Mohon tunggu...
Angel aja
Angel aja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka membaca artikel-artikel dari internet, untuk menambah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mempertanyakan Kelayakan Para Caleg Artis

19 Februari 2024   09:08 Diperbarui: 19 Februari 2024   14:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Zaman sekarang jaringan politik dapat diraih oleh siapa saja, siapapun yang kompeten dapat masuk ke dalam dunia politik, termasuk para artis. Tapi apakah para artis benar-benar kompeten dalam berpolitik? Apakah mereka memiliki tujuan untuk kepentingan Indonesia maju? Atau memiliki tujuan lain? Tentunya hal ini bukan hal baru. Sebagian dari para artis sudah masuk ke dunia politik bahkan sejak orde baru. 

Para artis  yang memasuki dunia politik memiliki maksudnya sendiri, dengan program kerja (proker) visi misi, yang mereka hasilkan. Apakah artis hanya menjadi "beban" dipemerintahan? Tentunya itu menjadi evaluasi pemerintah dan masyarakat yang merasakan kepemimpinanya. Politik Indonesia tidak menghalangi artis untuk terjun ke dunia politik. Mereka bisa mengikuti pencalonan untuk bekerja di pemerintahan. 

Keberadaan artis dalam dunia politik sudah ada sejak zaman orde baru sebagai kader partai. Namun, kebanyakan dari mereka hanya sebagai penghibur dan juru kampanye, bukan caleg. 

Menurut laporan Tempo edisi 9 April 1977, pada Pemilu 1971 mereka difungsikan hanya sebagai penghibur partai Golkar, bukan juru kampanye, seperti Koes Plus, Lilies Suryani, dan grup lawak Kwartet Jaya. Partai Golkar itu mengumpulkan para artis dalam wadah Tim Kesenian Safari Artis. Partai Golkar memanfaatkan jaringan artis-artis di daerah untuk dimajukan sebagai juru kampanye mereka. Masuknya para artis dalam dunia politik ini sudah menjadi hal biasanya dalam dunia politik Indonesia. 

Popularitas para artis sering dimanfaatkan oleh partai maupun parlemen untuk memperoleh suara. Namun, artis yang bergabung dalam sebuah partai atau masuk ke dalam dunia politik saat itu tidak terlalu mengumbar diri bahwa mereka masuk ke dalam dunia politik. 

Hal ini dapat dipengaruhi karena teknologi seperti gadget yang belum secanggih sekarang, terutama saat itu sosial media berkembang seperti sekarang, sehingga artis yang bergabung ke partai atau masuk ke dunia politik tidak seterbuka atau secara terang-terangan berkampanye mengungkapkan bahwa mereka menjadi bagian dari suatu partai atau menyatakan diri bahwa mereka menjadi bagian dari dunia politik.

Lalu, para artis saat itu juga hanya sebagai anggota yang mempopulerkan partai, belum banyak yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif. Artis zaman dahulu terkesan lebih mengetahui kapasitas atau kualitas diri mereka dalam berpolitik dan kontribusi apa yang bisa mereka berikan bagi partainya melalui entertaiment. 

Lain halnya dengan sekarang. Tahun 2024 ini menjadi tahun politik yang hangat dengan adanya pilpres, pileg dan pilkada secara bersamaan. Saat ini, banyak sekali artis-artis yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif pada pemilu 2024 dengan tujuan partai dan artis itu sendiri. 

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya baliho artis yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif terpasang di jalanan. Artis yang menjadi caleg juga secara terang-terangan  memanfaatkan sosial media sebagai media berkampanye, mengingat sekarang ini banyak sekali orang yang bermain media sosial, seperti Tik Tok, Instagram, dan X (Twitter). 

Kampanye melalui media sosial tersebut cukup efektif bagi para caleg (artis). Keterlibatan artis di dunia politik juga berpengaruh pada elektabilitas partai dan ketenaran partai, tak heran jika sekarang para artis melakukan kampanye secara terang-terangan mulai dari pemain sinetron, pelawak, presenter televisi, dan musisi. 

Tahun ini, Partai Amanat Nasional  (PAN) menjadi partai dengan  jumlah pengusung artis terbanyak, sebanyak 17 artis, seperti, Astrid Kuya, Eko Patrio, Ely Sugigi, Uya Kuya, Pasha Ungu, dan Verrel Bramasta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun