Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemerintahan Imran Khan Berkinerja Buruk di Bidang Ekonomi

27 Februari 2021   13:59 Diperbarui: 27 Februari 2021   15:05 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. | Sumber: Facebook

Orang-orang di Pakistan punya harapan yang tinggi pada tahun 2018 ketika Imran Khan, mantan pemain tes kriket, menjadi Perdana Menteri Pakistan ke-22.

Partai oposisi Pakistan menuduh bahwa partainya Imran Tehreek-e-Insaf (PTI) telah mencurangi pemilu 2018 dengan bantuan militer. Mereka mengatakan Imran "dipilih [chosen]" oleh militer Pakistan tetapi "tidak dipilih [not elected]" oleh rakyat. Partainya PTI saat ini memiliki 149 kursi dari 342 kursi di Majelis Nasional. Imran telah membentuk pemerintahan koalisi dengan lima partai politik kecil lainnya.

Selama 30 bulan terakhir, di bawah kepemimpinan Imran, perekonomian Pakistan telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Pada tahun keuangan 2019-2020, ekonomi Pakistan berkontraksi untuk pertama kalinya dalam 68 tahun dengan mencatat pertumbuhan negatif 0.4 persen. Pemerintah Imran mungkin mengatakan itu terutama akibat COVID-19.

Benarkah begitu?

Tidak, itu tidak sepenuhnya benar. Misalnya, pada tahun 2018-2019 ketika belum ada COVID-19, ekonomi Pakistan membukukan pertumbuhan ekonomi 1.9 persen, penurunan besar dari rekor pertumbuhan tertinggi 5.8 persen yang tercatat pada tahun 2017-2018 di bawah Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi.

Namun, ekonomi Pakistan dapat kembali ke pertumbuhan positif tahun ini jika pemerintahan Imran dapat mengelola ekonomi dengan baik tetapi tingkat pertumbuhan mungkin di bawah tingkat sebelum COVID-19.

Moody's Investors Service, lembaga pemeringkat teratas, baru-baru ini memprediksikan bahwa ekonomi Pakistan dapat tumbuh 1.5 persen pada tahun keuangan 2021, yang berakhir pada tanggal 30 Juni.

"Ekonomi Pakistan akan kembali tumbuh pada tahun fiskal 2020-2021, naik 1.5 persen dan meningkat menjadi 4.4 persen pada tahun 2022. Respons dan reformasi pemerintah dan bank sentral sebagian akan melunakkan dampak pandemi dan membantu menghidupkan kembali ekonomi," menurut Laporan terbaru Moody.

Rupanya, sejak menjabat sebagai perdana menteri pada tanggal 18 Agustus 2018, Imran kehabisan keberuntungan. Pemerintahnya telah menghadapi sebuah keseimbangan pembayaran krisis yang serius, krisis utang dan pada tahun 2020 pandemi COVID-19. Semua krisis ini telah membuat sakit kepala bagi Imran yang tidak berpengalaman.

PDB Pakistan turun dari AS$361 miliar pada tahun 2017-2018 menjadi $248 miliar menjadi di tahun 2019-2020. Pakistan saat ini memiliki PDB per kapita $1,186.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun