Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Keagungan Manah", Sebuah Kisah tentang Cinta di Usia Senja

21 Juli 2022   09:43 Diperbarui: 24 Juli 2022   15:00 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KEAGUNGAN MANAH | Foto dokumentasi pribadi

Lewat proses inilah, saya mulai bisa paham siapa sesungguhnya Btari dan Bayu. Sepasang perempuan dan lelaki yang sudah berusia lanjut dan memautkan hati dengan status tetap sebagai teman dekat.

Berbeda dengan Btari yang memanggil Bayu dengan sebutan "Mas" karena Bayu memang lelaki Jawa, Bayu justru memanggil Btari dengan kata formal yaitu "Bu". Terdengar janggal ya. Tapi mungkin begitulah cara Bayu untuk tetap menghormati Btari sebagai seorang perempuan dewasa. Satu level ungkapan kasih sayang yang dilakukan oleh mereka yang sudah berusia matang.

Ada sebuah hubungan cinta dewasa yang hadir di Keagungan Manah

Cinta yang tumbuh natural antara Bayu dan Btari ini mengalir setelah beberapa waktu suami Btari, Arthur, meninggal dunia. Kedatangan Bayu ke rumah Btari dalam rangka melayat menjadi pemicu ketertarikan lelaki tersebut akan sosok Btari. Saat dimana dia melihat bagaimana kuatnya Btari, dan bagaimana tenangnya dia dalam menghadapi keadaan yang sedang dia hadapi. Perasaan yang terus bertumbuh hingga akhirnya hati masing-masing terpaut dan bersepakat untuk saling mengisi, saling berbagi dan menghabiskan banyak waktu bersama dengan luapan cinta, sentuhan-sentuhan kecil, dan tentu saja dialog-dialog sarat kasih sayang.

Mereka pun jatuh cinta diantara serbuan kasih sayang dari anak-anak Btari, Ndalu, Widya dan Dimas serta anak-anak Bayu, Rama dan Sinta plus cucu-cucu yang lucu dan selalu menjadi penghibur lara, Btari dan Bayu bersengaja menceritakan hubungan dekat mereka dalam sebuah pertemuan sederhana.

Tapi apakah cinta Btari dan Bayu yang sudah janda dan duda serta berusia lanjut tersebut berjalan dengan mulus?

Nyatanya tidaklah semudah itu. Ada beberapa halangan dan tembok yang tidak memungkinkan mereka bersatu meskipun Bayu sudah berulangkali mengungkapkan ketulusannya melamar Btari.

Pertama adalah soal perbedaan keyakinan. Kedua adalah tentang adat istiadat dari keluarga almarhum suami Btari yang bersuku Batak. Aturan tersebut berbunyi "Holan Tuhan do hubaen dongan hu" yang berarti hanya Tuhan kujadikan temanku.

Jadi saat seorang perempuan Batak (dan yang sudah diangkat sebagai anggota keluarga Batak dengan upacara khusus) ditinggal mati oleh suaminya, maka dia akan menjalani kehidupan selanjutnya dengan berserah diri hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Alias tidak menikah lagi.

Sebagian besar anak-anak Btari dan Bayu, kecuali Widya, sesungguhnya tidak menentang hubungan kedua orang tuanya. Lewat pertemuan yang sengaja diatur Btari dan Bayu, terlihat bahwa semua anak-anak sangat senang melihat bahwa orang tua mereka menemukan kebahagiaan lain setelah sendiri. Apalagi melihat Btari dan Bayu saling memberikan pengaruh positif satu sama lain. Saling bergantung dan menguatkan.

Meskipun hubungan dan komunikasi kakek dan nenek ini dengan anak-anak tetap berjalan sempurna, kehadiran kasih sayang dalam makna yang berbeda tentunya membuat hidup lebih berwarna.

Kenapa Widya menentang hubungan Btari dan Bayu? Bukankah dia juga menginginkan ibunya tetap bahagia di usia senjanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun