Mohon tunggu...
Anita Hadi Saputri
Anita Hadi Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu | Freelancer

Tertarik pada film, buku dan komik | Email : anita.hadisaputri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film

The Golden Spoon, Kemiskinan Struktural dan Kesalahan Utama Lee Sungcheol

9 Oktober 2022   14:48 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:51 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama Korea The Golden Spoon telah mencapai episode enam. Semakin lama drama ini semakin dark saja.

Drama ini mengingatkan saya pada film Korea peraih empat piala Oscar, Parasite. Kedua film ini mengambil tema yang sama, kemiskinan struktural.

Kemiskinan Struktural

Dikutip dari detik.com, menurut Selo Soemardjan, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat karena suatu struktur sosial masyarakat yang tidak bisa ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Secara umum kemiskinan struktural bisa diungkapkan dengan, "orang miskin akan melahirkan orang miskin baru".

Kemiskinan struktural biasanya dimulai dengan orangtua yang miskin dan tidak memiliki akses secara ekonomi untuk mendidik anak mereka dengan baik. Orangtua akan disibukkan dengan pekerjaan yang bergaji rendah dan sulit mencukupi kebutuhan hidup.

Sementara pendidikan anaknya dilakukan seadanya, bahkan tidak dididik sama sekali. Mereka juga akan sulit mengakses fasilitas yang meningkatkan mutu generasi penerusnya, seperti les dan kursus ketrampilan karena ketiadaan biaya.

Ketika kesulitan, orang yang miskin secara struktural akan susah meminta pertolongan. Karena secara sosial tidak ada orang yang mau percaya pada mereka.

Seperti kata ayah Hwang Taeyong, "Yang bisa dijadikan jaminan pinjamanmu dan orangtuamu hanyalah kemiskinan. Dan tidak ada orang yang mau berinvestasi pada kemiskinan".

Karena secara sosial tidak ada yang percaya dan mau membantu si miskin, maka mereka akhirnya lari pada solusi yang salah dan semakin menjerumuskan mereka pada kemiskinan, yaitu dengan meminjam uang pada rentenir.

Semakin banyak mereka meminjam, utang dan bunganya semakin membengkak. Pada akhirnya anak-anak mereka yang harus bertanggungjawab membayar kembali utang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun