Mohon tunggu...
Mbak Celsa
Mbak Celsa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Soekarno Pemimpin yang revolusioner tapi tidak otoriter Sang proklamator yang tidak koruptor Bermartabat dan tidak memakan uang rakyat Sangat Indonesia-is dan Pancasila-is

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku yang Lahir dan Besar di Negeri Cincin Api

30 Agustus 2016   12:43 Diperbarui: 30 Agustus 2016   13:09 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Biarkan Kekayaan Alam Tetap Kita Simpan di Perut Bumi, Hingga Insinyur-Insinyur Indonesia Mampu Mengelolanya Sendiri - Bung Karno”

Hidup dalam bayang bahaya dan ancaman sejatinya membuat rasa aman dan nyaman kita menjadi berkurang. Akibatnya kesejahteraan hidup kita semakin berkurang. Mungkin pemikiran itu pernah terbayangkan dalam benak pikiran kita terlebih kita hidup di negara dimana rentetan gunung aktif yang siap sedia memuntahkan inti bumi.

Tersusun dari ribuan pulau nan membentang luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, Indonesia diselimuti gunung-gunung aktif yang tergabung dalam jalur gempa paling aktif di dunia, Ring Of Fire atau Cincin Api. Di negeri ini terjadi tumbukan tiga lempeng benua yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik Timur. Kondisi tersebut menyebabkan di Indonesia berpotensi dan juga kerap terjadi bencana alam gunung meletus, gempa, bahkan tsunami.

Mungkin jikalau kumpulan gunung berapi yang tergabung dalam Ring Of Fire ini meledak serentak akan muncul bencana alam yang dampaknya tak terkira. Bisa jadi kawasan ini menjadi kawasan paling rawan di dunia. Namun, siapa sangka bermukim di daerah ini begitu Horor. Nyatanya diatas bumi yang paling bergolak, masyarakat dapat hidup dan tumbuh selama ribuan tahun.

Gunung api tidak hanya membahas persoalan geologi dan geofisika, tapi juga menyangkut persoalan sosial-budaya. Berkali-kali letusan gunung membumihanguskan wilayah sekitarnya serta merenggut ratusan bahkan ribuan jiwa, tapi faktanya masih banyak yang antusias kembali ke gunung untuk menata kembali kehidupannya, karena dibalik dahsyatnya bencana alam, tersimpan berkah dan hidayah yang melimpah berupa dataran yang subur yang mampu menghidupi kembali masyarakat. Satu prinsip yang harus kita imani sampai saat ini, “Disaat Tuhan Memberikan Musibah, Disaat Itu Juga Tuhan Memberikan Solusinya”.

Selain itu, jalur Ring Of Fire juga memiliki potensi kekayaan energi panas bumi yang besar dan juga keanekaragaman hayati yang unik. Bukankah kekayaan alam yang melimpah ruah justru mampu menarik perhatian orang, bak kembang desa yang cantik nan jelita ? Kita semua sadar sumber daya alam yang ada di Negeri Zamrud Khatulistiwa tidak sepenuhnya dikelola oleh orang pribumi. Sebagian besar dikeruk oleh tetangga dan mereka dengan enak menikmati hasilnya.

Aku sebagai orang pribumi, yang lahir disini, hidup dan matiku di negeri cincin api tentu ingin berkontribusi sebesar-besarnya untuk negeri ini. Tapi apalah dayaku yang hanya sebagai rakyat biasa dan masih memiliki pengetahuan terbatas hanya bisa menumpahkan kata-kata melalui artikel singkat ini. Meski demikian aku tidak putus asa, aku yakin suatu saat kita bersama dapat kembali berjaya, meruncingkan kembali gigi-gigi Macan Asia. Semoga tulisan dan doa ini menyertai kita semua.

Salam Indonesia !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun