Mohon tunggu...
Annisa Viesta
Annisa Viesta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah melakukan banyak hal positif dan mencoba hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Russia dalam Mencegah Invasi Taliban di Asia Tengah: Taijikistan dan Uzbekistan

6 Juli 2023   11:00 Diperbarui: 6 Juli 2023   12:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Annisa Viesta; Topan Fahridzal; Alsri Apriko; Teuku Sulthan Aldi Busevy 

Peran Rusia dalam mencegah invasi Taliban di Asia Tengah

Sebelum tahun 1991, negara-negara Asia Tengah merupakan wilayah terpencil yang berada di bawah kekuasaan Uni Soviet dan tidak memainkan peran utama dalam persaingan Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, maupun dalam hubungan Uni Soviet dengan kekuatan regional seperti Turki, Iran, dan Cina. Namun, pada tahun 1990-an, dengan pembubaran Uni Soviet dan penemuan sumber daya energi di Laut Kaspia, wilayah ini menjadi menarik bagi perusahaan minyak internasional, termasuk perusahaan-perusahaan besar Amerika. Hal ini menjadikan Cekungan Kaspia sebagai sumber ketegangan antara AS dan Rusia. Selain itu, Asia Tengah juga menjadi zona konflik dengan terjadinya konflik antar kelompok etnis di Lembah Ferghana dan perang saudara di Tajikistan yang terkait dengan perang di Afghanistan (Anugerah, 2021).

Reformasi politik dan ekonomi yang tidak stabil serta masalah sosial yang meningkat menjadi lingkungan yang subur bagi pertumbuhan kelompok-kelompok radikal, infiltrasi jaringan Islam asing, dan organisasi militan seperti Gerakan Islam Uzbekistan (IMU). IMU pertama kali berusaha menggulingkan pemerintahan Presiden Islam Karimov di Uzbekistan, kemudian memiliki ambisi yang lebih luas untuk membentuk kekhalifahan Islam di seluruh Asia Tengah, dan akhirnya bergabung dengan Taliban di Afghanistan. Kejadian 11 September 2001, yang melibatkan kelompok teroris yang beroperasi di Afghanistan, membuat Asia Tengah menjadi perhatian utama bagi Amerika Serikat (Azria, 2022).

Russia memainkan peran yang signifikan dalam mencegah invasi Taliban di Asia Tengah. Pada tahun 2001, setelah serangan 11 September di Amerika Serikat, Russia mendukung invasi Amerika Serikat ke Afghanistan dengan tujuan menggulingkan Taliban yang memberikan tempat perlindungan bagi Al-Qaeda. Selain itu, Rusia juga memberikan dukungan logistik dan intelijen kepada pasukan internasional yang dipimpin oleh AS dalam operasi militer di Afghanistan. Selain itu, Russia juga berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan dan Tajikistan, untuk meningkatkan keamanan regional dan melawan ancaman kelompok ekstremis seperti Taliban (Paramesthi, 2023).

Namun demikian, Russia memiliki kepentingan geopolitik di wilayah tersebut. Rusia ingin mempertahankan pengaruhnya di Asia Tengah dan mencegah masuknya kelompok ekstremis ke wilayahnya sendiri. Oleh karena itu, Russia menjaga hubungan dengan Taliban dan bahkan melakukan negosiasi dengan mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Secara keseluruhan, peran Rusia dalam invasi Taliban di Asia Tengah adalah sebagai pendukung operasi militer AS dan koalisi internasional, serta upaya untuk memperkuat keamanan regional dan melindungi kepentingan Russia di wilayah tersebut (Arifin, 2008).

Russia memiliki peran yang penting dalam mencegah invasi Taliban di Asia Tengah, terutama di Tajikistan dan Uzbekistan. Berikut adalah beberapa bentuk serta peran peran Rusia dalam mencegah invasi Taliban di wilayah tersebut:

  • Kolaborasi Keamanan: Rusia menjalin kerja sama keamanan yang erat dengan Tajikistan dan Uzbekistan. Ini melibatkan pembentukan dan dukungan terhadap organisasi seperti Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang melibatkan negara-negara Asia Tengah dan Rusia. Melalui kerjasama ini, Rusia memberikan bantuan militer, pelatihan, dan dukungan intelijen kepada negara-negara Asia Tengah dalam menghadapi ancaman dari kelompok ekstremis, termasuk Taliban.
  • Keberadaan Pangkalan Militer: Rusia memiliki kehadiran militer yang signifikan di Tajikistan dan Uzbekistan. Di Tajikistan, Rusia mempertahankan pangkalan militer di pangkalan militer 201 di Dushanbe dan pangkalan militer 201 di Kurgan-Tyube. Di Uzbekistan, Rusia juga memiliki pangkalan militer di pangkalan udara Kantubek dan pangkalan angkatan udara Karshi-Khanabad (K2). Kehadiran militer ini tidak hanya memberikan perlindungan langsung kepada negara-negara tersebut, tetapi juga menjadi penghalang potensial bagi Taliban dan kelompok militan lainnya.
  • Aliansi Regional: Rusia menjalin kerja sama dengan negara-negara Asia Tengah lainnya, termasuk China, untuk menjaga stabilitas di kawasan tersebut. Contohnya adalah latihan militer bersama antara Rusia, anggota CSTO, Tajikistan, dan Uzbekistan yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan pertahanan mereka. Aliansi ini memperkuat kerja sama keamanan dan memberikan dukungan tambahan dalam mencegah invasi Taliban di wilayah tersebut.
  • Pendekatan Diplomatik: Rusia menggunakan pendekatan diplomatik untuk mencegah eskalasi konflik di Asia Tengah dan meredakan ketegangan antara negara-negara tersebut. Melalui dialog diplomatik, Rusia berupaya mempromosikan kesepakatan damai dan penyelesaian politik atas sengketa yang mungkin timbul. Rusia juga berusaha memfasilitasi dialog antara pemerintah pusat dan kelompok oposisi guna mencapai stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut (Al-Ghifari, 2021).

Alasan terlibatnya Russia dalam upaya mencegah Invansi Taliban di Asia Tengah

Kawasan Asia Tengah sendiri tentu memiliki sumber daya alam yang melimpah hal tersebut tentu menjadi daya tarik yang besar yang besar bagi beberapa negara besar di dunia terutama Amerika Serikat, Russia, dan China. Selain hal tersebut, letak geografis kawasan Asian Tengah juga dibilang sangat strategis dikarenakan men jadi penghubung antara tiga benua besar yaitu Eropa, Asia dan Afrika. Selain letak geografisnya yang strategis dan emmiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, kawasan Asia Tengah juga merupakan kawasan yang masih tinggi akan konflik internal seperti seperatis, rezim otoriter, tingginya angka kejahatan, korupsi, terorrisme, serta ketegangan antar etnis dan sipil menimbulkan banyaknya ketidakstabilan keamanan yang tinggi di kawasan tersebut (Nurdiana, 2018).

Russia yang merupakan negara yang berdekatan jika dilihat secara geografisnya dan juga negara yang memiliki korelasi sejarah dengan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tengah, beranggapan dengan banyaknya konflik internal dan ketidakstabilan keamanan kawasan dapat menganggu Russia untuk mencapai kepentingan nasionalnya di Asia Tengah. Russia memang sudah berperan aktif dan sering terlibat dalam isu-isu dan masalah yang berada di dalam kawasan Asia Tengah guna mencapai kepentingan-kepentingaanya baik dalam sumber daya alaam, politik, ekonomi, dan keamanan. Ketika presiden Vladimir Putin menjabat menggantikan Boris Yeltsin, Asia Tengah telah menjadi salah satu fokus bagi Russia dalam menerapkan kebijakan luar negerinya terutama dalam hal peningkatan peranan politik dan keamanan. Melalui Asia Tengah Putin ingin membuktikan bahwa Russia bisa Kembali menjadi negara great power serta penyeimbang kekuatan (balance of power) di dunia. Hal tersebut bisa dilihat dari upaya Russia untuk tetap terlibat dan aktif dalam menerapkan kebijakan di Asia Tengah, salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan near border yang memiliki tujuan untuk menggapai kepentingan utamanya di Asia Tengah yaitu dominasi ekkuatan Russia dikawasan tersebut (Nurdiana, 2018).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun