Mohon tunggu...
Anis Safitri
Anis Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Learner

I love learning and teaching. My cathartic medium is writing about education, women, and self-development. Keep in touch with me! My personal blog www.anissafitri.com. Instagram account @irtifassina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Niatnya Pergi Ikut Lomba, Pulangnya Dapat Orangtua Kedua

5 Juli 2020   21:44 Diperbarui: 7 Juli 2020   23:23 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Bandara Depati Amir, Bangka Belitung (dok. pribadi)

Beliau berdua mengajakku ke sekolah tempat Bu Ngadinun mengajar. Beliau berdua juga mengajakku merayakan maulid nabi yang begitu meriah.

Sela-sela persiapan lombaku di Universitas Bangka Belitung tak ada yang sia-sia. Semua pengalaman yang kudapat di sana sangatlah memorable. Aku berkesempatan mengenal banyak budaya baru.

Aku tak pernah merasa sendiri apalagi kesepian. Bapak dan Ibu Ngadinun seakan menganggapku anak sendiri yang selalu disayang. Selama menginap di rumahnya, aku disediakan makanan yang jarang kutemui di Yogyakarta. Mereka bak malaikat bagiku. Ya, kebaikannya seperti malaikat.

Selain mimpiku yang terwujud untuk bisa ikut lomba, Alhamdulillah di lomba karya tulis ilmiah ini aku mendapat juara. Kabar ini juga membuat Bapak dan Ibu Ngadinun gembira. Mereka mengatakan bahwa perjuanganku jauh-jauh ke Bangka tidaklah sia-sia.

Setelah semua urusan di Bangka telah usai, aku pamit pada keluarga angkatku. Aku berkata dengan hati-hati bahwa aku ingin membayar semua biaya selama aku menginap di rumah mereka. 

Sungguh jawaban tak terduga, Bapak dan Ibu Ngadinun berkata bahwa aku tak perlu membayar apapun. Aku telah dianggapnya anak sendiri. Yang penting, setelah kembali ke Yogyakarta, jangan lupa untuk berkabar dan sesekali berkomunikasi melalui WhatsApp. Air mataku tak kuasa untuk mengalir. Aku terharu. Sungguh.

Sebelum aku pamit pergi, Bapak dan Ibu Ngadinun mengantarku ke Bandara Depati Amir. Mereka juga membawakanku beberapa makanan khas Bangka meskipun sebenarnya aku sendiri sudah membeli oleh-oleh untuk teman-teman dan keluarga di rumah.

Sungguh, perjalananku ke Bangka saat itu sangatlah berkesan. Aku beruntung Allah telah mempertemukanku dengan orang-orang baik.

Melalui cerita ini, aku tidak menganggap diriku telah mendapatkan keajaiban karena pernah berbuat baik. Bagiku, yang kulakukan tak ada apa-apanya dibandingkan kebaikan yang orang-orang beri padaku. Allah memang menunjukkan keajaiban-Nya padaku. 

Melalui Bapak dan Ibu Ngadinun, aku seakan dinasihati bahwa jika ingin berbuat baik tak perlu banyak pertimbangan.

Terima kasih, Pak, Bu. Berkat kalian, aku ke Bangka tak sekadar ikut lomba, namun juga belajar apa artinya kebaikan. Niatnya pergi untuk ikut lomba, tapi pulangnya malah dapat orangtua kedua. :) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun