Mohon tunggu...
Anselmus Puasa
Anselmus Puasa Mohon Tunggu... Dosen - nama panggilan Amos

Amos si penggemar film Kung Fu China

Selanjutnya

Tutup

Politik

Elektabilitas dan Isi Tas dalam Momentum Mencari Pemimpin

18 September 2020   21:13 Diperbarui: 18 September 2020   21:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketiga, Money atau uang. Kata orang: "Jika mau urusan jadi mulus, maka harus pakai fulus" (money). Apalagi dalam ajang yang paling bergengsi itu. Namanya saja, pesta demokrasi. Jadi,  harus ada biaya pestanya. Dan biaya pesta itu sangat menentukan,apakah suatu pesta itu sukses ataukah tidak. Pesta besar dengan biaya kecil, apalagi tanpa biaya sama sekali, maka jangan berharap orang-orang akan datang untuk memeriahkan pesta tersebut.

Pada ajang pemilihan seorang pemimpin,  figur atau kandidat itu adalah tuan pestanya. Sedangkan para konstituen (pemilih) adalah orang-orang yang datang untuk menyenangkan dan memenangkan  pesta demokrasi yang sedang berlangsung itu. 

Bagi pemilik pesta yang punya isi tas-nya tebal, maka tidak akan mengalami kesusahan dalam menghimpun atau mendatangkan para peserta pesta dari mana saja (jauh maupun dekat). Sebagai tuan rumah (pemilik pesta) yang baik, harus paham betul dengan budaya setempat. Yakni, tidak hanya menjamu dengan makan minum saja, tetapi juga harus disertai dengan sedikit hadiah atau kado bagi mereka yang datang untuk menyenangkan dan memenangkan tuan pesta.

Pesta demokrasi sangat berbeda dengan pesta ulang tahun atau pesta pernikahan. Pada pesta ulang tahun atau pesta perkawinan,  pemilik pesta akan diberi kado atau hadiah, oleh para pengunjung pesta. Sedangkan pada pesta demokrasi, pemilik pestalah yang harus memberi kado atau hadiah kepada para peserta yang menghadiri hajatan pesta demokrasi tersebut. 

Pragmatis-Materialis

Gaya hidup modern telah ikut membentuk sikap dan karakter manusia dewasa ini  sebagai orang modern, dengan yang namanya gaya hidup pragmatis. Pragmatis berasal dari kata bahasa Yunani "pragma" artinya: tindakan, perbuatan atau perilaku.  

Pragmatis adalah suatu tindakan atau perbuatan benar dengan membawa akibat  yang bermanfaat. Jadi pragmatis-materialis adalah suatu tindakan atau perbuatan yang membawa manfaat atau keuntungan secara materi. Akhirnya, suatu tindakan atau perbuatan tidak diukur dari makna secara moral, tetapi diukur semata-mata pada hasil akhir, apakah mendatangkan manfaat ataukah tidak; dan manfaat itu adalah sesuatu yang menguntungkan ataukah tidak. 

Gejala gaya hidup pragmatis-mateialis  bagaikan virus corona  yang cepat sekali mewabah orang-orang modern. Hal ini dikarenakan masyarakat modern adalah masyarakat yang terdidik untuk bersaing dan berkompetisi. 

Bagi yang  mampu bersaing dan memenangkan suatu kompetisi kehidupan, disanjung-sanjung; sedangkan bagi yang tidak mampu bersaing dan kalah dalam kompetisi, dipandang sebagai malas atau pecundang. Jadi semangat bersaing dan semangat berkompetisi itulah, membuat orang tampil untuk saling menjatuhkan, saling mengalahkan dan saling menghambat.

Nilai keberhasilan dan kesuksesan diukur dari aspek materi. Orang yang memiliki kekayaan materi dipandang sebagai orang sukses, dihargai, dihormati dan disanjung-sanjung. 

Siapa yang tidak mau dihormati dan disanjung ? Rupanya tidak cukup sampai di situ saja, orang-orang yang sukses secara ekonomi (isitasnya berlimpah), bergerak melangkah untuk mendirikan dan mengurus partai politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun