Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai pelopor dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh Muhammadiyah dengan keteladanan, integritas, dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman serta nasionalisme, menjadi bagian penting dari sejarah bangsa ini.
Salah satu tokoh perempuan yang sangat menonjol adalah Nyai Ahmad Dahlan.Ia tidak hanya dikenal sebagai istri KH Ahmad Dahlan, tetapi juga sebagai pelopor dalam pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Melalui keterlibatannya di organisasi 'Aisyiyah dan aktivitas sosial-keagamaan lainnya, Nyai Ahmad Dahlan mendorong perempuan untuk turut andil dalam perjuangan bangsa memberikan inspirasi bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemerdekaan, bukan hanya sebagai pendukung dibalik layar, tetapi juga sebagai penggerak aspirasi.
Kontribusi besar lainnya datang dari tiga figur Muhammadiyah yang aktif dalam perumusan dasar negara, yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Prof. Abdul Kahar Muzakkir. Beliau bukan hanya sekedar memperjuangkan kemerdekaan dengan jiwa dan raga, tetapi juga aktif dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan, yang merumuskan dasar negara. Ki Bagus Hadikusumo dikenal dengan keteguhannya dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang sejalan dengan nasionalisme. Mr. Kasman Singodimedjo, seorang tokoh hukum yang vokal, aktif di Masyumi dan memperjuangkan posisi umat Islam dalam tatanan hukum Indonesia pasca-kemerdekaan. Sementara itu, Prof. Abdul Kahar Muzakkir berperan sebagai penghubung antara kelompok nasionalis dan agamis, sekaligus menjadi pendidik yang sangat peduli pada kemajuan bangsa.
KH Mas Mansur, tokoh penting lainnya, dikenal sebagai seorang ulama yang moderat, intelektual, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap umat. Sebagai anggota "Empat Serangkai" dan pendiri MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), ia berusaha menyatukan kekuatan ormas-ormas Islam dalam perjuangan melawan penjajahan. Kontribusinya dalam dakwah, pendidikan, dan pengorganisasian umat menjadi pilar penting dalam membangun semangat nasionalisme umat Islam di masa itu.
Selain itu, KH R.Z Fananie memiliki keberanian yang besar dan luar biasa dalam forum-forum kenegaraan. Sebagai anggota Konstituante pasca Pemilu 1955, ia memperjuangkan agar nilai-nilai Islam terintegrasi dalam dasar negara. beliau dikenal sebagai sosok pemberani yang menyuarakan aspirasi umat di parlemen dan aktif menjembatani antara kepentingan umat Islam dan negara.
Dari peran-peran di atas, terlihat bahwa perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada medan politik atau diplomasi. Mereka hadir dalam ranah pendidikan, sosial, keagamaan, hingga kenegaraan, dengan semangat yang tak terpisahkan antara Islam dan cinta tanah air. Mereka membuktikan bahwa Islam tidak bertentangan dengan nasionalisme, bahkan menjadi landasan moral dalam perjuangan kemerdekaan.
Kesimpulan
Tokoh-tokoh Muhammadiyah telah memberikan perjuangan dan kontribusi yang luar biasa dalam proses kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat keislaman yang bersatu dengan nasionalisme, para pahlawan menjadi teladan dalam membangun bangsa yang bermartabat. Warisan perjuangan para pahlawan tidak hanya tertulis abadi didalam sejarah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa untuk terus berkontribusi dalam menjaga kemerdekaan, menegakkan keadilan, dan mengembangkan kehidupan berbangsa yang beradab dan sejahtera.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI