Mohon tunggu...
Anna Damayanti
Anna Damayanti Mohon Tunggu... -

I am nobody, just like you ... ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Last Memories - Dancing with Michael, in Love" [1]

2 November 2017   12:13 Diperbarui: 3 November 2017   06:43 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilintasinya samudera, dilintasinya pulau demi pulau, dibawanya ke angkasa untuk menyentuh matahari. Hana terpesona oleh pandangan matanya. Keduanya terbang melintasi benua mencari setiap sudut yang menarik hati mereka.

Hingga di titik nadir, saat hangatnya matahari membakar kulit, Hana mulai tersadar dari takjubnya. Dibukanya mata yang terbuka itu. Di pandangnya sayap legam milik Halael. Dicobanya untuk memegang bulu itu dan merasakannya.

Sayap itu legam tapi halus, Hana merasai bulu sayap itu, dicarinya tulang bulu sayap itu, namun tak ada. Bulu sayap itu seakan menyatu tanpa ada tulang bulu yang dapat dicabut.

Di ketinggian sepuluh ribu kaki itu, Hana hanya dapat merapatkan tubuhnya pada genggaman Halael. Melepaskan pegangan itu hanya akan membuatnya terjatuh dari ketinggian yang tak mungkin dapat ditahankan.

Di ketinggian itu Halael kembali mencoba menarikan tarian klasik kesukaannya. Hana yang masih terpesona oleh indahnya langit pagi hari dan hangatnya matahari mencoba untuk mengikutinya.

Saat tangan Hana terulur ke atas, mendadak mengembanglah sepasang sayap berwarna kelabu dari kedua tangannya. Lalu menarilah mereka.

Namun tepat pukul dua belas tengah hari. Matahari mengamuk dengan memancarkan panasnya dua kali lebih dari biasanya.

Halael tak mampu menahan panasnya matahari itu, diajaknya Hana terbang lebih rendah hingga dibawah awan.

"Hana, aku harus pergi." Kata Halael sambil melepaskan pegangan tangannya lalu pergi terbang menembus awan dan hilang dikesunyian cakrawala.

Hana yang tidak bersiap-siap untuk kehilangan pegangan dari Halael mendadak kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke bumi. Untunglah sayap yang ada di tangannya menahan tubuhnya untuk meluncur dengan cepat ke bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun