Mohon tunggu...
Anri Rachman
Anri Rachman Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Sekolah Madania, Kabupaten Bogor

Bukan manusia baik, bukan pula manusia jahat, hanya manusia dengan dosa yang berusaha memberikan yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Festival Budaya dan Agama

31 Januari 2019   12:04 Diperbarui: 31 Januari 2019   12:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurangnya pemahaman siswa tentang suatu budaya dan agama selain yang dianut dapat menjadi benih-benih radikalisme. Suatu saat benih-benih tersebut dapat menjadi bom waktu dan meledak kapan pun. Hal ini tentu saja menjadi perhatian khusus dan tugas serta kewajiban sekolah untuk menangkalnya.

Menangkal radikalisme yang sedang begitu gencar terjadi sekarang ini dapat dimulai di lingkungan sekolah. Sekolah dapat menjadi tempat paling efektif untuk memberikan pendidikan dini dalam menangkal radikalisme. 

Selain memberikan pengetahuan kebangsaan dan keagamaan sebagai benteng utama dalam menangkal radikalisme, sekolah juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mempresentasikan nilai-nilai keterbukaan, persamaan, toleransi, integritas, inklusif, dan egaliter.

Seperti kita ketahui bahwa dunia pada umumnya dan bangsa kita pada khususnya memiliki banyak budaya dan agama. Namun karena kurangnya pengetahuan kita terhadap budaya dan agama lain seringkali mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman. Festival budaya dan agama dapat menjadi pilihan kegiatan untuk memupuk nilai-nilai keterbukaan, persamaan, toleransi, integritas, inklusif, dan egaliter siswa di sekolah.

Sebagai suatu bangsa yang Bhineka Tunggal Ika, keberagaman semestinya telah diperkenalkan sejak dini di sekolah-sekolah. Tidak hanya dalam bentuk pengetahuan tapi juga pengalaman langsung bagi siswa. 

Dengan menyentuh dan merasakan langsung keberagaman budaya dan agama, siswa diharapkan dapat menebar nilai-nilai keterbukaan, persamaan, toleransi, integritas, inklusif, dan egaliter.


Melalui kegiatan festival budaya dan agama siswa dapat saling bertukar kisah dan pengalaman mengenai budaya dan agamanya masing-masing untuk saling mengenal. Tidak hanya itu, dari kegiatan tersebut, siswa mendapatkan jawaban tentang keingintahuan dan rasa penasaran mereka terhadap budaya dan agama lain. Sehingga mereka tahu bagaiamana harus bersikap saling menghormati dan menghargai serta apa yang harus mereka lakukan terhadap sesama.

Isu budaya dan agama memang sangat sensitif, tapi budaya dan agama pun dapat menjadi pintu utama dalam menangkal radikalisme dan menggapai perdamaian. Sebagai manusia yang berbudaya dan beragama, tentunya kita memiliki kewajiban untuk saling menghormati dan menghargai antarsesama. 

Pada hakikatnya, melalui budaya dan agama, manusia akan memahami keberadaannya di bumi ini, karena manusia, budaya, dan agama tidak dapat dipisahkan. Seperti dikatakan oleh Cliford Geertz, seorang ahli antropologi asal Amerika, "Tanpa manusia, budaya tak akan ada. Namun lebih penting dari itu, tanpa budaya, manusia tak akan ada."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun