Mohon tunggu...
Annas Rizky Gemilang
Annas Rizky Gemilang Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UMM Membantu Menyukseskan Program "KRPL, Kampung Anggrek Mandiri dan Budidaya Anggrek Bulan"

21 Juni 2021   18:23 Diperbarui: 21 Juni 2021   18:48 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersana Bapak Suwarjo (Dokpri)

Pada kesempatan kali ini kami yang terdiri dari lima orang sepakat melaksanakan program pengadian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) di Universitas Muhammadiyah Malang. Guna mengganti program KKN, karena terhalang situasi pandemic yang belum usai dan belum ada kejelasan kapan pandemic ini berakhir maka dari itu dengan keadaan sedemikian rumit kita dituntun untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. pada kesemptan kali ini kami yang beranggotakan lima orang terdiri dari Fauzan Rois A, Reza Istiqomah, Velsa Valla, Ilham Arya, Annas Rizky sepakat melaksanakan pengabdian masyarakat di Dusun Gerdu Desa Tulungrejo Kec. Bumiaji Kota Batu. Kami memilih dusun ini karena ada beberapa hal yang sangat potensial dan bisa dikembangkan menjadi desa wisata dan ekonomi kreativ, di Dusun Gerdu sendiri terdiri dari beberapa RW salah satunya adalah RW. 17 yang mana di sini ada yang namanya KPRL (Kegiatan Perkarangan Pangan Lestari ) yang mana disini masyarakat secara suka rela bergotong royong memanfaatkan lahan kosong untuk di tanami sayuran dan buah-buahan yang bisa di manfaatkan masyarakat sekitar secara gratis.

Foto Bersama Bapak Faris (Dokpri)
Foto Bersama Bapak Faris (Dokpri)
Selain itu yang cukup menarik dari RW. 17 Dusun Gerdu ini adalah adanya salah satu masyarakat yang sangat menyukai tanaman anggrek yaitu Bp.Suwarjo, yang mana beliau dari kesukaan atau hobinya ini yang sudah di mulai dari sejak tahun 2000an, yang mana pada awalnya hanya untuk tanaman hias di pekarangan rumah lama kelamaan dan didorong rasa ingin tahu yang tinggi maka beliau mulai mencari tau jenis-jenis angrek dan secara otodidak mulai meneliti dan mengumpulkan jenis-jenis anggrek terutama yang ada di Pulau Jawa dan meluas sampai seluruh Indonesia beliau dapat kumpulkan diteliti bahkan sampai hafal setiap nama dan jenis secara latin si penemu anggrek tersebut. Bahkan beliau pernah membantu para peneliti dari manca negara untuk meneliti dan menemukan jenis anggrek baru, singkat cerita dari sinilah beliau secara terbuka mulai mengkonvensikan karena dengan jumlah anggrek yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dari situ Bp. Suwarjo atau akrab yang dipanggil Pak Jo, beliau mulai menjualnya kepada khalayak umum. Karena peminat pasar yang terus bertambah, Pak Jo mulai maengajak lingkungan sekitarnya untuk membantuk untuk menjualkan anggreknya miliknya dengan bagi hasil yang telah disepakati. Seiring berjalannya waktu makin banyak masyarakat sekitar yang tertarik pada penjualan anggrek, dan makin sempit pula pekarangan rumah Pak Jo, dari situ beliau berinisiatif untuk memberdayakan lingkungannya dengan menitipkan tanaman anggrek miliknya ke pekarangan tetangga dan bahu bahu jalan sehingga secara tidak langsung Pak Jo menghiasi lingkungan sekitarnya dengan anggrek miliknya sampai lingkungan Pak Jo dikenal dengan sebutan "Kampung Anggrek", karena saking banyaknya anggrek milik Pak Jo yang ditengkarkan disepanjang jalan dan rumah-rumah tetangga. Dari situ mulai di bentuklah Kelompok Anggrek yang terdiri dari beberapa anggota yang ada disekitar lingkungan Pak Jo guna mendukung mobilitas dan efisiensi penjualan anggrek agar lebih tertata dan tersruktur tanpa meninggalkan kaidah, estetika disekitarnya. Selain itu tujuan dibentuknya kelompok anggrek ini tidak lain, agar masyarakat dilingkungan Pak Jo mendapat pemasukan sampingan dari anggrek yang dititipkan Pak Jo dipekarangan rumahnya, selain itu karena kelompok anggrek juga menggunakan bahu jalan maka hasil dari penjualan anggrek juga diberikan sebagai kas lingkungan.

Mengingat jumlah anggrek di alam semakin dikit dan tumbuh kembangnya membutuhkan waktu lama, Pak Jo dan masyarakat sekitar mulai berinisiatif melakukan riset untuk membudidayakan anggrek. Disini Pak Jo menunjuk Pak Faris sebagai kepala peneliti dan pengembangan budidaya anggrek dan juga difasilitasi laboratorium anggrek guna menunjang aktivitasnya. Semantara ini jenis anggrek yang berhasil dikembangkan yaitu jenis Anggrek Bulan, dari situ masyarakat mulai menyadari akan potensi anggrek ini dan semakin luasnya informasi keberadaan anggrek di RW 17 ini dan kunjungan wisatawan yang terus meningkat maka masyarakat dan perangkat pemerintah setempat bergotong royong mengembangkan RW 17 Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, untuk dijadikan destinasi wisata "Kampung Anggrek Mandiri". Besar harapan dari masyarakat sekitar dan terutama untuk Pak Jo agar keberlangsungan kampung anggrek ini terus berkembang dan dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar seacara keseluruhan dan tanaman anggrek yang menjadi tumbuhan endemik ini bisa dikenal oleh masyarakat dan meningkatkan kepedulian untuk menjaga alam agar tetap lestari dan bisa di nikmati oleh anak cucu kita kedepannya.

Sekian dari saya bila ada kata dalam penulisan, saya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari kata sempurna mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun