Mohon tunggu...
Anita Rohman
Anita Rohman Mohon Tunggu... -

Its My Life Be My Beautiful Self

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketidaksetaraan Ras dan Etnis

8 Desember 2014   23:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rupanya, perubahan mindset diperlukan untuk mencapai keadilan

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dengan urutan ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Di Indonesia menurut survey yang telah dilakukan sebelumnya terdapat lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin perempuan di banding dengan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidakseimbangan didalam kehidupan bermasyarakat dalam kaitannya dengan kesamaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Indonesia pada saat ini adalah masuk ke zaman revormasi yang ditandai dengan sudah tidak adanya perbedaan antara kaum laki-laki dan perempuan. Pada masa ini antara laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama dan kesempatan yang sama dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Beda dengan Indonesia pada zaman dahulu ketika Indonesia masih dijajah oleh bangsa Eropa, zaman dahulu peran kaum laki-laki dan perempuan sangat jelas dibedakan dan adanya garis yang tegas memisahkan antara peran laki-laki dan perempuan. Pada zaman dahulu peran wanita Indonesia sangat dibatasi, mereka hanya dianggap sebagai budak dari kaum lelaki apalagi pada zaman penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda, para wanita banyak dijual dan dijadikan budak pelampiasan hawa nafsu para lelaki Belanda. Mereka dilarang untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, tugas kaum wanita hanyalah dirumah untuk mengurus para suami dan melahirkan anak-anak mereka.

Hingga muncullah seorang perempuan yang memiliki keberanian untuk membela kaum wanita menuju kebebasan yaitu Raden Ajeng Kartini. Beliau dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita karena dianggap telah mampu membuat para wanita sejajar kedudukannya dengan kaum lelaki. Hal ini dalam kaitannya memperoleh pendidikan lebih lanjut, tidak dibeda-bedakan antara kaum lelaki dan perempuan, kaum perempuan dapat memperoleh hak-hak nya dalam menjalani kehidupan yaitu dengan tidak adanya batasan dan hal-hal tertentu yang dilarang oleh kaum lelaki. Dengan adanya satu orang yang memiliki pola pikir maju dapat membawa perubahan yang besar demi keadilan kehidupan kaum perempuan dalam memperoleh perlakuan yang sama dengan kaum laki-laki. Hingga saat ini emansipasi wanita tetap berlangsung misalnya saja pekerjaan kaum laki-laki saat ini juga banyak yang dilakukan oleh kaum perempuan. Namun, emansipasi wanita saat ini dianggap oleh sebagian orang dengan berbeda artinya mereka beranggapan bahwa segala hal yang dilakukan oleh lelaki dapat dilakukan oleh wanita. Kita ambil contoh zaman sekarang banyak kenek bus diantaranya adalah seorang wanita yang seharusnya pekerjaan ini dilakukan oleh seorang lelaki. Banyak kuli atau pekerjaan kasar lainnya yang dilakukan oleh seorang wanita. Makna emansipasi wanita saat ini sudah mulai bergeser pengertiannya dimaknai oleh sebagian orang. Seharusnya pekerjaan kasar seperti itu tidak pantas dilakukan oleh seorang wanita dikarenakan fisik seorang wanita tidak sama dengan lelaki namun, mungkin karena tuntutan ekonomi dan rendahnya pendidikan seorang wanita yang mengharuskan situasi seperti itu bisa saja terjadi. Untuk itu pada saat ini yang dibutuhkan setiap orang untuk dapat maju adalah perubahan mindset atau pola pikir yang maju untuk dapat memperoleh keadilan yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun