Mohon tunggu...
Annisa Rizky
Annisa Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Selain Kalsium dan Fosfor, Kekurangan Mineral Lain Juga Mempengaruhi Kesehatan Tulang!

11 Januari 2023   00:59 Diperbarui: 11 Januari 2023   01:00 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tulang meberikan struktur tubuh dan juga berfungsi sebagai jaringan endokrin yang berpartisipasi dalam homeostasis mineral sistemik dan berbagai proses fisiologis lainnya. Matriks tulang adalah sekitar 35% protein, terutama kolagen, dan 65% mineral, terutama kalsium dan fosfor. Namun, banyak nutrisi lain yang berdampak pada kesehatan tulang. Nutrisi utama yang terlibat dalam kesehatan tulang adalah kalsium, fosfor, vitamin D, magnesium, dan potassium. Meskipun demikian, mikronutrien atau mineral lainnya seperti boron, besi, seng, tembaga, dan selenium juga mempengaruhi kesehatan tulang, dimana, defisiensi atau kekurangan asupan mineral-mineral ini dapat memberikan dampak merugikan. Untuk mengetahui bagaimana efek defisiensi dari setiap mineral tersebut, dan untuk mengetahui berapa banyak asupan harian yang diperlukan agar terhindar dari defisiensi, berikut adalah penjelasannya.  

1. Boron

Boron adalah unsur dengan jumlah kecil yang ditemukan di tanah dan air, sehingga manusia mendapatkan asupan boron dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Makanan sumber boron diantaranya brokoli, wortel, alpukat, anggur, apel, kacang merah, dan kacang almond. Asupan harian yang direkomendasikan untuk boron ini belum dipastikan jelas, namun batas atas asupan yang dapat ditoleransi adalah 20 mg/hari (maksimal). Asupan boron penting untuk diperoleh karena efek dari defisiensi atau kekurangan boron yang berkepanjangan dapat mengurangi kekuatan tulang dan juga mengurangi kandungan mineral tulang. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan terhadap hewan percobaan.

2. Besi

Asupan harian mineral besi yang direkomendasikan untuk wanita sebesar 18 mg/hari, dan untuk pria sebesar 8 mg/hari, dengan batas atas untuk keduanya adalah 45 mg/hari. Besi dapat diperoleh diantaranya dari kurma, kacang polong, bayam, hati ayam, dan hati sapi. Berdasarkan penelitian menggunakan model hewan, kekurangan mineral besi berakibat mengurangi kekuatan tulang trabekular. Penelitian lain yang menerapkan studi observasi manusia menunjukkan bahwa kekurangan mineral besi berdampak pada peningkatan risiko osteoporosis.

3. Seng

Angka Kecukupan Gizi untuk seng ditetapkan menggunakan jumlah minimum penyerapan seng yang diperlukan untuk mengimbangi ekskresi seng endogen, yaitu 8 mg/hari bagi wanita dan 11 mg/hari bagi pria. Untuk memenuhi angka ini, seng dapat diperoleh diantaranya dari havermut, jamur, tiram, tahu, dan tempe. Pemenuhan akan kebutuhan mineral seng ini juga perlu diperhatikan. Efek skeletal dari defisiensi seng yang diamati pada model hewan menunjukkan terjadinya penurunan pembentukan, mineralisasi, dan pertumbuhan tulang; melalui gangguan penyerapan kalsium dan fosfor. Selain itu, percobaan acak dan terkontrol pada manusia telah melaporkan bahwa defisiensi seng mempengaruhi keropos tulang pada wanita pasca-menopause. Meskipun demikian, seng juga memiliki batas atas konsumsi harian, yakni sebanyak 40 mg/hari.

4. Tembaga

Mineral tembaga dapat ditemukan dalam makanan seperti ubi, jambu biji, kiwi, coklat hitam, dan salmon. Dari contoh makanan-makanan tersebut, diharapkan pengonsumsiannya dapat mencapai 0,9 mg tembaga per hari (maksimal 10 mg/ hari) untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi. Karena faktanya, defisiensi tembaga dapat merusak kekuatan mekanik jaringan, termasuk tulang, karena berkurangnya ikatan silang elastin dan kolagen. Fakta ini ditelusuri berdasarkan model percobaan terhadap hewan.

5. Selenium

Walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, mineral selenium tetap berpengaruh terhadap kesehatan tulang. Untuk menjaga kesehatan tulang, selenium direkomendasikan untuk dapat mencapai 0,055 mg asupan per hari, tetapi tidak melebihi 0,4 mg/hari, baik untuk pria maupun wanita. Mendapatkan asupan mineral selenium yang cukup dapat mencegah efek defisiensi selenium seperti peningkatan resorpsi tulang, penurunan kandungan mineral tulang, hingga risiko patah tulang. Dimana, hal ini didasarkan pada hasil penelitian terhadap model hewan dan observasi manusia. Untuk mencegah efek defisiensi atau kekurangan selenium, terdapat beberapa makanan sumber selenium yang mudah ditemukan, diantaranya biji bunga matahari, telur, daging ayam, ikan sarden, dan udang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun