Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

BTP Kembali!

24 Januari 2019   22:13 Diperbarui: 25 Januari 2019   11:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BTP ketika mengurus administrasi kebebasannya. (Sumber Foto:https:detik.com)

Mantan gubernur DKI Jakarta tahun 2014-2017, Basuki Tjahaja Purnama atau sekarang beliau ingin dipanggil dengan sebutan BTP, telah menghirup udara bebas, setelah keluar dari Mako Brimob pagi hari tadi, Kamis, 24 Januari 2019.

BTP yang dulu akrab disapa Ahok, ditahan di Mako Brimob selama kurang lebih 1 tahun 8 bulan 15 hari atas kasus dugaan penodaan agama ketika dirinya berkampanye menyambut Pilkada DKI 2017, sembari mengunjungi balai peternakan ikan Kerapu di Kepulauan Seribu sekitar bulan September 2016.

Kala itu, BTP dianggap melakukan penodaan agama saat memberikan statement-nya, sehingga dirinya dilaporkan oleh pihak tertentu. Singkat cerita, BTP diputus bersalah dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.

Awalnya beliau ditahan di LP Cipinang, namun karena satu dan lain hal, BTP dipindah ke Mako Brimob hingga masa bebasnya hari ini. Kemudian karena beliau mendapat berbagai remisi, sehingga BTP dapat bebas kurang dari 2 tahun.

BTP telah menjalani masa tahanan dengan baik, beliau bebas murni dan tidak mengambil kesempatan untuk bebas bersyarat atau pun cuti, dan diakhir masa penahanannya, beliau berucap lewat surat yang ditulisnya, kurang lebih berisi pernyataan bahwa apabila dirinya terpilih kembali sebagai gubernur DKI, BTP merasa hanya akan menjadi seseorang yang mengusasai balaikota, namun ketika beliau ditahan, BTP merasa sudah mampu menguasai dirinya,belajar untuk menjadi lebih baik disepanjang hidupnya kedepan.

BTP adalah orang keturunan Belitung Timur, lahir 52 tahun lalu, yang memiliki latar belakang seorang pengusaha. Pada awalnya beliau memiliki tekad untuk dapat membantu rakyat kecil di sekitar rumah kediaman masa kecilnya, di Belitung Timur.

Hingga pada akhirnya, BTP terpilih menjadi Bupati belitung Timur dan bekerja untuk daerahnya. Kemudian beliau juga kembali memiliki kesempatan dengan kapasitas lebih besar untuk dapat menunjukkan bahwa dirinya ingin membantu rakyat kecil selain di daerah asalnya, yaitu melayani rakyat di Jakarta.

Sebagai seorang wakil gubernur, dan kemudian gubernur DKI, BTP seringkali mengundang kontroversi. Mulai dari cara bicaranya yang tegas, dan terkadang kasar, hingga bagaimana beliau dengan sabar setiap pagi menemui warga DKI yang hendak komplain tentang permasalahan mereka.

Pejabat yang tidak becus kerja langsung pecat dan besok tidak bekerja lagi dibawah pemerintahan DKI, hal-hal mengenai surat tanah, akta dan lain sebagainya pun BTP minta para bawahannya untuk langsung membereskan. Namun sayang, banyak orang tidak senang dengan BTP hingga sepanjang kariernya di Balaikota, ada saja kritik, hingga hujatan ditujukan padanya. 

Saat ini, BTP telah 'lulus' dari masa belajarnya di Mako Brimob selama sekitar 1 setengah tahun lebih. Beliau dikabarkan lebih bugar secara fisik dan lebih mampu menguasai emosinya. Dan diyakini, bebannya pun sudah berkurang karena kini beliau telah bebas. Sekarang, waktunya kita tunggu bersama, hai para pendukung setia BTP yaitu Ahokers, dan tentunya para pembenci BTP, juga seluruh masyarakat Indonesia, apa langkah yang akan diambil oleh BTP kedepannya?

Yang jelas, sang Nemo, sang ikan kecil, telah bebas dan lulus dari masa belajarnya. Dan apabila beliau kembali berkiprah di politik, para pencintanya akan sangat menyambut baik, karena Indonesia butuh sosok tegas untuk memberantas korupsi dan ketidakadilan di negeri nan beragam ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun