Sahur merupakan ibadah sunah yang penting saat bulan ramadan. Menyantap sahur sangat dianjurkan supaya lancar dan tidak lemas saat menjalankan ibadah puasa seharian. Sehingga membangunkan saat sahur menjadi sebuah tradisi saat ramadan.
Pentingnya sahur membuat orang-orang kreatif untuk membangunkan sahur. Selain bentuk rasa peduli antar sesama supaya tidak melewatkan momen sahur. Bahkan ternyata membangunkan sahur menjadi budaya dan tradisi juga.
Tradisi membangunkan sahur di Indonesia, biasanya ada pawai atau arak-arakan keliling kampung untuk membangunkan orang sahur, terkadang memukul benda-benda tertentu untuk membuat kebisingan sehingga warga terbangun. Adapun cara lain dengan menggunakan toa masjid dan mengeluarkan suara keras, ada yang berkreatif menggunakan kata-kata yang lucu unik, ada juga yang teriak-teriak.
Nah membangunkan sahur menggunakan toa masjid dengan suara keras menjadi polemik setiap tahunnya. Seperti yang sedang viral beberapa waktu lalu. Seorang artis Zaskia Adya Mecca menegur tetangganya yang membangunkan sahur menggunakan toa masjid, karena terlalu berisik sehingga hal tersebut dianggap mengganggu kenyaman, aksi protes Zaskia menuai pro kontra.Â
Menurut pandangan saya, membangunkan sahur bisa menjadi hal baik dengan tujuan mulia supaya warga tidak melewatkan momen sahur, namun untuk isu Zaskia, saya pun setuju dengan catatan jangan berlebihan, alat dan suara yang dikeluarkan tidak berlebihan sampai membuat gaduh yang malah memberikan nilai negatif.Â
Apalagi jika menggunakan toa masjid dengan sangat keras. Agama selalu mengajarkan yang berlebihan itu tidak baik, begitu pun dengan membangunkan sahur. Jangan sampai aktivitas dengan tujuan baik jadi ternodai karena mendapat penilaian negatif dari masyarakat.
Ternyata tradisi membangunkan sahur tidak hanya di Indonesia saja loh. Ini ada beberapa tradisi membangunkan sahur yang mirip dengan Indonesia.
TURKI - Davul
Davulcu menggunakan pakaian tradisional Turki, yaitu kemeja putih dan rompi hitam dengan ornamen pada pinggirannya. Seperti pada gambar, Penabuh Davul memakai pakaian tradisional sambil memegang davul. Konon katanya Davul ini sudah ada sejak zaman kekaisaran Ottoman loh kompasianer.
Terkadang ada juga yang beruntung, beberapa warga yang dibangunkan memberikan santapan sahur atau uang bagi penabuh davul. Sebagai bentuk terima kasih sudah membangunkan sahur. Pemberian uang kepada davulcu disebut bahsis. Pemerintah mengapresiasi davulcu alias penabuh davul dengan memberikan kartu anggota. Hal ini dilakukan supaya banyak generasi muda tertarik dan ikut melestarikan tradisi ini. Wah keren ya teman-teman ada pasukan khusus bahkan punya kartu keanggotaan untuk membangunkan sahur.
Indonesia juga perlu gak nih bikin keanggotaan pasukan sahur? Supaya membangunkan sahur ada prosedur dan tata caranya yah supaya tidak menimbulkan polemik. hehe
Baca juga :
Tips Tetap Sehat Segar Bugar saat Ramadan
MAROKO - Nafar dan Tebbal
Maroko punya tradisi juga untuk membangunkan sahur yaitu menggunakan nafar dan tebbal. Pemain Nafar menggunakan drum, sedangkan Tebbal menggunakan terompet. Sama halnya seperti di Turki, mereka membangunkan sahur dengan menggunakan pakaian tradisional yang disebut dengan gandora sambil membawa nafar dan tebbal.
Seru yah seragaman, jadi terlihat kompak bukan pasukan untuk membangunkan sahurnya? seperti pada gambar diatas, menggunakan topi dan baju putih. Apakah kompasianer tertarik membangunkan sahur dengan menggunakan seragam? Boleh dicoba nih, tentunya dengan ciri khas dan budaya Indonesia.
Baca juga :
Aplikasi Ini Dapat Menjadi Teman Ngabuburit, Bahkan Memberikan PahalaÂ
MESIR - El Mesaharaty
Cara bangunkan sahur di Mesir | Sumber : Okezone
El Mesaharaty adalah tradisi membangunkan sahur di Mesir. Seperti pada foto diatas seseorang menggenggam drum berukuran kecil seperti mangkuk. Dilansir dari okezone, tradisi membangunkan El mesaharaty ini pertama kali muncul pada dinasti Abbasiyah.
El Mesaharaty memiliki arti 'Pemanggil sebelum fajar'. Biasanya ketika El Mesaharaty berkeliling membangunkan masyarakat Mesir, banyak anak-anak yang ikut berkeliling di belakangnya. Mesaharaty menabuh drum kecil di tangannya sambil melantunkan syair puji-pujian kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Terkadang sambil berkeliling, El Mesaharaty mengetuk pintu-pintu warga supaya bangun untuk sahur.
Itulah beberapa tradisi membangunkan sahur di Turki, Maroko dan Mesir. Hampir mirip seperti di Indonesia bukan? Berkeliling dan membunyikan sesuatu. Hanya saja ada perbedaan yaitu dengan menggunakan seragam dan alat khusus sehingga menjadi tradisi bahkan di Turki di apresiasi oleh pemerintah dan ada kartu keanggotaannya.
Semoga artikel ini bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa ramadan 1442 H.
Baca juga :
Masjid Jadi Saksi Dalam Proses Hijrah
 Â