Sabtu, 18 Oktober 2025, Lapangan Depan Rektorat Universitas Brawijaya dipenuhi keramaian dan warna-warni budaya dalam acara tahunan Kampung Budaya. Mengusung tema "Menyulam Warisan Merajut Masa Depan," kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi lintas elemen mahasiswa dalam merayakan keberagaman budaya Indonesia sekaligus memperkuat rasa persatuan di tengah derasnya arus globalisasi.
Kampung Budaya adalah mega program kerja tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB). Acara ini menghadirkan partisipasi mahasiswa UB, Forum Daerah Universitas Brawijaya, Forum Daerah se-Malang Raya, serta mahasiswa internasional dan peserta dari perguruan tinggi negeri/swasta dan SMA sederajat. Tujuannya tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya daerah, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan semangat melestarikan budaya lokal di kalangan generasi muda.
Menurut Wasfah, panitia dari Badan Pengurus Harian (BPH) yang terlibat, "Dari kacamata panitia khususnya BPH, aku merasa acara ini super sukses. Kami menghadapi banyak kendala di belakang layar yang bisa saja membuat acara gagal, tapi justru tidak terduga acara berlangsung sukses dengan antusiasme yang tinggi. Padahal, tanggal 18 Oktober juga berbarengan dengan banyak event konser di Malang, tapi Lapangan Rektorat UB tetap penuh dengan pengunjung. Dukungan dari Forum Daerah dan UMKM sangat membantu kelancaran acara ini."
Kegiatan Kampung Budaya ini secara resmi tidak berada di bawah naungan fakultas, melainkan sebagai acara tingkat universitas dengan kepanitiaan yang melibatkan berbagai elemen mahasiswa dari bermacam fakultas. Proses persiapan acara sudah dimulai sejak April 2025, melalui pembentukan panitia secara bertahap dari Ketua Pelaksana hingga staf divisi yang secara intensif merencanakan dan mengevaluasi persiapan sampai hari H.
Puasnya pengunjung terlihat dari antusiasme Prily, mahasiswa Peternakan UB angkatan 2024, yang mengatakan, "Seru banget, nggak ekspektasi acara semeriah itu. Apalagi diundang Forum Daerah seluruh Indonesia dengan penampilan yang totalitas."
Sementara itu, Khalisya, peserta bazar dari Forum Daerah Situbondo, memberikan catatan penting terkait penyelenggaraan, "Acaranya seru dan informatif untuk mengenalkan budaya daerah lain, mulai dari makanan, budaya, hingga tradisi yang ada. Ini menambah wawasan dan kesadaran saya untuk melestarikan budaya Indonesia." Namun, ia menambahkan agar ke depan, "Bazaar bisa lebih tertata konsepnya supaya setiap daerah dapat menampilkan semua komponen budaya mereka secara lengkap, seperti makanan, pakaian adat, alat musik, dan tradisi."
Kampung Budaya Universitas Brawijaya 2025 berhasil menjadi panggung penguatan budaya dan solidaritas antar daerah di lingkungan kampus. Meski menghadapi beragam tantangan, kegiatan ini sukses menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat sekitar. Pesan dari peserta menyoroti pentingnya penyelenggaraan yang lebih tertata, khususnya dalam bazar budaya, agar potensi tiap daerah dapat terpapar secara maksimal.
Acara ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga menyulam dan merajut masa depan bangsa melalui peran aktif generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai agen budaya masa kini dan nanti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI