Mohon tunggu...
Annisa Ramadani
Annisa Ramadani Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Nulisnya suka-suka mood

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Muda Angkat Bicara Soal Konservasi Satwa Liar

5 September 2023   14:17 Diperbarui: 5 September 2023   14:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih dalam rangkain HKAN pada Rabu (30/08/2023), Belantara Foundation bersama Program Studi (Prodi) Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana dan Biologi FMIPA Universitas Pakuan menyelenggarakan webinar tentang cara meneliti orangutan di alam serta kisah seru para peneliti muda secara hybrid (luring dan daring).

Webinar ini bercerita tentang pengalaman para konservasionis muda yang dikombinasi dengan pelatihan berupa kegiatan Belantara Learning Series Eps.7 (BLS Eps.7). Berbagai kisah seru maupun pembelajaran dari narasumber yang terlibat aktif dalam penelitian dan pemantauan harimau sumatra, gajah sumatra, dan orangutan, juga diselingi dengan penjelasan tentang metode yang digunakan dalam mengamati spesies kharismatik tersebut beserta habitatnya.

Para narasumber memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam, serta terlibat aktif dalam penelitian dan pemantauan harimau sumatra, gajah sumatra dan orangutan secara berturut-turut yaitu Tarmizi, Anggota Representatif FHK untuk Provinsi Sumut dan Aceh; Dwi Adhari Nugraha, Pengurus Bidang Riset Forum Konservasi Gajah Indonesia; dan Prima Lady, Peneliti Orangutan Magister Biologi Universitas Nasional.

Kegiatan ini juga menggandeng enam universitas sebagai kolaborator, yaitu Universitas Pakuan, Universitas Riau, Universitas Nasional, Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tanjungpura, yang turut serta mengadakan acara "nonton dan diskusi bareng" BLS Eps.7 bagi mahasiswa dan dosen di masing-masing universitas.

Kegiatan rutin Belantara Foundation ini terlaksana berkat kolaborasi apik dengan Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana dan Prodi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau, Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tanjungpura, IUCN Indonesia Species Specialist Group (IdSSG), Forum HarimauKita (FHK), Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Forum Konservasi Orangutan Indonesia (FORINA), Eat & Run, dan Biologeek, serta didukung oleh PT Sharp Electronics Indonesia.

"Webinar dan pelatihan metode kajian orangutan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas stakeholders seperti mahasiswa, praktisi, jurnalis, pemerintah, dan sektor swasta yang berminat untuk mengaplikasikannya di lapangan baik itu untuk penelitian maupun pengelolaan dan perlindungan satwa liar dan habitatnya di Indonesia.", paparDirektur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna.

Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan menyebutkan, "Indonesia merupakan salah satu negara "Biodiversity Country" yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi sehingga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar kharismatik, seperti harimau sumatra dan gajah sumatra serta orangutan."

"Di dunia, hanya Indonesia yang memiliki tiga jenis orangutan yang sangat berperan untuk keberlanjutan ekosistem, antara lain membantu penyebaran biji di kawasan hutan sehingga mampu membantu regenerasi hutan secara alami dan menjaga keseimbangan ekosistem. Ketiga jenis orangutan tersebut dapat ditemui di hutan tropis Indonesia, yaitu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan sumatra (Pongo abelii) dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Selain itu, Indonesia juga pernah memiliki tiga anak jenis harimau, serta dua anak jenis gajah asia." ujar Dolly yang juga anggota Commission on Ecosystem Management IUCN. 

@Belantara Foundation
@Belantara Foundation

Menurut analisis Population Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016, diperkirakan terdapat 71.820 individu orangutan di Pulau Sumatra dan Kalimantan, yang tersebar pada 51 populasi yang terpisah di kawasan seluas sekitar 17,5 juta hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun