Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cendekiawan perempuan pertama Indonesia memberikan kuliah Ramadhan di istana Raja Maroko

20 Juni 2017   13:55 Diperbarui: 20 Juni 2017   14:00 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Amany Burhaneddin Lubis (Kredit: mui.or.id)

Veeramalla Anjaiah

Ini merupakan suatu kehormatan bagi wanita Indonesia.

Untuk pertama kalinya, seorang ilmuwan agama dari Asia Tenggara memberikan Kuliah Religi Ramadhan Baru tahun ini di Istana Kerajaan Casablanca Raja Maroko Mohammed VI pada hari Sabtu (Minggu di Jakarta), ujar Istana Kerajaan Maroko dalam sebuah pernyataan.

Ia tak lain adalah ketua bidang perempuan, remaja, dan keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Amany Burhaneddin Lubis, yang mencetak sejarah baru dalam seri kuliah Ramadhan di Maroko.

Kuliah tersebut dihadiri oleh Raja Mohammed VI, Pangeran Moulay Rachid, Pangeran Moulay Ismail, ulama-ulama ternama, ahli-ahli dan cendekiawan Islam dari berbagai negara.

Kuliah yang bertemakan "Pembangunan Peradaban Islam Antara Genesis Sejati dan Pembaharuan yang Diharapkan" itu didasari oleh ayat Al-Qur'an: "Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Menurut pernyataan tersebut, jelas Amany, pertama, arti dari ayat Qur'an ini yang menangani isu-isu yang berhubungan dengan model peradaban dan pengalaman sejarah yang unik lah yang menciptakan masyarakat Islam pertama, yang didasari oleh persaudaraan antara Al Muhajirin (imigran) dari Mekah dan Ansar (Was dan Khazraj) untuk membangun pondasi Islam dan memastikan penyebarannya.

Dalam kuliahnya, Amany menceritakan bahwa migrasi Nabi merupakan sebuah kejadian penting dalam sejarah Islam dan menandakan permulaan dari pembangunan konkrit Negara di Madinah, berdasarkan pada persaudaraan dan koeksistensi.

Kuliah tersebut disiarkan langsung pada radio-radio dan saluran-saluran TV Maroko.

Di tahun-tahun sebelumnya, cendekiawan-cendekiawan Islam terkemuka seperti ketua Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, Syekh Ath-Thahir Ibnu 'Asyur, Syekh Abul A'la al-Maududi, Syekh Gad al-Haq (mantan Syekh Besar Al-Azhar), Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah, Syekh Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki (mantan sekretaris jenderal Rabithah al-'Alam al-Islamy), Syekh Abul Hasan an-Nadawi, Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi, Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dan Syekh Yusuf al-Qardhawi menyampaikan kuliah Ramadhan di Istana Kerjaaan Maroko.

Indonesia adalah rumah bagi negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia, sementara Maroko adalah sebuah kerajaan penting dengan mayoritas Muslim di Afrika Utara. Kedua negara telah menikmati hubungan baik sejak masa Sukarno dan saling bekerjasama dalam forum-forum internasional seperti Persatuan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kooperasi Islam (OKI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun