Juanga sejatinya adalah sebuah kapal, sebuah bahtera, yang bisa mengangkut, menampung dan menahkodai banyak orang. Diambil dari sebuah kapal legenda Moloku Kie Raha milik Tidore. Sementara kata culture sendiri diambil dari bahasa Inggris yang berarti budaya.
Mengutip lebih lanjut uraian yang disampaikan Bams tentang alasan dia memilih kata Juanga sebagai nama rumah kreativitas ini, membuat saya tersentak. Ternyata hal ini dilakukannya karena ada sejarah romantisme yang sangat kuat sekali dan menyentuh saat Tidore dipimpin oleh Sultan Mansyur.
Dalam hikayatnya, beliau pernah membantu 2 misionaris, Ottow dan Geisser yang dalam perjalanan ke Papua untuk menyebarkan agama Kristen. Meyakinkan bahwa mereka bisa sampai ke Papua dengan selamat, Sultan Mansyur memberikan sebuah kapal Juanga yang dikawal oleh 37 perwira muslim dan Sangaji Laho sebagai Qdhi (hakim tertinggi keagamaan Tidore). Tak hanya itu. Ke-2 missionaris inipun mendapatkan fasilitas makanan, minuman, kamar, dan pengawalan yang baik dari Kesultanan Tidore.
Kebijakan, jiwa kenegaraan, dan kebaikan hati beliau inilah yang menginspirasi Bams untuk menggunakan kata Juanga sebagai bagian dari jenama rumah budaya yang didirikannya di Jogyakarta. Bams ingin berkata kepada dunia bahwa orang Tidore itu memiliki kelembutan hati, bersikap terbuka, dan mau menolong sesama, meski ada perbedaan dalam keyakinan. Â Tidore adalah simbol keterbukaan dalam kebersamaan.
KEGIATAN JUANGA CULTURE
Ikhtiar yang gigih dan konsisten akan membuahkan hasil yang setara dengan apa yang sudah kita usahakan. Saya percaya itu. Dan terbukti. Juanga Culture, pelan tapi pasti, mampu mewujudkan dan menjalankan visi misi di awal berdiri. Banyak kegiatan yang sudah diadakan di rumah kreativitas ini. Â Mulai dari performance musik, pameran handicraft dan produk-produk handmade dalam sebuah pasar seni, discussion floor, sampe sekedar ngobrol-ngobrol sharing pengalaman serta ide-ide.
Semua diikuti oleh publik yang haus dan antusias akan kegiatan-kegiatan penuh makna dan sarat budaya. Ruang tampilannya pun tak hanya khusus untuk Maluku tapi juga kehadiran berbagai unsur musik dan seni yang ada di beberapa provinsi di Indonesia.
Sementara untuk melengkapi hadirnya "rasa Tidore", Bams menawarkan Kopi Dabe, kopi khas Tidore. Pun beberapa panganan khas Tidore lainnya, dan identifikasi fisik yang mengingatkan kita akan Bumi Marijang, tanah Maluku Utara.Â
Bisalah jadi obat kangen akan tanah leluhur bagi perantau Tidore atau yang sudah berkali-kali menginjakkan kaki di bumi Marijang seperti saya. Gambaran mini visual lewat berbagai media seperti foto juga bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi mereka yang belum pernah menginjakkan kaki di Tidore.
JUANGA CULTURE: Jl. Prapanca No. 99, Bantul, Jogyakarta. Â Lokasinya ada di samping selatan Sekolah SMKI dan sisi timur warung jus buah. Â (duh saya ngetik ini sambil senyum-senyum sendiri karena di pulau Jawa untuk mengarahkan sesuatu itu menggunakan arah mata angin).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI