Mohon tunggu...
Annisa Wahyuni
Annisa Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Annisa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opini Mahasiswa terhadap Dampak Covid-19 dalam Pendidikan

4 November 2021   10:56 Diperbarui: 4 November 2021   11:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis :Annisa Wahyuni

Virus SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019 dan pada Juni 2021, telah menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 178 juta kasus yang dikonfirmasi dan 3,9 juta kematian, salah satunya Indonesia. Pandemi COVID-19 Mulai mewabah di Indonesia sejak tahun 2020 hingga saat ini. Berbagai macam jenis sektor yang menjadi dampak dari wabah ini, mulai dari ekonomi yang merosot, banyaknya karyawan yang di PHK, serta masih banyak lagi.

Salah satunya yang terdampak dari adanya wabah ini yaitu dalam bidang pendidikan. Sejak Maret 2020, lebih dari setengah juta pusat layanan anak usia dini, sekolah, dan universitas tutup dari yang sebelumnya belajar di sekolah dan sekarang beralih ke pembelajaran jarak jauh. Hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan bagi setiap peserta didik, orangtua, maupun guru.

Sebagian besar pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui WhatsApp sehingga membatasi interaksi langsung antara guru dan siswa. Hampir seluruh orang tua khawatir terkait terbatasnya akses internet dan perangkat elektronik, serta kurangnya waktu dan kapasitas untuk membantu mengajar anak. Banyak remaja menyatakan bahwa tantangan utama yang mereka hadapi dalam pembelajaran jarak jauh adalah kurangnya bimbingan guru, selain itu beberapa remaja menyebutkan kebosanan sebagai tantangan utama.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini.

Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah. Mungkin sebagian guru masih kurang paham dalam penggunaan teknologi mereka harus lebih banyak berlatih menggunakan teknologi itu untuk pembelajaran. Selain itu, siswa jugak masih rendah dalam penguasaan teknologi. Tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan teknologi dalam pembelajaran.

Kedua, jaringan internet pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Banyak siswa yang kesulitan dalam jaringan Internet terkadang jaringan internet tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal.

Ketiga, kurang adanya interaksi sesama teman. Dampaknya perkuliahan/sekolah  secara daring ini kurangnya interaksi sosial sesama teman, pada saat ada tugas kelompok kami kesulitan untuk berdiskusi secara langsung hanya bisa di lakukan secara daring, itupun  terkadang banyak teman-teman yang terkendala oleh jaringan yang tidak memadai ditempatnya.

Keempat, banyak yang kurang paham terhadap materi yang di sampaikan guru. Salah satu penyebabnya karena faktor guru yang kurang memahami metode pengajaran secara daring atau belum terbiasa dalam mengajar secara daring, sehingga membuat siswa lebih cepat merasa bosan, tidak paham apa yang disampaikan yang membuat kurangnya semangat belajar.

Dari beberapa faktor yang menjadi penghambat adanya aktifitas pembelajarn daring diatas dapat kita simpulkan bahwasannya Kebijakan belajar di rumah pada institusi pendidikan jelas menyebabkan gangguan besar, seperti pembelajaran siswa. Bagaimana seharusnya pemerintah Indonesia melakukan yang terbaik untuk penanganan ini? Sekolah memerlukan sumber daya untuk membangun kembali kehilangan dalam pembelajaran, ketika mereka kembali membuka aktivitas pembelajaran. Rekoveri untuk pemulihan ini harus dilakukan secara cepat dan tepat.

Salah satu yang menjadi harapan kita sekarang wabah COVID-19 bisa segera cepat selesai, sehingga aktivitas pendidikan bisa berjalan dengan normal seperti biasanya, dan perkuliahan tatap muka bisa segera dilaksanakan. Kita bersama-sama membantu pemerintah dalam menangani wabah COVID-19 ini dengan mematuhi peraturan pemerintah, yaitu dengan menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan jangan keluar rumah jika tidak ada hal penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun