Bersamaan dengan persepsi subyektif dari arakhnofob, ini memberikan ukuran obyektif dari respon rasa takut mereka. Secara efektif menciptakan sistem loop tertutup.Â
Dengan cara ini, kita dapat menyesuaikan terapi dengan kebutuhan pribadi pasien, "jelas Ihmig. Elemen permainan seperti ukuran, jumlah dan jarak laba-laba, serta perilaku gerakan arakhnida, dapat disesuaikan secara dinamis.
Para peneliti Fraunhofer menggunakan elektroda perekat untuk mengukur ECG dan konduktansi kulit. Pernapasan dimonitor dengan bantuan tali dada dengan sensor piezoelektrik.Â
Sinyal diukur ditransmisikan secara nirkabel melalui Bluetooth ke perangkat lunak manajemen terapi. Semua data pada sesi dan kursus terapi diarsipkan dalam database dan tersedia bagi terapis dan peneliti klinis untuk analisis.
Baca juga:AR Glasses Membantu Anak-anak Penderita Autisme Untuk Berinteraksi
Efektivitas yang Akan Ditentukan Dalam Studi Klinis
Pada musim semi 2019, studi validasi akan mulai mengevaluasi efektivitas terapi digital. Pendekatan serupa menggunakan kacamata virtual reality (VR) telah menunjukkan bahwa hasil yang baik dapat dicapai dengan bentuk terapi ini. Hasil dari analisis adalah meletakkan dasar untuk konsep perawatan lebih lanjut.Â
Bisa dibayangkan, misalnya, bahwa terapi dapat diterapkan untuk fobia lain seperti takut ular atau kecoak. "Kami berharap bahwa hasil dari studi klinis membuka perspektif baru untuk mengobati pasien yang menderita fobia spesifik," kata Ihmig.
Sungguh luar biasa bahwa teknologi bisa menjadi solusi untuk mengobati penyakit psikologis seperti fobia ini, diharapkan kedepannya semakin banyak lagi terobosan yang dilakukan dalam penggunaan teknologi untuk pengobatan dan terapi penyakit jenis lain, supaya teknologi tidak hanya sekedar memiliki kesan "canggih" saja, tetapi juga bisa bermanfaat untuk kepentingan semua orang.