Annisa Quena Sabrina/191251166
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas AirlanggaÂ
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Menurut definisi klasik yang dikemukakan oleh Winslow (1920), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha masyarakat yang terorganisir. Sejarah kesehatan masyarakat memberikan pemahaman bahwa kondisi kesehatan tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan hasil dari perjalanan panjang yang dipengaruhi oleh perubahan sosial, budaya, politik, dan ilmu pengetahuan. Mempelajari sejarah kesehatan masyarakat sangat penting, terutama bagi mahasiswa, karena dapat menjadi landasan dalam memahami peran dan tanggung jawab di masa kini maupun di masa depan.
Perjalanan kesehatan masyarakat di dunia dimulai sejak peradaban kuno. Masyarakat Mesir dan Yunani telah mengenal pentingnya sanitasi dan pola hidup bersih. Hippocrates, misalnya, menekankan hubungan antara lingkungan dengan kesehatan manusia. Pada abad pertengahan, Eropa diguncang oleh pandemi Black Death yang menewaskan jutaan jiwa. Peristiwa tersebut menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pengendalian penyakit menular. Memasuki era revolusi industri pada abad ke-18, terjadi ledakan urbanisasi yang memunculkan berbagai masalah kesehatan, seperti polusi udara, sanitasi buruk, dan penyakit akibat kerja. Kondisi ini melahirkan reformasi kesehatan masyarakat, termasuk kebijakan perbaikan sanitasi dan regulasi kesehatan kerja. Pada abad ke-20, berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menandai lahirnya kerja sama internasional dalam bidang kesehatan, termasuk program besar untuk eradikasi penyakit menular seperti cacar dan polio.
Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia juga memiliki sejarah panjang. Pada masa kolonial Belanda, dibentuk Dienst der Volksgezondheid pada tahun 1920 sebagai lembaga kesehatan masyarakat pertama. Fokus utamanya adalah pengendalian penyakit menular, meskipun akses layanan kesehatan bagi pribumi sangat terbatas. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mendirikan Departemen Kesehatan pada tahun 1949. Berbagai program nasional kemudian dilaksanakan, seperti pemberantasan malaria melalui penyemprotan DDT, kampanye imunisasi polio, serta penanggulangan TBC. Memasuki era modern, kesehatan masyarakat di Indonesia semakin menekankan pada upaya promotif dan preventif. Lahirnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS menjadi tonggak penting dalam perluasan akses layanan kesehatan. Selain itu, keberadaan Posyandu, program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), serta peningkatan kampanye gizi dan imunisasi merupakan bentuk nyata upaya kesehatan masyarakat di Indonesia. Namun, tantangan baru terus muncul, seperti beban ganda penyakit---yaitu masih tingginya penyakit menular seperti TBC, bersamaan dengan meningkatnya penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan kanker.
Bagi mahasiswa kesehatan masyarakat, mempelajari sejarah ini memiliki relevansi besar. Sejarah mengajarkan bahwa kesehatan adalah hasil perjuangan panjang yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan kolaborasi lintas sektor. Mahasiswa dapat belajar bahwa setiap era memiliki tantangan kesehatan yang berbeda, sehingga solusi yang ditawarkan juga harus inovatif dan kontekstual. Selain itu, pengetahuan tentang sejarah kesehatan masyarakat dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap kondisi saat ini, misalnya masalah stunting, gizi buruk, kesehatan lingkungan, dan pola hidup masyarakat modern yang rentan terhadap penyakit tidak menular. Dengan pemahaman sejarah, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan strategi promosi kesehatan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, sejarah kesehatan masyarakat memperlihatkan bahwa upaya kesehatan tidak terlepas dari dinamika sosial dan politik. Dari praktik sederhana di zaman kuno, pandemi di abad pertengahan, reformasi sanitasi pada era industri, hingga terbentuknya WHO dan berbagai program kesehatan di Indonesia, semuanya menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat terus berkembang seiring dengan kebutuhan zaman. Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, memahami sejarah bukan sekadar mengenal masa lalu, melainkan menjadi bekal untuk membangun masa depan yang lebih sehat, mandiri, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
KATA KUNCI: Indonesia, Kesehatan, Masyarakat, Sejarah, WHO
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2009). Sejarah Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.