Mohon tunggu...
ANNISA RIDHA N
ANNISA RIDHA N Mohon Tunggu... Mahasiswa - ~

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Disgust dan Shame pada Anak Usia Dini Akibat dari Kurangnya Stimulus yang Diberikan oleh Orang Tuanya?

19 Oktober 2022   22:32 Diperbarui: 19 Oktober 2022   22:33 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disgust itu apa sih? Apakah kalian pernah mendengar kata tersebut? Yuk simak penjelasan dibawah ini. 

Disgust atau kata lain dari jijik. Disgust atau jijik ini merupakan emosi yang muncul akibat dari bau sesuatu yang dibenci, tekstur yang membuatnya tidak nyaman, serta penampilan. Disgust atau jijik ini juga merupakan emosi yang kompleks serta tidak seperti biasanya. 

Disgust atau jijik ini sering sekali di klasifikasikan dalam emosi dasar. Disgust sendiri memiliki sebuah jangkauan yang cukup luas sehingga muncul teori fungsional untuk bersaing dan lintasan perkembangan yang berlarut-larut. 

Terdapat 6 emosi dasar yang mengklasifikasikan disgust ini kedalamnya. Jijik umumnya diklasifikasikan sebagai salah satu dari enam emosi dasar; itu diklaim memiliki fungsi adaptif yang unik, substrat saraf khas menghasilkan fenomenologi yang tak ada bandingannya, dan ekspresi wajah karakteristik yang diakui dalam budaya yang berbeda di seluruh dunia (Ekman, 1992; Izard, 1994).

Selain itu, ada juga yang mengklaim bahwa rasa jijik dicirikan sebagai suatu perasaan ataupun dorongan dasar. Sehingga mungkin akan lebih mirip dengan keadaan seperti lapar atau sakit daripada emosi sejati seperti marah ataupun takut.

Seperti contoh: Ketika Shakila bermain tanah dengan ayahnya tidak sengaja dia ternyata memegang seekor cacing ketika dia memegang tanah. Dengan spontan Shakila berteriak dikarenakan dia merasa jijik bersentuhan dengan cacing tersebut. Dengan adanya rasa jijk itu otomatis muncul perasaan takut.

Dari kejadian tersebut dapat dilihat bahwa suatu respon manusia terhadap disgust atau jijik ini biasanya akan berusaha menjauhkan dirinya. Sebuah penelitian ilmiah terhadap disgust atau rasa jijik telah mengidentifikasi beragam fungsi emosi yang diteorikan. Banyak sekali teori yang memberikan ciri disgust atau rasa jijik ini sebagai hal yang berasal dari pertimbangan konseptual. Disgust atau rasa jijik ini tidak diharapkan oleh semua orang ketika dia dilahirkan. 

Disgust atau rasa jijik ini muncul ketika adanya proses defensif selama beberapa tahun pertam kehidupan. Ketika seseorang merasakan disgust atau jijik ini, maka dia akan memunculkan reaksi dengan berubahnya mimic pada wajah, menghindari hal yang menjijikan tersebut, berteriak, dan kemudian juga melakukan gerakan pertahanan diri. Rasa jijik terhadap seseorang akan menghambat luasnya pengetahuan serta khidupan seorang anak. 

Dengan begitu, adanya rasa jijik peru dikendalikan serta dihilangkan kecuali ada alasan tertentu dan juga niat baik seperti jika ada resiko terkena penyakit. Semua harus berawal dari pola asuh orang tua terhadap anaknya. Dimana sebenarnya tidak semua hal itu menjijikkan. Maka dengan ini, diharapkan orang tua memberikan stimulus serta pola asuh kepada anak usia dini agar anak tumbuh tidak menjadi individu yang selalui merasa jijik dengan hal baru. 

Diatas sudah membahas mengenai disgust, maka disini kita akan membahas tentang shame. Shame atau malu merupakan suatu emosi dimana seseorang merasa dirinya rendah, hina, tidak senang, bisa juga karena keadaan fisik yang mengalami kecacatan. Menurut Tangney (1999) shame adalah emosi menyakitkan yang biasanya disertai perasaan menjadi kecil, tidak berharga, serta ketidakberdayaan. Shame ini akan dirasa menyakitkan serta berdampak negative pada penderitanya. 

Dalam psikologis diartikan bahwasannya shame atau rasa malu ini akan muncul dengan emosi dari ketidaksadaran pada suatu yang menggelikan, tidak pantas, emosi terhadap perilaku atau keadaan diri dari seseorang. Sikap malu dan pemalu merupakan suatu hal yang berbeda. Dimana sikap pemalu ini adalah keadaan yang sudah terpola, berbeda dengan malu yang terjadi ketika keadaan tertentu. 

Malu ini sama seperti emosi sadar diri yang tidak dipelajari. Ini merupakan suatu pola tindakan yang konsekuensinya dari serangkaian ide kompleks yang spesifik tentang diri. Anak usia prasekolah dan usia sekolah pemalu mempunyai kesulitan besar untuk berpartisipasi dengan orang lain. 

Secara umum, periode pemalu yang normal terjadi pada anak usia dini sekitar 5 atau 6 bulan, kemudian berikutnya terjadi lagi pada anak usia dini sekitar 2 tahun. Anak usia dini yang mengalami perasaan shame atau rasa malu ini adalah salah satu rasa sakit yang luar biasa serta sangat negatif. Hal ini merupakan keingina untuk menghilang, sembunyi, atau bahkan mati. 

Perasaan shame atau rasa malu ini dapat mengakibatkan anak usia dini mengalami gangguan pada perilakunya yang mungkin sedang berlangsung, mengalami kebingungan dalam berpikir, serta tidak mampu ketika berbicara. 

Anak usia dini yang mengalami peradaan shame atau rasa malu ini biasanya akan menghindari orang lain. Kemudian anak usia dini juga akan merasa takut, curiga, dan juga ragu-ragu ketika akan melakukan sesuatu. Anak usia dini yang seperti ini akan menarik diri nya dalam hubungan dengan orang lain. 

Dalam situasi seperti ini, anak usia dini yang mengalami perasaan shame atau rasa malu biasanya tida akan mengambil suatu inisiatif, akan sering diam, akan berbicara dengan suara yang cukup pelan, serta juga akan secara otomatis menghindarkan kontak mata. Perasaan shame atau rasa malu ini merupakan salah satu ciri dari emosi negative yang seharusnya segera ditangani. Dikarenakan akan dapat berimbas atau berakibat buruk pada proses perkembangan anak.

Dalam hal ini sangat diperlukan peran guru dan juga yang paling penting adalah peran orang tua dalam memberikan stimulus serta pola asuh dalam memotivasi keberaian dan juga rasa percaya diri pada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun