Mohon tunggu...
Khairul
Khairul Mohon Tunggu... Freelancer - Reading, Literation, and Creation

Jika saint tidak dapat membuat kita abadi, maka menulis lah jika ingin abadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keseimbangan Antara Membaca dan Menulis

8 Agustus 2019   17:46 Diperbarui: 8 Agustus 2019   18:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sangat memprihatinkan jika melihat data statistik Unesco tentang minat baca rata-rata orang Indonesia yang dalam media masa, berbagai macam buku lokal, maupun berbagai macam jenis artikel penuh dengan tulisan-tulisan. 

Saya kadang berpikir bahwa, apakah orang Indonesia sebagian besar penduduknya sudah terlalu pandai sehingga minat untuk membaca dan membeli buku sangat minim, terlebih terlalu banyaknya tulisan-tulisan pada berbagai macam artikel itu apakah semua adalah melulu tentang hal-hal teknis, atau mendapati mimpi telah membaca ribuan buku, atau mencari daftar pustaka cukup hanya klik Google ?

kita boleh optimis tentang kerangka berpikir kita sendiri bahwa hanya ketika kita melihat video tokoh-tokoh besar lalu kita menulis tentang berbagai macam hal, akan tetapi dalam setiap pembahsan tentunya ada bagian-bagian yang terpotong dari pembahasan itu sendiri. Karena itulah kadang banyak hal dalam ruang lingkup sosio kulture masyarakat kadang terlalu prontal menyikapi belbagai hal karena kurangnya memahami sebab akibat dari suatu polemik, sebagai contoh :

"kerana penulis tak berbakat
mudah mendapat tempat
di hati pembaca
yang tak tau membaca"
T. Alias Taib, Seberkas Kunci 

Dari kutipan diatas, kita dapat mempelajari beberapa hal bahwa, terkadang bukan tulisan-tulisan itu yang berkualitas, akan tetapi karena minimnya pengetahuan kita sehingga  kita kadang mudah jatuh hati dan kadang mengagungkan kutipan-kutipan si penulis. Dan penulis yang hanya sekedar menulis terkdang tidak terlalu memikirkan sebab dan akibat dari tulisan-tulisannya sehingga orang yang tidak terlalu senang membaca terkadang dibutakan oleh sesuatu yang menurut sipembaca adalah logis. Maka jadilah penulis yang bijak, yang mana juga selain menuangkan tulisan juga mengisi pemahaman dengan berbagai macam sumber yang valid dan dapat dipertanggung jawab kan, dari pembahasan ini saya dapat mengsitilahkan sebagai berikut :

Dengan membaca, kamu dapat mengetahui tiga masa, yaitu ;

Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Dengan menulis, kamu dapat menjadi tiga karakter, yaitu ;

Karakter yang baik, karakter yang netral, dan karakter yang buruk.

Dengan mengaplikasikannya, maka kamu akan abadi

Di Thailand, hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul. Sementara di Singapura dan Malaysia 6 judul buku, di Jepang 15 judul buku. Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul buku. Sedangkan di Indonesia, tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun, hanya kewajiban mambaca 15 menit setiap hari bagi siswa sekolah sejak tahun 2014. 

Sumber data: disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun