Pembelajaran Kimia di SMA sering kali dianggap sulit dan membingungkan oleh sebagian siswa. Salah satu topik yang cukup menantang adalah Bentuk Molekul. Konsep ini tidak hanya memerlukan hafalan teori, tetapi juga pemahaman spasial yang baik agar siswa mampu membayangkan susunan atom dalam suatu senyawa.
Berangkat dari tantangan tersebut, saya mencoba menyusun sebuah modul ajar Bentuk Molekul untuk siswa kelas XI di salah satu SMA di Kota Semarang. Modul ini dirancang tidak sekadar sebagai bahan ajar tertulis, tetapi juga sebagai panduan belajar mandiri yang menyajikan konsep dengan bahasa sederhana, contoh kontekstual, dan ilustrasi visual yang memudahkan pemahaman.
Di dalam modul, siswa diperkenalkan pada teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) yang menjadi dasar penentuan bentuk molekul. Teori ini dijelaskan langkah demi langkah, dimulai dari penentuan konfigurasi elektron, penentuan pasangan elektron di kulit valensi, hingga akhirnya siswa dapat memprediksi bentuk molekul seperti linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal bipiramida, atau oktahedral.
Selain penjelasan konsep, modul ini juga dilengkapi dengan:
Contoh soal kontekstual, misalnya bentuk molekul pada senyawa sehari-hari (CO, HO, NH).
Ilustrasi model molekul yang membantu siswa membayangkan bentuk tiga dimensi.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk melatih keterampilan berpikir kritis.
Refleksi belajar, agar siswa bisa menilai sejauh mana pemahaman mereka setelah mempelajari satu subtopik.
Tujuan utama dari penyusunan modul ini adalah memberikan pengalaman belajar yang lebih aktif, bermakna, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya menerima penjelasan satu arah dari guru, tetapi juga bisa mengeksplorasi konsep secara mandiri dengan panduan modul.
Hasil uji coba di kelas XI menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami konsep bentuk molekul ketika didukung dengan visualisasi dan contoh nyata. Mereka juga merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal-soal latihan karena modul menyajikan alur berpikir yang jelas.