Ia berterima kasih kepada Muttaqi atas undangannya kepada perusahaan-perusahaan India untuk mengembangkan sumber daya mineral Afghanistan dan menyampaikan harapannya untuk hubungan dagang yang lebih erat. Selain itu, Jaishankar mengumumkan pemberian 20 ambulans kepada Kabul. Menteri India tersebut juga mengumumkan pengiriman mesin MRI, vaksin dan obat-obatan ke negara tersebut, serta bantuan PBB dalam memerangi kecanduan narkoba. Jaishankar berjanji untuk membangun kembali rumah-rumah di Afghanistan setelah gempa bumi Agustus 2025, yang menewaskan 1.400 orang, dan membangun perumahan bagi para pengungsi.
"India berkomitmen penuh terhadap kedaulatan, integritas wilayah dan kemerdekaan Afghanistan," tegas Jaishankar dalam pertemuan dengan menteri Taliban.
Menurut situs berita BBC, fakta yang mengejutkan adalah bahwa baik Islamabad, Delhi maupun Taliban tidak dapat mengantisipasi bahwa segera setelah mengambil alih kekuasaan, hubungan Taliban dengan Pakistan akan memburuk sedemikian rupa, sementara India akan membangun hubungan multilateral dengan pemerintahan baru di Kabul.
Sejak tahun 2021, Delhi telah memasok 50.000 ton gandum, 300 ton obat-obatan, 40.000 liter pestisida, 100 juta dosis vaksin polio, 1,5 juta dosis vaksin virus corona dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Dalam pertemuannya dengan Muttaqi, Jaishankar menyebutkan ancaman umum yang ditimbulkan oleh terorisme lintas batas, yang oleh para diplomat India dikaitkan dengan tindakan militer Pakistan. Ia mengenang bahwa ia telah berbicara dengan Muttaqi melalui telepon setelah serangan teroris di Kashmir oleh kelompok militan Front Perlawanan, yang menyebabkan bentrokan paling intens antara India dan Pakistan sejak tahun 1971.
Delhi menuduh Islamabad mendukung teroris, sementara India mengidentifikasi pangkalan mereka sebagai target utama serangan Pakistan pada bulan Mei.
"Solidaritas Anda dengan kami setelah serangan teroris di Kashmir patut diperhatikan," tutur Jaishankar dalam percakapannya dengan Muttaqi.
Selama kunjungan Menteri Luar Negeri Afghanistan ke Delhi, pasukan Pakistan melancarkan serangkaian serangan udara di pusat kota Kabul. Menurut laporan media, targetnya adalah pimpinan gerakan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban Pakistan, TTP).
Insiden itu terjadi di tengah tuduhan Islamabad bahwa Taliban menyembunyikan militan TTP di Afghanistan. Setelah serangan itu, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengunggah pesan di jejaring sosial X, yang secara langsung mengisyaratkan serangan udara di Kabul. Ia menyatakan bahwa Taliban Afghanistan akan merasakan akibatnya karena telah menyembunyikan Taliban Pakistan dan menekankan bahwa kesabaran negara terhadap para teroris dan pendukung mereka telah habis.
Dengan demikian, serangan udara Pakistan memiliki dua tujuan. Pertama, tujuannya adalah untuk melenyapkan musuhnya --- seorang separatis Pashtun Pakistan dan pemimpin TTP. Organisasi radikal ini melancarkan perang berdarah melawan otoritas Pakistan dan bersekutu dengan Taliban Afghanistan. Islamabad telah berulang kali menuntut agar Kabul menyerahkan para pemimpin TTP dan berhenti untuk membantu mereka. Sebaliknya, Taliban Afghanistan menyangkal memberikan bantuan apa pun kepada TTP dan menolak untuk mengambil tindakan terhadap mereka.