Oleh Veeramalla Anjaiah
Ekstradisi baru-baru ini terhadap seorang warga negara Pakistan, Muhammad Shahzeb Khan, dari Kanada mengingatkan kita pada hubungan langsung dan tidak langsung Pakistan dengan berbagai serangan teror di AS dalam tiga dekade terakhir. Dalam sebagian besar kasus tersebut, para teroris dipengaruhi oleh kaum Islam radikal dan bahkan beberapa menerima pelatihan serta pendanaan dari kamp-kamp teror yang tersebar di Pakistan, lapor situs berita European Times.
Pada tahun 1993, seorang warga negara Pakistan bernama Mir Aimal Kasi melepaskan tembakan ke markas besar Badan Intelijen Pusat (CIA) di Virginia menggunakan senapan AK-47. Ia menewaskan dua karyawan CIA dan melukai tiga orang lainnya. Kasi melarikan diri ke Pakistan tetapi ia ditangkap di provinsi Punjab pada bulan Juni 1997 dan kemudian diadili. Kasi menunjukkan tanda kemenangan sebelum ia dieksekusi pada tahun 2002 dan telah memperkirakan akan ada pembalasan terhadap warga Amerika yang tinggal di Pakistan.
Berita ekstradisi terbaru mengingatkan kita pada apa yang terjadi tiga dekade lalu. Perbedaan utamanya adalah bahwa serangan yang telah direncanakan tersebut tidak dapat dilakukan. Warga negara Pakistan berusia 20 tahun, Muhammad Shahzeb Khan alias Shahzeb Jadoon, membantu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam melakukan serangan mematikan di sebuah pusat Yahudi di Brooklyn pada bulan Oktober 2024. Menurut Biro Investigasi Federal (FBI), Khan telah memilih New York karena keberadaan komunitas Yahudi yang signifikan di sana.
Jaksa Agung Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan bahwa Jadoon telah diekstradisi dari Kanada ke AS untuk menghadapi dakwaan atas upaya memasuki AS dan penembakan massal dengan senjata otomatis tersebut, kata situs web Kantor Kejaksaan AS.
Kasus ini sedang disidangkan di hadapan Hakim Distrik AS Paul G. Gardephe. Khan akan segera hadir di pengadilan di hadapan Hakim Ketua Pengadilan Sarah Netburn.
"Organisasi teroris asing ISIS tetap menjadi ancaman yang nyata bagi rakyat Amerika, dan warga negara Yahudi kami menjadi sasaran khusus kelompok jahat seperti ini," ujar Jaksa Agung Pamela Bondi.
Khalid Sheikh Mohammed dari Pakistan adalah dalang utama serangan mengerikan 9/11. Ia ditangkap di Rawalpindi, Pakistan, pada bulan Maret 2003 dan dikirim ke pusat penahanan AS di Kuba pada 2006. Prancis dan Australia juga mengincar warga negara Pakistan ini terkait dengan serangan bom bunuh diri di sebuah sinagoge dan Bom Bali. Para pejabat AS yakin bahwa Khalid dilindungi oleh unsur-unsur dalam kepolisian, militer dan badan intelijen Pakistan.
Menurut European Times, bahkan orang-orang asal Pakistan terlibat dalam melakukan serangan teror di AS. Sepasang suami istri, Syed Rizwan Farook dan istrinya Tashfeen Malik menewaskan 14 orang dalam pembantaian bersenjata di California pada tahun 2015. Mereka berdua memiliki hubungan dengan organisasi militan Islam di dalam dan luar Pakistan.