Pernahkah kamu berpikir bahwa kegiatan menggoreng pisang di dapur bisa menjadi contoh nyata dari pelajaran IPS? Bagi keluarga Pak Dani, kegiatan tersebut bukan sekadar rutinitas, melainkan jalan keluar dari kesulitan ekonomi. Melalui usaha kecil bernama "Keripik Pisang Lestari", mereka membuktikan bahwa prinsip dan perilaku ekonomi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dan menginspirasi.
Awalnya, usaha ini hanya untuk konsumsi keluarga. Namun, karena banyak tetangga yang menyukai rasa keripiknya, Pak Dani dan istrinya mulai memproduksi dalam jumlah lebih besar. Kini, keripik pisang buatan mereka dijual hingga luar kota melalui jasa ekspedisi dan media sosial.
Motif Ekonomi Keluarga Pak Dani
1. Mencari keuntungan: Untuk menambah penghasilan karena penghasilan utama tidak mencukupi.
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat: Menyediakan camilan sehat dan alami.
3. Membantu sosial: Melibatkan ibu-ibu sekitar untuk ikut mengupas dan mengemas keripik.
Prinsip Ekonomi yang Diterapkan
1. Efisiensi biaya: Membeli pisang langsung dari petani lokal.
2. Produksi sesuai permintaan: Menyediakan berbagai varian rasa (balado, cokelat, keju).
3. Distribusi cerdas: Menjual lewat pasar, toko kelontong, dan media sosial.
4. Konsumsi hemat: Menghemat minyak goreng dan menggunakan kemasan sederhana.
Perilaku Ekonomi dalam Usaha Ini:
Produsen menyesuaikan rasa keripik sesuai permintaan pasar.
KonsumenMembeli karena harga murah dan rasa yang bervariasi.
DistributorMenjual lewat pasar, warung, dan online.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI