Mohon tunggu...
Annisa IshlahSabila
Annisa IshlahSabila Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

NO

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Harus Korupsi?

7 April 2019   22:14 Diperbarui: 7 April 2019   22:52 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa negara kita adalah negara yang menduduki peringkat ke-14 negara terkorup se-Asia Pasifik dengan skor 37 dan menduduki peringkat ke-96 jika diurutkan dengan negara di seluruh dunia (Dilansir dari Transparency.org, Jumat (23/2/2018).

Dengan ini kita dapat melihat bahwa korupsi adalah hal yang lumrah di Indonesia, mulai dari organisasi-organisasi kecil bahkan orang-orang yang menduduki kursi kepemimpinan pasti sudah sangat akrab dengan masalah ini.

Lalu, kenapa harus korupsi? Sebenarnya apa yang menyebabkan korupsi merajalela di negara tercinta kita ini?

Banyak faktor yang menyebabkan maraknya korupsi di Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih "mendewakan" materi, maka dapat memaksa terjadinya permainan uang dan korupsi.

Sedangkan Nur Syam memberikan pandangannya bahwa, penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan akan kekayaan tidak mampu ditahan sementara akses untuk mendapatkan kekayaan adalah dengan berkorupsi, maka jadilah seseorang tersebut menjadi seorang koruptor.

Contoh perkara yang sedang marak di Indonesia saat ini adalah kasus jual beli jabatan. Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, bahwa hal ini terjadi karena perilaku materialistik yang membuat sang pelaku melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya.

Cara pandang akan kekayaan yang salah akan menyebabkan cara yang salah dalam mengakses kekayaan. Pendapat lain dikemukakan oleh Arifin yang mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi antara lain: (1) aspek perilaku individu (2) aspek organisasi, dan (3) aspek masyarakat dan individu berada.

Sedangkan terhadap aspek perilaku individu, Isa Wahyudi memberikan gambaran tentang sebab-sebab seseorang melakukan korupsi dapat berupa dorongan dari dalam dirinya, yang dapat pula dikatakan sebagai niat, keinginan atau kesadaran untuk melakukan. Lebih jauhnya disebutkan pula sebab-sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain: (a) sifat tamak manusia, (b) moral yang kurang kuat menahan godaan, (c) gaya hidup konsumtif, (d) tidak mau (malas) bekerja keras.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Erry Riyana Hardjapamekas menyebutkan bahwa tingginya kasus korupsi di negeri ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya: (1) kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa, (2) rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), (3) lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan, (4) rendahnya integritas dan profesionalisme, (5) mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan dan birokrasi belum mapan, (6) kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, serta (7) lemahnya keimanan, rasa malu, kejujuran, moral dan etika.

Faktor-faktor di atas bisa kita samakan pada realita kasus-kasus korupsi di Indonesia. Seperti, banyak koruptor-koruptor yang sudah ditanggap oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tetapi orang-orang tersebut tidak terlihat seperti seseorang yang telah melakukan kesalahan. Hal ini merupakan bagian dari lemahnya rasa malu yang dimiliki oleh seorang koruptor yang jelas-jelas telah melakukan kesalahan.

Perilaku korupsi tidak hanya menimbulkan dampak terhadap satu aspek saja, korupsi dapat memberikan efek dominan yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktek korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga kebutuhan menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan negara terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintah yang buruk di mata internasional sehingga melonggarkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negarapun semakin terperosok ke dalam kemiskinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun