Gaya Hidup Milenial
Gaya hidup bukan lagi terbatas soal penampilan, aktivitas "nongrong" kini juga ikut jadi kegiatan yang dilakukan kalangan milenial di suatu tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan mengisi waktu luang.Â
Gaya hidup generasi milenial identik denga kesenangan dan hura -- hura. Mereka lebih suka nongrong daripada diam di rumah, mereka kebanyakan menghabiskan waktu diluar rumah seperti, ngemall ataupun nongrong di kafe, karena nongrong sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari -- hari mereka.Â
Nongkrong bagi generasi milenial adalah suatu keharusan untuk menunjukkan eksistensi, mereka senang sekali mengunjungi kafe -- kafe kekinian lalu mengunggah foto makanan dan minuman kopi yang menjadi pilihan yang mereka pesan atau suasana kafe mereka nongkrong.Â
Nongrong memang menjadi kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan dari kaum milenial. Budaya nongkrong tetap eksis menjadi bentuk ekspresi keberagaman kalangan milenial dikala mengisi kekosongan waktu seperti berkumpul, berbincang, dan bahkan sambil menikamati hidangan tertentu.Â
Salah satu kebutuhan kaum milenial adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya, maka tidak jarang rumah makan dan kafe menjadi temapat -- tempat yang dituju untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.Â
Gaya hidup yang dimaksud disisni adalah gaya hidup dibagian makanan dan minuman, khususnya kopi. Budaya kopi ini biasanya dulu dilakukan di warung kopi, tetapi seiring dengan perkembangan budaya masyarakat, maka muncullah kedai kopi.Â
Minum kopi bukan lagi menjadi tuntutan selera, tetapi bagi sebagian generasi milenial sudah menjadi bagian gaya hidup. Menurut Priansa (2017) faktor -- faktor yang mempengaruhi gaya hidup sangat banyak, namun umumnya dapat di bagai menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi Sementara faktor ekternal terdiri dari kelompok referensi, keluarga, kelas sosial dan kebudayaan.Â
Seiring dengan pertumbuhan jumlah manusia terutama kaum milenial, pertumbuhan kebutuhan hidup pun meningkat, hal ini yang menyebabkan tumbuhnya berbagai tempat nongrong seperti kafe.Â
Bisnis Kafe Dekat Dengan Kalangan Milenial
Fenomena merebaknya kafe yang digandrungi kalangan milenial menjadi hal yang biasa , karena hal ini menjadi kebiasaan kalangan milenial untuk nongkrong di kafe agar terlihat seperti kekinian atau tidak ketinggalan jaman. Tak heran jika kini semakin menjamur temapat -- tempat nongrong kekinian yang sesuai dengan perkembangan jaman. Keberadaan orang memilih kafe sebagai tempat ketiga dengan berbagai alasan tentu menjadi fenomena yang menarik dan berdampak bagi kehidupan sosial kita, terutama soal perubahan gaya hidup, pola konsumsi, dan bentuk interaksi yang terjadi.Â
Seakan menjadi hal yang lumrah ketika orang-orang memindahkan kegiatan sehari-hari mereka ke kafe seperti mengetik, membaca, mengobrol bersama teman, ataupun sekedar mencari hiburan.Â
Keberadaan kafe dalam keseharian masyarakat Kota khususnya bagi anak muda telah mendapat posisi tersendiri sebagai salah satu alternatif memanfaatkan waktu luang ataupun tujuan yang lebih penting. Berbagai hal mungkin saja terjadi di dalamnya oleh setiap individu yang datang ikut memberikan kontribusi terhadap proses konsumsi ruang kafe.Â
Pola konsumsi ruang yang terjadipun dapat berubah seiring mengalirnya selera, motif dan berbagai kepentingan bagi setiap pelaku di dalamnya. Tidak hanya itu, perubahan ruang kafe dan gaya hidup juga ikut mempengaruhi bahkan mengubah pola konsumsi serta motif individu dalam mengunjungi kafe.Â
Semenjak media sosial makin populer dan banyak digunakan, bisnis kafe dan restoran semakin diminati karena sebagian besar anak muda mengalami masa transisi hobi.
Pada saat sekarang ini bisnis coffee shop mulai bekembang dan diminati oleh para pebisnis, hal itu dapat dilihat dari banyaknya coffee shop yang ada di Indonesia, mulai dari yang dimiliki oleh pengusaha asing seperti starbucks, pengusaha lokal seperti maxx coffee dan bahkan para public figure juga tidak mau ketinggalan untuk membuka bisnis coffee shop.Â
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya minat konsumen untuk menikmati minum kopi di coffee shop. Kehadiran warung -- warung kopi tersebut juga tidak terlepas dari semakin meningkatnya jumlah konsumen kopi.Â
Data International coffee organization (ICO) menyebutkan bahwa konsumen kopi indonesia pada periode 2000 - 2016 mengalami kenaikan mencapai lebih dari 174 persen (Databoks Katadata Indonesia, 2017). Konsumen coffee shop saat ini mayoritas dari kalangan muda yang hobi berkumpul di cafe bersama teman untuk sekedar melepas penat atau bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.Â
Kalangan muda yang dimaksud disini adalah generasi milenial yang banyak mengkonsumsi kopi karena iklan dan gaya penyajian kopi seperti starbucks. minum kopi bahkan sudah mulai menjadi gaya hidup bagi kalangan milenial saat ini. Salah satu bisnis kopi yang berada di Sumatera Barat yaitu Sam's Coffee.Â
Sumatera Barat sudah menglanglang buana ke beberapa penjuru dunia dan salah satu yang menjadi primadona asli Sumatera Barat adalah kopinya, khususnya di kopi Solok yang yang diproduksi di gapoktan surian permai yang dikenal dengan nama Sumatera Arabika Minang Solok atau sam's coffee, yang memiliki cara unik dalam budidaya dan pengolahan kopinya sehingga kopi ini berbeda dari yang lainnya. Gapoktan surian permai sudah mengalami kemajuan pesat terbukti sudah dikenal dan di konsumsi oleh berbagai negara di Amerika, yang dikenal dengan Sumatera Arabika Minang Solok (Sam's Coffee).
Gapktan surian permai di ketuai oleh bapak Edranovid S,Si, siapa sangka kegiatan penanaman dan pengolahan kopi di surian ini sudah dilakukan secara turun -- temurun, hal ini yang membuat bapak Edranovid S,Si lulusan FMIPA UNRI tertarik untuk pulang ke kampung, bapak Edranovid S,Si mengolah kopi arabika Solok yang telah dikerjakan oleh orang tua sebelumnya, karena ayah beliau seorang pelaku usaha rempah -- rempah saat ini.
Kopi arabika Solok ini sudah banyak dikenal oleh pelaku usaha, peneliti dan penggiat perkopian di beberapa daerah di Indonesia bahkan mancanegara pada tahun 2014. Bapak edranovid S,Si selaku ketua gapoktan surian permai mewakili Indonesia untuk memperkenalkan kopi arabika Minang Solok ke Seatle Amerika bersama kepala dinas perkebunan Provinsi Sumatera Barat dan asosiasi kopi speciality Indonesia SCAI.Â
Hasil festival yang diikuti oleh bapak Edranovid S,Si memperoleh penghargaan kopi terbaik dan kegiatan ini membawa keberuntungan bagi gapoktan surian permai karena mendapatkan permintaan kopi dari pasar Amerika sebanyak 10 kontiner, untuk menambah produktifitas tentunya cita rasa menjadi salah satu point yang saat ini harus di munculkan, yaitu kopi Sumatera arabika Minang Solok yang memiliki rasa khas yang berbeda dari kopi -- kopi lainnya. Gapoktan surian permai sudah di tunjang dengan adanya kebun milik anggota kelompok tani yang merupakan anggotanya, para anggota selalu dilakukan pendampingan dengan standar pengolahan kopi arabika dengan baik di mulai dari pembukaan lahan, penanaman, perawatan dan pasca panen yang dilakukan kontrol oleh team dari gapoktan surian.
Kopi arabika solok yang diproduksi di gapoktan surian permai ini sudah memiliki standar pengolahan kopi arabika dengan benar dan penuh dengan kontrol, sehingga kopi yang dihasilkan dapat dikatan jelas mulai dari bahan tanam, pasca panen, roasting dan lain sebagainya.
Tren ngopi jadi booming sejak munculnya novel dan film 'Filosofi kopi'. Sebelumnya rata -- rata hanya kalangan bapak -- bapak yang mengonsumsi, pada tahun 2016 film AADC 2 juga turut meramaikan tren kopi dengan menampilkan beberapa scene di sebuah cafe kopi, begitu film itu muncul konsumen kopi langsung banyak sehingga membuat minum kopi menjadi tren. Setelah film itu dirilis cafe itu dijadikan salah satu destinasi wisatawan pada saat berkunjung ke Yogyakarta. Pergesaran budaya minum kopi sampai saat ini masih menjadi salah satu topik menarik untuk dibahas, dikarenakan ini membuat perubahan gaya hidup dan menjadi tren baru masyarakat saat ini. Dengan adanya film yang mengangkat tema kopi. Film filosofi kopi adalah film yang pertama kali di Indonesia yang mengangkat tema kopi kedalam film komersial atau bioskop. Film ini merupakan sebuah film adaptasi dari sebuah cerpen yang kemudian dijadikan novel oleh Dee Lestari. Film ini menggambarkan proses panjang di balik hadirnya secangkir kopi melalui gambaran -- gambaran petani yang menanam, merawat, dan memanen tanaman kopi yang kemudian memperkenalkan kopi yang disungguhkan dengan cara baru dengan memperlihatkan aneka metode memanggang, menggiling biji kopi, hingga mengolah sajian kopi. Film ini memperlihatkan kehidupan masyarakat urban dengan gaya hidup ngopi disebuah cafe dengan disain yang menarik yang kemudian disandingkan dengan kehidupan ngopi sederhana ala petani desa. Film ini mengajak khalayak , khususnya kaum muda milenial untuk menyeruput kopi di cafe -- cafe yang membuat budaya ngopi menjadi lebih keren.Â
Ada faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di indonesia yaitu Kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi, meningkatnya daya beli konsumen, dominasi populasi anak muda indonesia (generasi y dan z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi, kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melalui aktivitas marketing dan promosi, kehadiran platform ride hailing (grabfood dan gofood) yang memudahkan proses penjualan, rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang di tunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi, margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi. Pemilihan kafe kopi didasari kriteria sebagai berikut, memilih menu utama kopi, memiliki karyawan kafe kopi baik sebagai barista maupun sebagai waiter, memiliki fasilitas seperti wifi, memiliki desain lokal yang menarik perhatian pengunjung kafe kopi, dan pengunjung mencakup semua kalangan orang tua maupun generasi muda.Â
Kopi Sebagai Teman Hidup
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah mengalami perubahan menjadi kahveh berasal dari bahasa Turki dan berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap kedalam kedalam Bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini. Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling popular di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Minuman kopi sudah menjadi salah satu minuman yang paling digemari dan dicari di dunia. Identik dengan rasa pahit yang justru menjadi candu bagi kebanyakan orang. Seiring dengan berjalan nya waktu dan pesatnya penyebaran biji kopi ke pelosok penjuru dunia, tradisi meminum kopi yang berasal dari dunia barat pun akhirnya diadaptasi oleh masyarakat di Indonesia
Di Negara - negara barat, meminum kopi di pagi hari bahkan sudah menjadi semacam ritual dan budaya. Tidak lengkap rasanya apabila memulai aktifitas tanpa menyeruput secangkir kopi. Bahkan di Amerika, kopi menjadi minuman tradisional bagi rakyatnya. Kopi menjadi menu untuk minuman pagi, sore, dan malah hari. Di sana terdapat istilah Coffee Morning di masyarakat yang berarti saat itu adalah saat yang tepat untuk berbincang sambil menikmati aroma dan rasa kopi. Kebiasaan meminum kopi pun meyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kopi bukanlah menjadi sekedar minuman penghilang rasa kantuk melainkan berubah menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dunia bahkan Indonesia. Semua kalangan dan semua lapisan masyarakat gemar menyeruput minuman hitam ini karena memang aroma dan rasanya yang luar biasa. Kedai - kedai kopi modern dan warung kopi pinggir jalan dapat dengan mudah kita temukan di Indonesia. Kopi bukan lah minuman kalangan tertentu, kopi dapat dinikmati oleh semua orang. Mulai dari warung kopi pinggir jalan yang menyediakan kopi dengan harga terjangkau sampai kedai kopi modern yang terdapat di mall mall yang untuk menikmati nya perlu merogoh kocek lebih dalam.Â
Meminum kopi atau ngopi menjadi bagian dari gaya hidup dan menjelma menjadi budaya di Indonesia. Jumlah penikmat minuman berkafein ini meningkat pesat dalam beberapa tahun ini. Salah satu surat kabr terpecaya di indonesia dalam portal media online-nya memberikan pernyataan bahwa terjadinya penurunan untuk minuman mengandung alkohol secara global yang menyebabkan kopi menjadi minuman tren favorit baru saat ini (Okezone Alasa Konsumsi Kopi Jadi Tren Gaya Hidup Masyarakat Urban, diakses pada 6 januari 2021). Kopi dapat dikatakan menjadi teman ngumpul dan juga identitas diri bagi sebagian masyarakat. Kopi tidak lagi diposisikan sebagai minuman yang secara harfiah diartikan sebagai cairan untuk menghilankan dahaga. Kopi kini memposisikan dirinya lebih dari sekedar minuman, sebagai simbol budaya, adat istiadat, tradisi, serta gaya hidup masyarakat modern. Terdapat berbagai macam makna yang dapat dipetik dari secangkir kopi dan sebuah biji kopi.
Fenomena yang terjadi adalah para kaum milenial menjadikan kafe sebagai teman nongrong atau ruang bagi mereka dalam rangka mencari kesenangan, kafe menjadi tempat yang sering di kunjungi para kaum milenial untuk menghabiskan waktunya, sehingga kafe seakan -- akan menjadi area bermain untuk melepas diri dari rutinitas di rumah dan sekolah. Padahal banyak tempat yang sekiranya kebih menarik bagi usia mereka, seperti tanamn bermain, pantai, warnet, stasiun game, dan lain lainnya. Kebiasaan minum kopi atau ngopi pada saat sekarang ini bukan hanya sekedar untuk bersantai dan menikmati secangkir kopi tetapi juga ngopi sudah menjadi eman hidup bagi kalangan milenial. Ngopi juga menjadi sarana melepas kejenuhan dengan rutinitas sehari -- hari serta ngopi menjadi ajang sosialisasi dan ngumpul bersama teman, sahabat, dan rekan kerja. Ada nilai serta tanda tersendiri kenapa banyak kalangan milenial untuk minum atau mengkonsumsi kopi di kafe, karena kafe adalah sebuah wadah yang dapat memberikan tempat bagi kalangan milenial untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain kafe kopi juga dapat memberikan inspirasi dan informasi. Kafe kopi juga memberi dampak positif dimana dengan adanya kafe kopi tersebut telah telah banayj terjadi interaksi antar manusia di tempat tersebut yang bisa disebut sebagai fungsi sosial, mengapa demikian, semua itu karena kafe kopi sering menjadi tempat pertemuan orang -- orang, tempat diskusi organisasi- organisasi atau kelompok -- kelompok kalangan milenial.
Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktifitas kafein di dalam tubuh yaitu meningkatkan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberika efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengkonsumsi kopi. Di era modern penyajian kopi tidak hanya disajikan kopi sekedar kopi dan gula (Kopi Hitam), akan tetapi kopi telah dikombinasikan dengan berbagai bahan dan teknologi. Kopi dicampur dengan susu, krim, coklat, kacang ijo, jagung dan lain sebagainya. Selain itu kopi juga diolah dengan teknologi baru yang tentunya menimbulkan cita rasa beda. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu pasar terbesar kopi adalah generasi milenial, yang saat ini merupakan sebagian besar kelompok usia produktif, dimana generasi milenial suka menghabiskan waktunya untuk pergi ke kafe kopi untuk menikmati secangkir kopi sambil mengobrol atau bekerja sudah menjadi tren gaya hidup tersenditri bagi generasi ini. Kopi juga sering kali menjadi teman untuk nongrong berlama --lama, jadi tak heran bahwa ngopi pada saat ini sudah merakyat di masyarakat khusunya kalangan milenial.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Nur Suffi. 2009. Komunitas Kafe Sebagai Gaya Hidup (Studi Tentang Motif Mahasiswa dan Kontruksi Kuliner Kafe di Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
Fauzi Ahmad, I Nengah Punia, Gede Kumajaya. 2017. Budaya Nongkrong Anak Muda di Kafe. Denpasar : Universitas Undayana.
Herlyana, Elly. 2012. Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Jurnal THAQFIYYT, Vol. 13, No 1( 2012).
Kurniawan A. 2016. Perilaku Konsumtif Remaja Penikmat Warung Kopi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Noneng R. Sukatmadiredja. 2016. Analisis Perubahan Prilaku Konsumen Terhadap Pertumbuhan Warung Kopi Di Kecamatan Rungkut Surabaya. SurabayaÂ
Priansa, Doni. 2017. Prilaku Konsumen Dalam Persaingna Bisnis Kontemporer. Alfabeta Bandung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI