Mohon tunggu...
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK Mohon Tunggu... Dokter

Professional Medicine, Apoteker, Nutrition and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Keseimbangan Bagi Jemaah Haji Lansia

4 Juli 2025   13:07 Diperbarui: 4 Juli 2025   13:07 3613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien Haji (dokumentasi pribadi)

By. Dr. dr. Muhammad Nasir Ruki, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK, AIFO-K, FIHFAC1,2,3
 
Pendahuluan
Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 65 tahun ke atas. Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Penuaan ini berhubungan dengan penurunan bertahap dari fisik, mental, kesehatan, jumlah komorbiditas meningkat, risiko kecacatan dan ketergantungan pada orang lain meningkat.
Usia yang menua akan menyebabkan tubuh kehilangan keseimbangan, Hal ini dapat mempengaruhi karakteristik sistem saraf pusat dan sistem neuromuskular yang menyebabkan kecacatan dalam kinerja dan keseimbangan gaya berjalan (Gschwind et al., 2013). seimbangan sendiri dapat terganggu oleh perubahan kemampuan penglihatan, masalah vestibular, dan perubahan sensasi pada kaki.
Menurut  https://islam.nu.or.id , jemaah haji lansia tahun 2025 meningkat hingga 47384 orang. Jemaah Haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M sebanyak 47.384 orang atau 23,30 persen dari total kuota Jemaah Haji Indonesia saat ini. Komposisi usia lansia yang meningkat dibandingkan tahun 2024 akan meningkatkan pula risiko kesakitan dan kematian, salah satu diantaranya adalah risiko terjatuh.
Risiko jatuh pada jemaah haji lansia  merupakan hal yang perlu diwaspadai. Penyebab biasanya karena terjadi penurunan  kondisi medis yang mendasar seperti osteoporosis, arthritis, dan penyakit Parkinson. Hal tersebut menyebabkan risiko jatuh pada lansia menjadi tinggi.
Banyak di antara jemaah haji Indonesia mengalami fraktur atau dislokasi akibat terjatuh, terdorong saat turun dari bus, maupun terpeleset ketika menjalankan ibadah seperti tawaf dan sai, atau tergelincir di kamar mandi.
Apa Yang Membuat Lansia Lebih Rentan Jatuh?
Jatuh adalah suatu kejadian baik dilaporkan penderita ataupun orang lain yang melihat satu gerakan yang mengakibatkan lansia secara mendadak dan tidak disengaja terduduk atau terbaring di tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa adanya luka ataupun kehilangan kesadaran.
Jemaah haji lansia lebih rentan jatuh dibandingkan kelompok usia lainnya akibat: penurunan keseimbangan dan koordinasi tubuh antara lain;  
- Penurunan kekuatan otot, fleksibilitas, dan kecepatan gerakan tubuh; gangguan kesehatan seperti osteoporosis atau osteoarthritis;
- Gangguan penglihatan atau pendengaran;
- Efek samping obat-obatan tertentu; gangguan kognitif seperti demensia;
- Lingkungan yang tidak aman, seperti permukaan lantai yang licin, tangga yang curam, atau furnitur yang tidak stabil;
- Asupan Nutrisi yang tidak adekuat; dan
- Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga, sehingga tubuh menjadi lemah dan keseimbangan tubuh menurun. Penting untuk diingat bahwa beberapa penyebab ini dapat saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Peran Nutrisi dalam menjaga Fungsi Keseimbangan Jamaah Haji Lansia
Nutrisi yang seimbang memiliki dampak besar terhadap kesehatan fisik, mental, dan kognitif. Dalam konteks produktivitas dan konsentrasi, asupan makanan yang tepat memainkan peran penting untuk mendukung fungsi otak yang optimal.
Nutrisi seimbang dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas individu jamaah haji terkhusus jamaah haji lansia, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun saat melaksanakan ritual ibadah haji di Makkah maupun Madina.
Hubungan Nutrisi dan Fungsi Otak
Otak adalah organ yang sangat aktif secara metabolik, yang membutuhkan pasokan energi dan nutrisi secara konsisten. Nutrisi yang tidak seimbang, seperti kekurangan vitamin dan mineral tertentu, dapat memengaruhi neurotransmiter, yang bertugas mengatur mood, memori, dan konsentrasi.
Makanan kaya karbohidrat kompleks, seperti gandum utuh, ubi, dan talas, mengandung glukosa yang penting untuk otak. Glukosa membantu menjaga kadar gula darah stabil, sehingga menghindari fluktuasi energi yang dapat mengganggu konsentrasi.
Omega-3 menrupakan nutrisi yang ditemukan dalam ikan berlemak (salmon, tuna, ikan patin), kacang kenari, dan biji chia, berperan dalam menjaga struktur membran sel otak. Nutrisi ini terbukti meningkatkan daya ingat dan fokus, sehingga sangat membantu dalam menjaga fungsi kognitif dan keseimbangan lansia.
Vitamin B kompleks, terutama B6, B9 (folat), dan B12, merupakan nutrisi yang membantu pembentukan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin. Demikian pula kebutuhan mineral seperti zat besi, magnesium, dan seng, sangat penting untuk fungsi kognitif dan keseimbangan. Kekurangan vitamin dan mineral tersebut sering dikaitkan dengan kelelahan mental dan gangguan konsentrasi.
Dampak Nutrisi Buruk pada Produktivitas
Diet yang tinggi gula, makanan olahan, dan lemak trans dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan energi. Lonjakan kadar gula darah yang diikuti oleh penurunan mendadak sering kali menghasilkan kelelahan mental, rasa kantuk, dan kurangnya fokus, yang akhirnya memengaruhi produktivitas secara keseluruhan.
 
Bagaimana Penerapan agar Asupan Nutrisi Harian tercukupi untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Mengurangi Risiko Jatuh?
Berikut ini, Penulis memberikan beberapa tips;
- Sarapan rutin; Sarapan dengan kombinasi protein (telur, tahu), karbohidrat kompleks (roti gandum), dan lemak sehat (alpukat) membantu meningkatkan energi sepanjang hari.
- Hindari dehidrasi; Kondisi dehidrasi pada lansia, meskipun ringan, dapat menyebabkan penurunan daya ingat dan fokus. Minum air setidaknya 8 gelas per hari adalah langkah sederhana yang efektif.
- Makanan Ringan yang Sehat; Mengonsumsi camilan seperti kacang-kacangan, buah-buahan segar, atau yogurt rendah lemak dapat mencegah penurunan energi di tengah hari.
- Hindari Makanan Cepat Saji; Pilih makanan yang kaya nutrisi, bukan sekadar tinggi kalori. Fokus pada sayuran berwarna-warni, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh.
- Jika dianggap perlu, Penulis meyarankan agar konsumsi suplemen sesuai kondisi tubuh dan usia.
Pola makan yang tepat, jamaah haji terutama jamaah haji lansia dapat memaksimalkan kemampuan kognitif, mempertahankan energi sepanjang hari, menjaga keseimbanagan dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, menerapkan pola makan sehat merupakan investasi penting untuk kesehatan otak yang akan meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam jangka panjang. Terkhusus pada mereka yang akan dan sedang melaksanakan ibadah haji.
Selain pola menjaga pola makan, fungsi keseimbangan pada jamaah haji dapat ditingkatkan dengan menjaga kekuatan otot, yang selanjutkan akan penulis bahas pada tulisan berikutnya.
Tidak ada kata terlambat untuk sehat. Di manapun kapan pun, selalu menerapkan pola hidup sehat dalam keseharian dengan konsumsi makananan  yang sehat dengan nutrisi sesuai kebutuhan, olahraga yang teratur dan terukur, tidur yang cukup. kelola stress dengan baik, menciptakan vibes positif dalam keseharian.
Selamat membaca...
(Disadur dari berbagai sumber)
 
Penulis adalah :
Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Apoteker1
PPHI 2025 bertugas di KKHI Makkah2
Dokter RSUD Mulia Puncak Jaya, Papua Tengah3
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun