Mohon tunggu...
Legatum
Legatum Mohon Tunggu... Praktisi Seni dan Edukasi

Praktisi seni, budaya, pendidikan dan peneliti sosial.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Rilis "Antheoze Theory" Dalam Buku Terbaru Dr. Andi Sulistiadi

11 Agustus 2025   18:44 Diperbarui: 11 Agustus 2025   18:44 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami Antheoze Theory 

Jembatan Antara Teknologi dan Kemanusiaan Yang Dicetuskan dalam buku digital oleh ilmuan dan pakar budaya berkebangsaan Indonesia, Dr. Andi Sulistiadi atau Anthesianz

Dalam era di mana teknologi telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari, Teori Antheoze muncul sebagai kerangka baru untuk memahami bagaimana teknologi membentuk esensi kemanusiaan kita. Teori ini tidak hanya melihat teknologi sebagai alat, tetapi sebagai bagian integral dari pengalaman hidup dan subjektivitas kita. Antheoze meyakini bahwa setiap interaksi kita dengan teknologi, dari sentuhan pada layar hingga pengalaman virtual, adalah pengalaman yang jasmani, sensorik, dan terikat waktu.

Antheoze menantang paradigma tradisional dengan menekankan bahwa penelitian tidak bisa lepas dari subjektivitas. Ia menganggap pengalaman pribadi seorang peneliti sebagai data yang sah dan produktif. Pendekatan ini disebut penelitian autoetnografi, di mana peneliti menganalisis pengalaman pribadinya untuk menangkap dampak emosional dan tak kasatmata dari teknologi. Selain itu, deskripsi fenomenologis digunakan untuk menggambarkan struktur universal kesadaran kita---seperti bagaimana kita sadar akan waktu, tubuh, dan keberadaan di dunia---tanpa mereduksinya menjadi sekadar data.

Dengan menggabungkan kedua metode ini, Antheoze menciptakan 'embodied digital narratives' atau narasi digital yang terwujud. Narasi ini menghubungkan cerita personal dengan pola universal, mengungkapkan dimensi fisik, emosional, dan spiritual dari kehidupan digital kita.

Implikasi dari teori ini sangat luas. Pertama, Antheoze memperluas pemahaman kita tentang manusia dengan menawarkan pandangan holistik, yang mencakup dimensi kognitif, emosional, jasmani, dan spiritual dalam penggunaan teknologi. Kedua, teori ini menantang paradigma riset tradisional yang mengutamakan objektivitas yang terpisah. Sebaliknya, ia mendorong penelitian yang reflektif, jujur, dan sensitif secara etis.

Di ranah desain, Antheoze menggeser fokus dari desain yang berpusat pada pengguna menjadi desain yang berpusat pada keberadaan. Ini berarti teknologi dirancang untuk mengintegrasikan ritme manusia, keterikatan waktu, dan spiritualitas. Terakhir, teori ini juga mengusung "etika teknologi-spiritual", sebuah etika yang memastikan teknologi mendukung nilai, makna, dan pertumbuhan spiritual manusia.

Singkatnya, Antheoze adalah sebuah teori yang mengajak kita untuk merenung lebih dalam tentang hubungan kita dengan teknologi, melihatnya sebagai cerminan dari kemanusiaan kita yang utuh---jasmani, spiritual, dan penuh makna.

Teori Antheoze: Kerangka Interdisipliner Memahami Kondisi Manusia di Era Digital

Teori Antheoze adalah sebuah kerangka interdisipliner yang dirancang untuk memahami kondisi manusia di dunia yang sarat teknologi digital saat ini. Teori ini menggabungkan pendekatan autoetnografi dan fenomenologi untuk mengeksplorasi perpotongan antara pengalaman hidup, keberadaan fisik, spiritualitas, dan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun