Mohon tunggu...
ANNISYA
ANNISYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - blog milk Annisya

Annisya Andrianti adalah seorang musisi dan penyanyi yang juga sedans menempuh jalur pendidikan pada bidang Manajemen di Universitas Siber Asia. Di umurnya yang 19 tahun, Ia telah terjun pada duna bisnis pada industri musik sejak beberapa tahun lalu hingga pada akhirnya memutuskan untuk membangun production house bersama kawan-kawannya bernama 'E-merge productions' yang hingga kini beroperasi dengan baik dan semakin berkembang

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Kelangkaan Bahan Baku terhadap Manajemen Persediaan pada Industri Kecil Mebel Kayu

10 November 2021   15:18 Diperbarui: 10 November 2021   15:34 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam Materi manajemen rantai pasok, inventory management merupakan suatu hal yang penting dan krusial untuk suatu perusahaan dalam pengoptimalan proses waktu produksi sehingga dapat memberikan produk yang maksimal. 

Manajemen persediaan sendiri bertujuan agar terjadinya minimum waste, menghindari persediaan out of stock, serta meningkatkan efisiensi & kepuasan konsumen. sesuatu yang berlebihan maupun kekurangan adalah hal yang tidak baik, begitupun juga dengan fungsi manajemen persediaan yakni, untuk menjaga agar produksi tidak berhenti di karenakan bahan baku habis dan juga menjaga terjadinya kelebihan produksi yang dapat menjadi beban industri yang menyebabkan terjadinya pemborosan. 

Hal tersebut dapat di cegah dengan melakukan planning yang sudah di perhitungkan sesuai dengan perumusan pada EOQ (Economic Ordering Quantity). 

Meskipun kemungkinan adanya kekurangan/kelebihan sumber daya akan berkurang dengan melakukan ordering yang konstan dan persistent apabila menerapkan sistem EOQ, namun persediaan bahan baku tetap dapat terganggu dikarenakan adanya masalah eksternal, salah satunya adalah masalah kelangkaan terhadap bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. 

Kualitas produksi barang pastinya mengandalkan skills serta teknologi yang baik dan sesuai dengan standar of operation masing-masing perusahaan. Kualitas bahan baku tidak kalah pentingnya. Maka dari itu, apabila terjadi gangguan diluar kemampuan kita, masalah tersebut harus ditangani dengan sigap sebelum membuahkan kerugian yang besar dan membuat konsumen mempertanyakan profesionalitas perusahaan. 

Contoh kasus tersebut dapat di lihat pada kelangkaan bahan baku usaha industri kecil mebel kayu Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. menurut ABC analysist untuk perusahaan ini, kayu merupakan bahan yang berada pada kelas A untuk memproduksi mebel maka dari itu, para usaha mebel harus segera mengatasi masalah besar ini sebelum kehilangan banyak pelanggan. 

Pada interview yang dilaksanakan oleh saudari Nadila Tri Anggraini untuk  skripsinya yang berjudulkan 'Strategi Bertahan Kelangkaan Bahan Baku Industri Kecil Mebel Kayu di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat' dengan salah satu pemilik usaha kayu mabel pada daerah tersebut bernama pak Rudi, berikut cara beliau menghadapi  masalah manajemen persediaannya ;

"Dengan Kondisi saat ini yang memang lagi kurang-kurangnya ketersediaan bahan baku saya ambil pasokan bahan baku dari luar wilayah, walaupun nambah ongkos modal tapi demi kelancaran usaha dan memenuhi permintaan konsumen jadi ya mau tidak mau harus ambil kayu dari luar kecamatan atau kabupaten"

Hal ini merupakan cara yang cukup membantu agar tidak menghambat terjadinya pemproduksian. Meskipun total cost pastinya naik dikarenakan variabel costnya yang bertambah untuk ongkos yang harus dibayarkan bila melakukan pembelian bahan baku diluar area, namun ada biaya peluang yang bisa dibandingkan agar tetap mempertahankan pengeluaran sehingga tidak begitu melompat jauh.

berikutnya, pemilik usaha mebel yang berbeda bernama Bapak Siswanto, memberi pernyataan sebagai berikut :

"Adanya kesulitan bahan baku dari wilayah sendiri membuat usaha saya jadi menambah modal karena biaya ongkos pasokan bahan baku dari luar daerah lebih mahal daripada dari lokal, hal tersebut membuat usaha kebingungan karena memang kan industri kecil dengan modal yang kecil, maka dari itu untuk nutupinnya saya kurangin tenaga kerja saya"

 Opportunity cost yang memungkinkan pada scheme tersebut adalah dengan mengurangkan tenaga kerja. Dengan begitu, kewajiban untuk membayar gaji karyawan dapat di alokasikan untuk menutupi ongkos dan biaya tambahan untuk purchasing bahan baku kayu dari luar kota. 

Pengurangan karyawan memang dapat memperlambat proses produksi, namun hal tersebut lebih baik terjadi daripada tidak memproduksi barang sama sekali. 

Menurut Bapak  Siswanto, alternatif lainnya adalah dengan menambah pemanfaatan bahan baku substitusi. Semisal pada skenario ini, kayu yang paling banyak diminati pada industri kecil mebel di Kecamatan Batang Serangan adalah jenis kayu jati, mahoni, cempedak, kayu sengon. Namun dari hasil wawancara yang sudah diteliti langsung dari lapangan kayu yang paling banyak diminati dan yang paling susah untuk di cari adalah kayu jati. 

Perusahaan mebel dapat mengalihkan para konsumen untuk berpaling kepada pilihan kayu lain selain kayu jati. Pak Siswanto dapat memfokuskan marketing terhadap pilihan kayu yang aman stoknya.

 Konsumen yang setia maupun yang sudah tertarik dengan produk pak Siswanto pasti pada akhirnya akan mendengarkan usulan tersebut, ditambah lagi, meskipun bahannya berubah, desain furnitur tetap sesuai dengan yang apa yang mereka inginkan. Selera konsumen kemungkinan besar tidak berubah apabila estetika hasil rancangan barang yang dijual tetap sama dengan apa yang mereka cari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun