Mohon tunggu...
Annisa SyafaKhoirina
Annisa SyafaKhoirina Mohon Tunggu... Undergraduate Student of Industrial Engineering Universitas Airlangga

Have an interest about new things

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Pengelolaan Air Layak Konsumsi dengan Program Water Supply System

12 September 2023   20:15 Diperbarui: 12 September 2023   20:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air bersih merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup, tak hanya manusia saja. Belakangan ini timbul masalah yang krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih dan layak untuk dikonsumsi. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi.

Data Bappenas pada kurun waktu tahun 2018 menunjukkan bahwa air minum layak akses di Indonesia sebesar 87,75%, 6,8% diantaranya adalah akses air minum aman. Penghasil air bersih utama di Indonesia adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang saat ini produksinya berkapasitas sebesar 153.881 L/detik dengan cakupan 19%-20% untuk kebutuhan dasar Indonesia dengan efisiensi produksi 72,97% dan kebocoran 32,57% (Suprihanto, 2020). Pengelolaan air tanah, air baku sebagai akses air minum, serta sanitasi yang layak telah menjadi prioritas nasional. Targetnya adalah air minum layak 100%, air minum aman 15%, dan akses air minum perpipaan 30%. Saat ini, kisaran 46% warga Indonesia memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih untuk kegiatan sehari-hari (Yuniati, 2020).

Pada prosesnya, air dari berbagai sumber seperti air tanah dan air permukaan diterima oleh sistem pasokan air, kemudian dimurnikan, didesinfeksi, dan diklorinasi. Air yang telah diolah ini dialirkan ke waduk atau tangki yang ditinggikan, dari mana air tersebut masuk ke jaringan distribusi air. Jaringan distribusi air berfungsi untuk menyediakan air untuk minum, mencuci, sanitasi, irigasi, pemadaman kebakaran, dll.

Pertama yang harus dilakukan adalah pengukuran lahan suatu daerah yang akan diterapkan water supply system ini. Bagian tanah antara sumber air dan daerah tersebut disurvei untuk mendapatkan ketinggian untuk penyelarasan pipa utama. Pipa ini mengalirkan air yang telah diolah ke reservoir yang terletak di area distribusi. Untuk menyiapkan peta rinci dengan lokasi jalan, jalan raya, jalur, kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kebun, dll. Daerah sebaran disurvei. Peta topografi wilayah disiapkan untuk mengetahui letak wilayah tinggi dan rendah.

Tata letak tentatif dari jalur distribusi kemudian ditandai, lokasi instalasi pengolahan, saluran distribusi, reservoir distribusi dan penyeimbang, katup, hidran, dll. Seluruh area dibagi menjadi berbagai distrik distribusi. Kepadatan penduduk (jumlah rata-rata penduduk per hektar luas) juga ditandai. Panjang saluran pipa dibuat sependek mungkin.

Tujuan dari sistem distribusi adalah untuk membuat air dapat diakses oleh setiap rumah, pabrik industri dan tempat-tempat umum. Setiap titik harus disuplai dengan jumlah air optimal dengan tekanan yang diinginkan. Oleh karena itu, air harus dialirkan ke jalan raya di kota dan akhirnya ke rumah-rumah masing-masing. Kegiatan pengambilan air dari instalasi pengolahan ke rumah masing-masing dilakukan melalui sistem distribusi yang terencana.

Contoh penerapan water supply system bisa kita lihat pada Desa Saliki.

Setidaknya ada enam tahapan yang Desa Saliki terapkan untuk menjalankan program ini yaitu:

  • Proses pengadaan air oleh sumur bor. Sumur dengan kedalaman 120 meter dihisap dengan pompa.
  • Proses penampungan. Air dari pompa dialirkan ke bak penampungan sebelum dilakukan proses desinfeksi.
  • Proses Desinfeksi. Dari bak penampungan, air dialirkan ke tiga tandon kapasitas 500 liter. Di dalam wadah itu, air dicampur dengan tiga bahan kimia supaya lekas jernih.
  • Proses Penjernihan. Air kemudian dikirim ke sebuah menara setinggi 10 meter. Menara yang telah dilengkapi penampung ini berfungsi untuk menyaring air melalui proses aerasi.
  • Proses penyaringan. Dari filter tersebut, air mengalir ke lima bak lewat pipa paralon. Setiap bak itu berukuran 3 meter x 3 meter dengan kedalaman 1,5 meter.
  • Proses Pengendapan. Di sini, air diendapkan selama 5-6 jam sebelum dialirkan ke rumah warga.

Kesimpulan

Water supply system memiliki pengaruh yang besar dalam pengelolaan air bersih layak konsumsi bagi masyarakat. Fungsinya adalah untuk menyalurkan dan menambah debit air bersih layak konsumsi untuk masyarakat. Desa Saliki adalah salah satu desa yang berhasil menerapkan program ini. Diharapkan kota-kota lainnya dapat berkontribusi dan berpartisipasi untuk menjalankan program ini sebagai upaya pembangunan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun