Pengertian Wirausaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirausaha adalah seseorang yang menjalankan usaha dengan mengandalkan kemampuan dan kreativitasnya untuk memperoleh keuntungan. Kata "wirausaha" berasal dari gabungan kata "wira" yang berarti pahlawan atau berani, dan "usaha" yang berarti aktivitas atau upaya.
Belajar Wirausaha di Sekolah
Saat ini, banyak sekolah yang menerapkan program edukatif seperti Market Day, yang bahkan sudah dimulai sejak jenjang TK. Dalam kegiatan ini, setiap kelas membuka stan dan menjual berbagai produk seperti makanan, minuman, serta barang kreatif lainnya. Pada jenjang lebih tinggi, siswa sering kali membuat sendiri produk mereka sebelum menjualnya di acara tersebut.
Selain Market Day, ada juga kegiatan Bake Sale yang bertujuan untuk menggalang dana. Misalnya, di sekolah saya, ketika beberapa kelas ingin mengadakan kegiatan sosial di panti asuhan, mereka mengadakan Bake Sale untuk mencari dana. Dalam acara ini, siswa membuat kue sendiri di rumah dengan modal pribadi, lalu menjualnya saat jam istirahat. Produk dan harga telah diumumkan sebelumnya melalui poster, dan siswa dapat membeli dengan sistem pre-order atau langsung di tempat.
Saat proses jual-beli berlangsung, suasana sangat hidup. Para pembeli antre dengan uang atau kupon pre-order, sementara panitia siswa mempersiapkan produk dan memastikan transaksi berjalan lancar. Hasilnya luar biasa! Karena sekolah kami tidak memiliki kantin, kegiatan seperti ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para siswa. Guru dan orang tua juga berperan penting dengan memberikan dukungan serta mengingatkan anak-anak untuk membawa uang.
Manfaat Kegiatan Wirausaha di Sekolah
Kegiatan Market Day dan Bake Sale memberikan banyak manfaat bagi siswa, di antaranya:
Mendorong kreativitas dengan menciptakan produk sendiri, seperti membuat kue, minuman segar, atau makanan ringan.
Mengajarkan perhitungan sederhana, seperti menghitung modal, keuntungan, serta potensi donasi.
Melatih keterampilan transaksi, termasuk menghitung uang kembalian dengan cepat dan tepat.
Membantu siswa memahami konsep pengelolaan uang.
Mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
Melatih kemampuan komunikasi dan interaksi sosial.
Memicu inovasi dan daya cipta dalam menciptakan produk yang menarik.
Belajar Wirausaha di Rumah
Selain di sekolah, wirausaha juga bisa dimulai dari rumah dengan dukungan orang tua. Saya pernah melihat salah satu siswa saya berjualan gelang cantik di sekolah. Saat ia menawarkan gelangnya kepada saya, saya mengatakan bahwa desainnya kurang sesuai untuk usia saya. Namun, banyak teman-temannya tertarik membeli. Ternyata, yang membuat gelang tersebut adalah sepupunya, sementara siswa saya bertindak sebagai pemasar. Ia dengan fasih menjelaskan desain dan warna gelang yang tersedia, serta menerima pre-order dari teman-temannya. Cara ia memasarkan produknya menunjukkan keterampilan melihat peluang dan berkomunikasi dengan baik.
Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Peran orang tua sangat penting dalam membangun jiwa wirausaha anak. Jika anak menunjukkan minat berjualan, orang tua dapat memberikan dukungan berupa modal awal, seperti bahan untuk membuat kue, gelang, atau rajutan. Setelah anak mampu menghasilkan produk, orang tua bisa membantu memasarkannya ke keluarga, teman, atau melalui media sosial.
Selain memberi dukungan, orang tua juga dapat menjadi role model bagi anak. Misalnya, ada orang tua yang menerima pesanan rangkaian bunga atau makanan untuk arisan. Anak-anak, sebagai pengamat ataupun mungkin dilibatkan dalam proses pembuatannya, akan belajar dari orang tua mereka.
Peran Saya dalam  Menggali Jiwa Wirausaha Anak
Tanpa disadari, saya sendiri telah memberikan contoh menjalani wirausaha kepada anak saya. Selain mengajar, saya juga pernah mengelola berbagai usaha kecil, seperti:
Mengajar online
Membuat podcast
Menjual minyak jelantah
Menjual pakaian, bunga, kripik secara online
Anak saya sering mengamati bagaimana saya mengelola berbagai usaha ini, dan dari situ mereka belajar bahwa wirausaha bisa dimulai dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita.
Pengalaman Anak-anak Saya dalam Berwirausaha
Saya ingin berbagi pengalaman anak-anak saya dalam belajar wirausaha.
Anak laki-laki saya menemukan peluang berwirausaha melalui jual beli buku bekas. Saat naik kelas, ia mengingatkan saya untuk menjual buku-buku yang tidak lagi terpakai. Bahkan, pernah ada temannya yang meminta bantuan belajar coding atau mata pelajaran tertentu, dan ia mendapat bayaran dari jasa mengajarnya.
Anak perempuan saya pernah belajar merajut di kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Dengan mengikuti tutorial tambahan di media sosial, ia berhasil membuat berbagai produk rajutan. Ayahnya memesan sarung HP pertama darinya sebagai bentuk dukungan, lalu saya mulai memasarkan produknya melalui media sosial. Keluarga besar, termasuk nenek dan pamannya, mulai memesan topi rajutan. Seiring bertambahnya pesanan, kepercayaan dirinya meningkat. Kini, ia hanya menerima pesanan saat libur sekolah atau akhir pekan agar tidak mengganggu waktu belajarnya. Selain merajut, ia juga mencoba membuat kue dan biskuit.
Peluang-peluang kecil seperti ini melatih anak-anak berpikir kreatif dan mandiri, yang nantinya dapat berkembang menjadi usaha yang lebih besar.
Menumbuhkan jiwa wirausaha anak membutuhkan sinergi antara sekolah, orang tua, dan lingkungan. Dengan memberikan pengalaman langsung serta teladan yang baik, kita bisa membantu anak-anak menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan mandiri sejak dini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI