Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Tidak Aman di Pakistan: Seorang Gadis Inggris Dibunuh karena Menolak Lamaran Pernikahan

18 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 18 Mei 2021   11:19 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayra Zulfiquar | Sumber: mylondon.news

Setelah liputan luas tentang pembunuhan Mayra di media, Polisi Lahore memecat Petugas kepala Kantor Polisi dari Kantor Pertahanan B akibat kelalaian dan Pengawas Polisi wanita Sidra Khan telah dibebaskan dengan sebuah peringatan.

Polisi Lahore, yang menyelidiki kasus tersebut, mengumumkan bahwa kedua terdakwa tidak hadir di tempat kejadian perkara pada hari pembunuhan. Polisi menduga bahwa salah satu tersangka mungkin telah menyewa pembunuh profesional untuk membunuh Mayra.

"Ini pembunuhan berdarah dingin tapi tak satu pun dari terdakwa yang hadir di TKP," kata polisi kepada media lokal.

Sejak itu, Saad menyerahkan diri ke polisi dan Zahir masih buron.

Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCO) Inggris mengeluarkan pernyataan tentang pembunuhan Mayra:

"Kami mendukung keluarga seorang wanita Inggris yang meninggal di Pakistan dan sedang mencari lebih banyak informasi dari pihak berwenang setempat," kata FCO dalam pernyataan itu.

Pakistan, yang memiliki masyarakat patriarkal yang dalam, terkenal dengan diskriminasi terhadap perempuan. Wanita Pakistan tidak memiliki banyak kebebasan seperti di Indonesia. Mereka tidak bisa keluar tanpa ditemani oleh anggota keluarga laki-laki. Mereka tidak aman di rumah maupun di jalanan.

Pakistan memiliki masyarakat yang sangat konservatif, yang tidak menghormati perempuan dan hak-hak mereka. Lebih dari 65 persen dari 224.54 juta penduduk negara tinggal di daerah pedesaan. Pakistan memiliki lebih banyak pria daripada wanita. Menurut Biro Statistik Pakistan, negara tersebut hanya memiliki 100 wanita untuk setiap 105 pria.

Menurut 2021 Global Gender Gap Index, Pakistan menduduki peringkat di bagian bawah, di posisi ke-153 dari 156 negara yang diukur. Indonesia berada di peringkat ke-101, sementara Filipina di peringkat ke-17, peringkat tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Pakistan, sebuah kekuatan nuklir yang menghabiskan lebih banyak uang untuk militernya daripada untuk pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, adalah salah satu negara termiskin di dunia. Lebih dari 30 persen penduduk Pakistan hidup di bawah garis kemiskinan, atau 87 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrim.

Pada tahun 2017, tingkat literasi Pakistan hanya 59 persen. Lebih dari 53 persen wanita Pakistan tidak bisa membaca atau menulis. Indonesia berada pada posisi yang jauh lebih baik dalam hal literasi. Angka literasi Indonesia di tahun 2018 mencapai 95.66 persen, sebuah pencapaian yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun