Mohon tunggu...
Anto Medan
Anto Medan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ayuk.......

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mari Berenang di Danau Toba Aku yang Bau Amis

5 Mei 2016   14:46 Diperbarui: 5 Mei 2016   21:40 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan Danau Toba di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Minggu (19/4/2015). Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia yang tercipta dari hasil letusan gunung berapi raksasa (supervolcano) pada 75.000 tahun silam. (KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES)

Sudah beberapa tahun, agak enggan mengajak keluarga untuk bertamasya di danau toba.  Sering teringat, sewaktu kecil, sesudah mampir di rumah ompung di Siantar, biasanya kami menginap beberapa malam di Danau Toba. Waktu itu, Parapat Hotel adalah hotel favorit. 

Setiap malam, dengan berbekal senter dan jaring bertangkai (tanggok, istilah kami), kami menangkap udang-udang kecil, sedangkan yang dewasa memancing di seputaran danau. Ikan mujair sudah pasti dapat, terkadang juga ikan mas. Juga banyak ikan-ikan hias yang belang-belang, yang sering kita panggil 'ikan zebra'. (Sekarang, ikan zebra sudah tidak pernah terlihat lagi.)

Sambil mengumpulkan ikan kecil dan udang dalam gayung mandi milik hotel, anak-anak semakin antusias, sampai para ibu memanggil, menyiapkan makanan hangat dan minuman hangat sebelum naik ranjang, tidur sepuasnya mengumpulkan tenaga untuk kembali bermain air keesokan harinya.

Ternyata masa-masa itu tidak bisa lagi diulangi. Karena kesibukan kerja, kira-kira 5 tahun yang lalu, kami, 4 keluarga, menginap di Danau Toba. Senang sekali rasanya, apalagi mengingat masa-masa kecil dahulu kala. Sampai membeli perahu karet dan kompresor kecil, liburan menjadi semakin mengasyikkan. Tapi, entah kenapa ketika selesai bermain air, ketika membersihkan diri di kamar mandi hotel, rasanya kok badan bau ikan. Hadeuh, kok amis ya. Lalu saya teringat, memang banyak keramba-keramba apung di danau Toba. Masa sampai bisa membuat danau yang begitu besar berbau?

Kalau kita pernah memelihara ikan di dalam aquarium, pasti kita harus membersihkan atau membuang airnya sebagian secara periodik, supaya kualitas airnya tetap baik. Pernah sekali, saya ketika kecil, tidak mengganti air aquarium dalam jangka waktu 2 bulan, ketika diganti, ikan yang masih hidup berkurang, dan ajubile, baunya luar biasa. Apa mungkin, karena sisa makanan ikan dan kotoran padat ikan yang secara akumulatif selama belasan tahun, mengakibatkan kualitas air Danau toba menjadi begitu tercemar, seperti aquarium raksasa yang tidak pernah dibersihkan?

Memang secara teori, kotoran padat ikan bisa terurai menjadi tanah dan malah mungkin menguntungkan untuk mahluk hidup lainnya. Tetapi, kalau kotorannya terlalu banyak, alam pun tidak sanggup mengurainya. Atau, justru terlalu banyak yang terurai mengakibatkan ketidak seimbangan ekosistem? 

Satu hal yang pasti, kalau Danau Toba mau dijadikan daerah favorit untuk wisata internasional, maka, tidak ada pilihan, bau ikan harus dihilangkan dari air danau. Mana ada wisatawan yang mau kembali sesudah merasakan bau amis di danau, atau seperti yang sering ditulis, menimbulkan gatal-gatal? Karena ini adalah program Rizal Ramli, saya agak optimis kalau kualitas air danau akan membaik dalam masa yang akan datang.

Ada beberapa pilihan yang bisa diambil, menimbang banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam bisnis keramba apung secara keseluruhan, umpamanya:

1. Memindahkan keramba apung ke mulut sungai yang mengalir keluar dari Danau Toba.

2. "Memaksa" perusahaan yang beroperasi untuk 'dengan segala upaya' memulihkan kualitas air Danau Toba. Ini bisa dikerjakan umpamanya, dengan kapal pengisap sedimentasi, menaburkan atau menggunakan dolomit/kapur/karbon aktif, untuk memulihkan kualitas air. Atau pun, dengan memasang fasilitas pemulihan kualitas air. Besarnya biaya yang timbul, tidaklah seberapa bila melihat omset ekspor Aquafarm yang mencapai 500 milyar per tahun, malahan mungkin lebih, dan sudah beroperasi belasan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun