Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi Pendidikan: Mengapa Indonesia Harus Mengikuti Jejak Singapura untuk Meraih Kemajuan?

15 April 2024   12:14 Diperbarui: 15 April 2024   12:17 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi urgensi dan kebutuhan perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia dengan menggunakan Singapura sebagai benchmark | ideogram.ai

Memahami perbedaan mendasar antara sistem pendidikan di Indonesia dan Singapura sangat penting, terutama dalam konteks pengembangan sumber daya manusia yang mampu bersaing di tingkat global. Singapura, dengan sistem pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan nyata dunia modern, telah menjadi contoh yang sering diteladani oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Singapura secara konsisten mengalokasikan sebagian besar anggaran negaranya untuk pendidikan, yang mencerminkan komitmen negara terhadap pembelajaran seumur hidup dan inovasi pendidikan

Pada awalnya, yang mencolok dari sistem pendidikan Singapura adalah investasi besar yang dilakukan pemerintah terhadap pendidikan. Singapura mengalokasikan sebagian besar dari anggaran negaranya untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah dilengkapi dengan teknologi terbaru dan metodologi pengajaran yang efektif. Hal ini berbanding terbalik dengan situasi di Indonesia, dimana pendidikan masih sering kali terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan sumber daya.

Dalam hal kurikulum, Singapura sangat proaktif dalam memastikan bahwa materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan. Ini bukan hanya tentang mengajarkan teori, tetapi juga tentang mengintegrasikan keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, kepemimpinan, dan kreativitas ke dalam kurikulum. Di Indonesia, meskipun ada inisiatif serupa, implementasinya masih belum sejajar dengan apa yang diterapkan di Singapura. Kurikulum di banyak sekolah di Indonesia masih berfokus pada pembelajaran hafalan, yang kurang mendukung pengembangan kemampuan analitis dan kreatif yang diperlukan untuk era kompetisi global saat ini.

Metodologi pengajaran di Singapura dirancang untuk mempromosikan keterampilan analitis dan kreatif, yang merupakan kunci sukses dalam ekonomi berbasis pengetahuan saat ini

Perbedaan lain yang signifikan terletak pada pendekatan terhadap kewirausahaan. Di Singapura, siswa diajarkan untuk berpikir seperti entrepreneur mulai dari usia muda. Sekolah-sekolah menyediakan program-program yang mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide inovatif dan menerapkannya dalam proyek nyata. Sementara itu, di Indonesia, meskipun ada peningkatan dalam inklusi pendidikan kewirausahaan di beberapa lembaga, masih banyak siswa yang lulus tanpa keterampilan dan kepercayaan diri untuk memulai bisnis sendiri.

Kurikulum pendidikan di Indonesia harus terus berevolusi untuk memenuhi tuntutan pasar global dan mempersiapkan siswa tidak hanya secara akademik, tetapi juga sebagai pemikir kritis dan inovator

Tidak hanya kurikulum dan infrastruktur yang membedakan kedua negara ini dalam hal pendidikan. Budaya pendidikan yang sangat kompetitif di Singapura juga memainkan peran besar. Singapura memiliki sistem yang sangat meritokratis dimana setiap aspek pendidikan, dari guru hingga fasilitas, diarahkan untuk menghasilkan hasil maksimal dari siswa. Di Indonesia, pendekatan ini kurang terasa, dimana sistem pendidikan sering kali lebih inklusif dan kurang kompetitif, yang memiliki kelebihan dalam hal mengurangi tekanan mental pada siswa tetapi kadang-kadang kurang dalam memacu prestasi tertinggi.

Untuk memperkaya sistem pendidikan di Indonesia dan mengambil inspirasi dari Singapura, penting bagi pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia untuk mengevaluasi dan merancang ulang kurikulum yang mendukung kreativitas dan inovasi, serta mengintegrasikan lebih banyak peluang praktik industri ke dalam proses belajar mengajar. Kolaborasi antara institusi pendidikan dengan industri harus ditingkatkan untuk memberikan siswa pengalaman nyata dan relevan, yang akan membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkompetisi dan berhasil dalam ekonomi global.

Pengalaman industri yang diberikan kepada siswa selama masa pendidikan mereka adalah kunci untuk memastikan bahwa mereka siap untuk tantangan nyata dari dunia kerja

Selain itu, penguatan budaya kewirausahaan melalui pendidikan juga bisa menjadi kunci untuk membuka potensi ekonomi dan sosial yang lebih besar di Indonesia. Dengan memberikan siswa alat dan motivasi untuk memulai dan mengelola bisnis mereka sendiri, Indonesia tidak hanya akan meningkatkan kekuatan kerjanya tetapi juga akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan mengadopsi beberapa strategi ini, diharapkan Indonesia tidak hanya akan memperbaiki kualitas pendidikannya tetapi juga akan mendorong lahirnya generasi baru yang siap untuk tantangan masa depan dengan keberanian, kreativitas, dan kemampuan adaptasi yang tinggi. Ini akan membantu Indonesia tidak hanya untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara seperti Singapura tetapi juga untuk menjadi pemimpin dalam pendidikan dan inovasi di kawasan Asia Tenggara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun