan dan pondok pesantren Al-Qur'an Arafah Cendekia berpesan agar guru dan para santrinya dapat meneladani para ulama, kyai dan waliyullah terdahulu dalam kesempurnaan ilmunya, semua alumni di harafkan mampu hafidz Al-Qur'an, ahli ilmu agama, dapat mengenyam pendidikan umum yang setinggi-tingginya dan menguasai ilmu beladiri pencak silat sebagai ikhtiar lahir bathin untuk menjaga diri dan keilmuannya.

Pondok pesantren Arafah Cendekia membuka selebar-lebarnya kepada semua warga masyarakat, terutama yang ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP, SMK/MA/SMA atau lainya untuk bergabung menjadi santri/santriyah yang selama mondok akan di didik untuk menjadi ahli Al-Qur'an, ahli agama, lulus pendidikan umum dan terampil ilmu pencak silatnya.

Sehingga tercipta alumni yang kuat tauhidnya, kuat lahir-bathin, nyantri, terdidik, shaleh-shalehah, memiliki akhlak yang baik, taqwa dan mampu menjadi pemimpin teladan dan ulama panutan umat dan bangsa.

Gambar: Siswa putra asyik berdiskusi setelah berlatih silat (Dokpri)
Gambar: Siswa putra asyik berdiskusi setelah berlatih silat (Dokpri)
Selaku generasi bangsa yang cinta budaya silat, kamipun terus berusaha menjaga, memeliharanya dan melakukan estafet maupun transfer keilmuan kepada murid-murid tercinta disamping terus pula belajar untuk lebih memperdalam ilmu silat agar lebih sempurna lagi. 

Saat ini, kami selaku guru silat sedang giat mendalami ilmu beladiri silat secara lebih mendalam lagi (ngelmu jeroan), maksudnya memperdalam isi "sirr, asror, silat batiniyah dan hikmahnya" ilmu beladiri pencak silat. 

Dengan harapan nantinya keilmuan yang diajarkan dapat lebih praktis, menarik, menyenangkan untuk dipelajari, memiliki kebermanfaatan yang lebih besar dan sempurna. 

Kesungguhan dalam menjaga budaya bangsa yang baik ini, salah satunya dibuktikan dengan menjadi alumni gemblengan spiritual ilmu silat tauhid budaya Cirebon-Banten dari Paguron Samudera Daya Hikmah Nusantara yang diasuh Guru Besar Abah Surawijaya (Alm), Pondok Riadhloh Darul Hikmah Al-Garuty yang diasuh Guru Besar Ceng Rady Gunawan Limbangan, Padepokan Macan Telaga Merah (MTM)/Pesanggrahan Tirtamaya Bojonegoro yang diasuh Guru Besar Imam Makruf (Gus Imam).

Selain itu, kami juga mendapat gemblengan dari Ustadz/Kyai Ali Mashudi, M.G.A., pengasuh Yayasan Metafisika Awwalul Hidayah Batang Jawa Tengah dan mendapat gelar kehormatan Grand Master Penghusada (G.M.Ph), sekaligus Grand Master Spiritualis Al-Hikmah (G.M.SA) dengan terus mengikuti Ijazah dan gemblengannya.

Apa yang kami lakukan tiada lain bertujuan agar keilmuan lebih sempurna, bertambah, sekaligus memperluas serta memperkuat keilmuan lahir dan bathin, sekaligus menjaga ilmu asli warisan Nusantara dan mengamalkannya. 

Lebih lanjut lagi, secara history keilmuan pencak silat aliran putih yang kami pahami memang tidak pernah terlepas dari adanya perjalanan sejarah, dakwah dan perjuangan para wali songo sebagai cikal bakal adanya pencak silat di dunia ini.

Kini, eksistensi pencak silat telah diakui secara resmi bukan hanya oleh negara kita sendiri saja, akan tetapi sudah diakui pula oleh bangsa-bangsa lain dan negara-negara yang ada di dunia. 

Terbukti dengan dipertandingkannya cabang olahraga pencak silat di berbagai event regional maupun internasional, seperti pada setiap pesta olah raga Asia tenggara (SEA Game), pesta olahraga bangsa-bangsa Asia (Asian Games), pesta olahraga dunia (olimpiade/word cup) dan event-event internasional lainnya. 

Keahlian pencak silat juga dapat memberikan peluang yang sangat luas, nama besar dan perjalanan karir yang cemerlang bagi sebagian orang yang Istiqomah dalam memelihara Ilmu Pencak Silat seperti Iko Uwais dan kang Cecep dari paguron silat panglipur Garut, kini beliau menjadi bintang laga dan mendapat kontrak dari pengusaha raksasa film Holywood Amerika Serikat.

Sejak dulu tidak sedikit pula pesilat-pesilat Indonesia yang telah sukses kaya raya karena di kontrak oleh negara lain dengan harga pantastis dan sangat menggiurkan sekali, untuk mengajarkan silat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Francis, Finlandia, Belgia, Kanada dan negara lainnya.

Bahkan banyak warga negara lain yang datang secara khusus untuk berguru langsung di paguron-paguron silat yang ada di wilayah Indonesia.

Mereka ingin belajar ilmu beladiri silat secara langsung dari daerah asalnya di indonesia, memperdalam keilmuan secara lahir maupun bathin (luar-dalam) untuk selanjutnya akan diamalkan dan di ajarkan di negeri mereka sendiri.

Dengan pengalaman menimba ilmu silat lahir-bathin dan luar-dalam yang telah dipelajarinya itu, mereka akan mengembangkan di negaranya sendiri dengan menjadi pelatih silat, membuka Paguron sendiri dan menjadi pakar (ahli) ilmu beladiri silat.

Selaku bangsa yang besar pemilik asal muasal adanya pencak silat, tentunya menjadi suatu kewajiban bagi semua element masyarakat agar senantiasa terus menerus menjaga, memelihara, mendukung eksistensi dan mengangkat nilai luhur budaya pencak silat dengan sekuat tenaga dan kemampuan agar tetap abadi selamanya di bumi Nusantara ini.

Kuatkan hati untuk selalu Istiqomah mencintai, memelihara dan mendukung olahraga pencak silat agar tetap eksis dan berkembang pesat di bumi Indonesia.

Sisihkan waktu untuk berlatih pencak silat pagi atau siang setiap harinya, melalui olahraga ini akan di dapatkan manfaat yang sangat besar bagi diri kita, bukan hanya jasmani saja yang sehat dan bugar.

Akan tetapi mental, spiritual, otak dan fikiranpun akan tetap stabil. Sehingga dengan rutin berlatih silat imunitas tubuh akan menjadi kuat dan terus meningkat. 

Olahraga silat dapat menjadikan hidup kita sehat, tubuh kita kuat, mental dan spiritual selalu terasah, kepribadian tenang dan semua aktivitas berjalan lancar. 

"Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat"

Slogan itu dapat tercapai melalui keaktifan kita berlatih olahraga pencak silat pada setiap harinya. "Tiada hari tanpa olahraga" seperti itulah kira-kira yang pantas dilakukan agar tubuh kita tetap sehat dan kuat, imunitas tubuh terjaga dengan baik.

Sudah tentu berlatih pencak silat harus di sertai pula dengan mengutamakan pola hidup sehat, tidur yang cukup, hindari stres, makan yang teratur dan bergizi.

Dengan menjaga dan memeliharanya berarti telah menghormati dan melaksanakan amanah warisan budaya bangsa yang baik dari nenek moyang serta para pendahulu kita dalam kerangka mengangkat harkat dan martabat bangsa di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia.

Marilah kita pelihara dengan sepenuh hati dan tetap kita lestarikan bersama ilmu beladiri pencak silat lahir maupun bathinnya untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di kancah dunia internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun