Mohon tunggu...
Annisa Kartikasari
Annisa Kartikasari Mohon Tunggu... Lainnya - pemula

mahasiswi UNAIR yang sedang mencari peruntungan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pendekatan Strukturalisme dan Apresiasi Sastra dalam Novel "Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya" Karya Haruki Murakami

9 Februari 2022   21:34 Diperbarui: 9 Februari 2022   21:41 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/4GJoK9H


1. Sinopsis Novel 

Tsukuru Tazaki seorang pemuda yang berasal dari Nagoya berkuliah di Universitas Negeri Tokyo mengambil jurusan teknik. Dia sangat menyukai stasiun, maka dari itu dia mengambil jurusan teknik agar dapat membuat  rel kereta api. Sewaktu muda dia suka duduk di stasiun memandangi kereta api yang berhenti dan melaju meninggalkan stasiun. Melihat dengan detail bagaimana kerja stasiun dan membuat rancangan.

Sejak bulan Juli sampai Januari tahun berikutnya saat masih semester III sampai semester IV, Tsukuru Tazaki hanya hidup dengan memikirkan kematian. Yang ada di pikirannya saat itu adalah bagaimana dia bisa mengakhiri hidupnya. Alasannya tidak pasti, tapi hanya itu yang ada di pikirannya.

Semasa SMA dia mempunyai teman, mereka membentuk grup berisi 5 orang, 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Nama mereka menyiratkan warna, 2 anak laki-laki bernama Akamatsu yang berarti 'pinus merah' dan Oumi 'laut biru', kemudian 2 anak perempuan bernama Shirane 'akar putih' dan Kurono 'padang hitam'. Secara spontan mereka memanggil nama satu sama lain dengan sebutan warna, "Aka (merah), Ao (biru), "Shiro (putih), dan Kuro (hitam). Kecuali Tsukuru Tazaki sendiri yang tidak memiliki arti warna pada namanya. Nama Tsukuru Tazaki, 'Tsukuru' ditulis dalam huruf kanji aksara dari Cina,. Namun, dia biasa menulis 'Tsukuru' dalam huruf fonetik hiragana, kecuali untuk dokumen formal, dan teman-temannya juga menganggap namanya ditulis dalam aksara hiragana. Hanya ibu dan kakak-kakaknya yang memanggilnya 'Saku' atau 'Saku chan' dengan menggunakan lafal Tionghoa pada huruf kanji nama tersebut. Untuk nama Tsukuru ada dua pilihan huruf kanji, yang satu bermakna 'menciptakan', dan satu lagi 'membuat'.

Tsukuru termasuk anak orang kaya, ayahnya yang bernama Toshio Tazaki mendirikan perusahaan real estate, tetapi disaat kejayaan itu ayahnya menderita kanker paru-paru dan meninggal pada umur 64 tahun. Tsukuru yang merupakan anak sulung dari 3 bersaudara tidak memiliki minat pada bisnis seperti kakak-kakak perempuannya. Jadi dia memutuskan untuk kuliah di jurusan teknik. Awalnya ke 4 teman masa SMA Tsukuru sangat menghargai keputusannya untuk melanjutkan kuliah di Tokyo. Mereka mengantarkan Tsukuru sampai stasiun Nagoya. Setiap liburan Tsukuru selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman hanya untuk bertemu dengan ke 4 sahabatnya.

Namun pada suatu hari saat dia pulang dan mengunjungi rumah para sahabatnya, orang rumah bilang bahwa mereka tidak ada di rumah dan lebih parahnya lagi mereka seperti menghindari Tsukuru. Saat Tsukuru berpikiran positif dia menelpon kembali mungkin saja mereka sudah ada di rumah, Tsukuru mencoba menelpon tetapi bukan sahabatnya yang mengangkat. Lalu pada suatu malam Ao menelpon Tsukuru, dia bilang kalau Tsukuru tidak boleh menelpon mereka lagi. Alasannya pun tidak dijelaskan oleh Ao. Dan karena itu semakin membuat Tsukuru sakit hati lebih dalam lagi. Dia berpikir kalau sahabatnya ingin menjauhi Tsukuru sejak lama tapi dia  menghapus pikiran jelek itu.

Semenjak saat itu setiap musim liburan Tsukuru memilih untuk tidak pulang ke rumah dan menghabiskan waktu di Tokyo. Berkelut di dalam tubir kematian membuat Tsukuru harus kehilangan berat badan seberat tujuh kilogram. Dia seperti mayat hidup, badannya kurus kering dan wajahnya seperti menyiratkan kehampaan hidup. Berhari hari tidak makan dengan baik dan mengurung diri di apartemen. Berangsur angsur dia mulai berolaraga renang dan makan makanan sehat. Setiap pagi dia berenang di kolam renang universitas dan di sana dia bertemu Fumiaki Haida nama yang berarti sawah abu abu, dua tahun di bawah Tsukuru dia adalah mahasiswa fisika. Dia sangat gemar membaca buku filsafat atau sastra klasik. Dia berasal dari perfektur Akita.

Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama, mendengarkan lagu dari piringan hitam dan membahas berbagai hal di apartemen Tsukuru. Hingga akhirnya Haida harus pulang ke kampung halamannya dan mereka jarang sekali bertemu. 16 tahun Tsukuru akhirnya bekerja di perusahaan kereta api, dia menjabat sebagai engineer untuk membangun stasiun-stasiun di Tokyo, lalu Tsukuru bertemu dengan Sara Kimoto, wanita cantik berumur 2 tahun lebih tua dari Tsukuru. Tsukuru sangat menyukai Sara tetapi Sara tidak bisa menaruh hati pada Tsukuru karena Sara yakin ada sesuatu yang membuat Tsukuru tidak bisa lepas dari masa lalunya.

2. Unsur Intrinsik 

  • Tema = 

pemikiran kelam Tsukuru Tazaki (karena penceritaan dalam novel ini berfokus pada bagaimana Tsukuru Tazaki mengalami masalah dengan teman2nya, bagaimana dia merasa bahwa keinginan kuat untuk bunuh diri dari muda menghantuinya, dan bagaimana dia mengatasi rasa kesepian dalam dirinya).

  • Penokohan

Tsukuru Tazaki = pendiam, introvert, cerdas, suka memandangi stasiun kereta api. "Aku tidak mudah berteman. Entah kenapa". Satu-satunya yang bisa disebut hobinya barangkali adalah bahwa dia sangat suka memandangi stasiun kereta api. Senang mendiskusikan hal abstrak. Dia senang mendiskusikan dan merenungkan hal-hal abstrak bersama Haida. (hlm 62)

Akamatsu = cerdas, kurang sabar. Aka luar biasa cerdas. Nilainya selalu ranking teratas di tiap mata pelajaran, padahal dia tak pernah terlihat belajar keras. Tidak jarang dia gusar pada aturan yang tidak masuk akal atau pada guru yang tidak kompeten. Dia tidak mau kalah. Kalau kalah dalam pertandingan tenis, dia jadi murung. (hlm 7)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun