Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urbanisme, Tata Kehidupan Kota dan Way Of Life

9 April 2025   06:11 Diperbarui: 12 April 2025   06:20 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kapitalisme mau tak mau akan tetap memerlukan urbanisasi guna menyerap nilai lebih yang dibawa oleh para migran, buruh dan karyawan. 

Hukum "coercive laws of competition" dengan kata lain persaingan antar pemilik perusahaan di perkotaan menyerap setiap individu untuk menjadi kaum urban yang baru dengan nilai tenaga kerja yang tetap murah demi menghasilkan produksi yang tetap massif sehingga menghasilkan nilai lebih khususnya bagi para pengusaha dan boss perusahaan di wilayah perkotaan. 

David Harvey mengungkapkan  argumennya bahwa urbanisasi selalu muncul menjadi fenomena klas, karena pertumbuhan kota pasti dihasilkan dari "surplus value" (nilai lebih) para pekerja yang menghidupkan ekonomi kota. 

Pertumbuhan kota erat kaitannya dengan isu klas mengingat distribusi kekayaaan yang semakin terekstraksi dengan kaum elit, persis ketika rezim kesejahteraan dan kekuasaan berpusat pada oligarki keagamaan pada zaman pertengahan.

Beberapa anasir yang menjadi ciri tata kehidupan kota diambilnya dari kelas sosial-ekonomi yang paling rendah seperti desorganisasi sosial sedang anasir-anasir lain diambilnya dari sifat-sifat elit kota seperti rasionalitas dan ini semua kemudian dihimpun menjadi satu generalisasi tentang tata kehidupan kota. 

Akan tetapi Wirth adalah salah seorang sosiolog yang pertama-tama berusaha menyusun sebuah model dari tata kehidupan kota dalam bukunya Urbanism as a way of life. Ia berusaha menyusunnya dalam bentuk sejumlah pendirian, yang berhubungan yang satu dengan yang lain, yang secara demikian itu harus merupakan suatu teori tentang urbanisme. 

Pendirian-pendiriannya itu disimpulkannya dari ciri-ciri kota, yang dapat ditemukan. Pendirian-pendirian itu sebagian didasarkan atas dan didukung oleh sejumlah besar data penelitian, meskipun masih perlu diadakan verifikasi lebih lanjut." 

Dengan cara pendekatannya itu Wirth jelas mengikuti jejak ahli-ahli sosiologi klasik seperti Maine, Tonnies, Duirkheim, dan Weber, yang ingin menyusun tipe ideal dari masyarakat modern dan pramodern. Ditempatkannya terutama masyarakat yang sudah mengalami modernisasi akibat revolusi industri berlawanan dengan masyarakat pedesaan. 

Dengan semakin besarnya urbanisasi masyarakat, timbullah perbedaan-perbedaan pada sifat-sifat manusia dan orde sosialnya. "Dengan memandang masyarakat industri-perkotaan dan masyarakat rakyat pedesaan sebagai tipe-tipe ideal dari masyarakat, kita dapat memperoleh perspektif untuk mengadakan analisa dari model dasar pergaulan manusia seperti yang terdapat dalam kebudayaan dewasa ini".

Untuk keperluan sosiologi ia berpendapat, bahwa kota itu dapat didefinisikan sebagai: tempat pemukiman yang relatif besar, berpenduduk padat dan permanen dari individu-individu yang secara sosial heterogen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun