Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengaruh Ekonomi China Membuat OKI dan Anggotanya Bungkam Terkait Masalah Uighur

27 Juni 2021   13:43 Diperbarui: 30 Juni 2021   07:57 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Muslim Uighur di sebuah kamp pendidikan politik di Lop, Hotan, Xinjang, mengikuti sebuah acara pada bulan April 2017. Gambar ini diambil dari postingan pemerintah China di sosial media. | Sumber: Akun WeChat Xinjiang Bureau of Justice melalui www.hrw.org

Baru-baru ini, semua negara mayoritas Kristen seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, beberapa anggota Uni Eropa dan kelompok hak asasi manusia global terkemuka tidak hanya mengutuk tindakan keras China terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, tetapi juga menyebutnya sebagai "genosida".

Apa reaksi dunia Muslim?

Kita memiliki sekitar 2 miliar orang Muslim di seluruh dunia dan sebuah organisasi bernama Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang mengklaim sebagai suara kolektif dunia Muslim.

Selama dua tahun terakhir, banyak negara Muslim seperti Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran, Pakistan dan Turki memuji tindakan China yang kejam dan tidak manusiawi terhadap Muslim Uighur.

Mereka mengatakan, China komunis yang tidak percaya pada Tuhan atau agama, memulihkan ancaman "keselamatan dan keamanan" dari separatisme, terorisme dan ekstremisme di Xinjiang.

Reaksi beberapa negara Muslim benar-benar mengejutkan.

"China berhak untuk mengambil langkah-langkah anti-terorisme dan de-ekstremisme untuk menjaga keamanan nasional," kata pemimpin paling kuat Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman saat berkunjung ke Beijing pada tahun 2019.

Tetapi kenyataannya benar-benar berbeda.

China telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Uighur dan warga Muslim Turki lainnya di Xinjiang, tulis Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan khusus pada bulan April.

"Pemimpin China bertanggung jawab atas kebijakan yang meluas dan sistematis atas penahanan massal, penyiksaan dan penganiayaan budaya, di antara pelanggaran lainnya. Tindakan internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab, meningkatkan akuntabilitas dan menekan pemerintah China untuk memutar arah," kata HRW.

Laporan setebal 53 halaman yang berjudul Hancurkan Silsilah Mereka, Hancurkan Akar Mereka: Kejahatan China terhadap Kemanusiaan yang Menargetkan Uyghur dan Muslim Turki Lainnya didasarkan pada informasi dari dokumen pemerintah China, kelompok hak asasi manusia, media, pengungsi Uighur dan cendekiawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun