Mohon tunggu...
Anisha Destianti
Anisha Destianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jejak Pemikiran Monetaris Irving Fisher: Konsep dan Relevansi di Tengah Dinamika Ekonomi Modern Indonesia saat ini

8 Desember 2023   13:30 Diperbarui: 8 Desember 2023   14:30 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Irving Fisher merupakan seorang ekonom Amerika yang berkontribusi terhadap perkembangan teori moneter modern. Ia juga merupakan salah satu tokoh ekonom neo klasik Amerika yang paling awal. Ia lahir di Saugerties, New York Amerika Serikat pada 27 Februari 1867 dan meninggal pada 29 April 1947 di New Haven, Connecticut.

Ketertarikan Irving Fisher pada dunia ekonomi berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi masyarakatnya. Karena lahir dari keluarga yang terpelajar Irving Fisher pun selalu diajarkan prinsip-prinsip dasar oleh ayahnya yaitu George Whitefield Fisher seorang guru dan Menteri Kongres. Ayahnya mengajarkan tentang nilai-nilai prinsip dalam kehidupan, bagaimana seorang Irving Fisher harus menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak manusia. Hal tersebut juga menjadi latar belakang Irving Fisher tertarik pada dunia ekonomi. 

Ketertarikannya pada dunia ekonomi akhirnya membawa Irving Fisher untuk mengambil studi Ekonomi di Universitas Yale dan berhasil mendapatkan gelar Ph.D. pertama yang dikeluarkan universitas tersebut pada tahun 1891, dan sampai pada akhirnya di tahun 1915 Irving Fisher menjadi presiden Asosiasi Ekonomi di Amerika Serikat. Dalam bukunya yang berjudul “The Purchasing Power of Money (1911)” Irving Fisher mengembangkan konsep modern tentang hubungan antara perubahan jumlah uang beredar dan perubahan tingkat harga secara umum.

Pemikiran Monetaris Irving Fisher, terutama konsep Quantity Theory of Money dan teorinya mengenai hubungan antara uang dan tingkat harga, tetap memiliki relevansi yang signifikan dalam era ekonomi modern di Indonesia. Dalam konteks saat ini, di mana inflasi dan stabilitas ekonomi menjadi fokus utama, teori Fisher memberikan landasan yang kuat untuk memahami dinamika perubahan harga dan kebijakan moneter.

Relevansi pemikiran Irving Fisher masih terasa dalam diskusi ekonomi kontemporer. Konsep teori kuantitas uang dan penekanannya pada hubungan antara uang, harga, dan produksi tetap menjadi topik yang relevan dalam analisis ekonomi. Pemikirannya juga memberikan pemahaman mendalam tentang dampak inflasi terhadap nilai uang dan keputusan ekonomi masyarakat.

Pentingnya peran uang dalam mendorong aktivitas ekonomi, seperti investasi dan konsumsi, menjadi semakin jelas di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penerapan prinsip-prinsip Fisher dapat memberikan pandangan yang berharga terkait cara mengelola kebijakan moneter untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.

Pemikiran monetaris Irving Fisher masih memiliki relevansi yang kuat pada era modern. Teori kuantitas uang yang diperkenalkan oleh Fisher tetap menjadi dasar bagi bank sentral  dalam mengendalikan jumlah uang beredar untuk mengatur inflasi. Hal ini terlihat dalam praktik kebijakan moneter Bank Indonesia, di mana teori kuantitas uang digunakan sebagai panduan untuk menjaga stabilitas harga. Selain itu, konsep Irving Fisher tentang peran bank sentral dalam mengendalikan jumlah uang beredar tetap relevan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi. Penggunaan data statistik dalam analisis ekonomi modern juga mempertahankan relevansi konsep Fisher, dan inflasi tetap menjadi perhatian utama dalam kebijakan moneter, seperti yang terjadi di berbagai negara. Contoh penerapan teori Fisher dalam konteks global yaitu seperti krisis ekonomi Zimbabwe dan resesi tahun 2008 di Amerika Serikat yang mengilustrasikan bagaimana konsep-konsep Fisher masih berlaku dalam menganalisis masalah-masalah ekonomi kontemporer.

Namun, sementara konsep-konsep Fisher memberikan landasan teoritis yang kuat, penting untuk mengakui kompleksitas ekonomi modern yang melibatkan faktor-faktor global, teknologi, dan kebijakan makroprudensial. Untuk itu, teori yang dikemukakan oleh Irving Fisher ini masih menuai kritik dari beberapa ahli ekonomi terkait asumsi bahwa kecepatan peredaran uang dan jumlah barang yang diperdagangkan dapat dianggap tetap atau konstan. Selain itu, dalam konteks global teori ini mungkin kurang memperhitungkan dinamika ekonomi yang kompleks dan interkoneksi antarnegara. Oleh karena itu, dalam menerapkan pemikiran Fisher, perlu untuk mempertimangkan kritik serta melakukan adaptasi dan integrasi dengan konteks spesifik Indonesia untuk mencapai hasil yang optimal.

Dengan mempertimbangkan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Indonesia, pemikiran Monetaris Irving Fisher tetap menjadi sumber inspirasi dan panduan yang berharga dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang responsif dan efektif di era modern ini.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun