Bandung -- Beberapa bulan lalu jalan vital yang menghubungkan antar Kota dan Kabupaten Bandung mengalami penutupan jalan akibat pembangunan jembatan sungai Cikeruh, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang yang diperbaiki mulai Jum'at (22/9).
Seperti diketahui, pembangunan jembatan tersebut bertujuan sebagai bentuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi akibat penumpukan sampah dibawah jembatan. Tidak hanya itu, kondisi jembatan yang terlalu sempit menyebabkan kendaraan beroda empat yang berpapasan harus bergantian melewati jembatan tersebut.
"Dibangunnya Jembatan Cikeruh ini dalam upaya penanggulangan banjir luapan Sungai Cikeruh di Desa Tegalluar, Selain itu untuk memperlancar akses kendaraan yang melintas di jembatan ini," kata Dadang selaku Bupati Bandung, dikutip dalam Instagramnya @dadangsupriatna.
Pada rencana awal, pembangunan jembatan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan dimulai pada 22 September hingga 30 Desember 2023 mendatang. Namun, fakta yang terjadi di lapangan berbanding terbalik dengan yang informasikan pihak wewenang. Hingga kini, masyarakat mulai menagih janji penyelesaian pembangunan jembatan yang dijanjikan.
Bukan tanpa alasan, sampai saat ini diketahui pembangunan jembatan belum terlihat akan rampung pada akhir Desember nanti. Hal tersebut memberikan banyak dampak yang diterima masyarakat sekitar, terutama yang bergantung pada jalan tersebut sebagai jalur utama antar kota dan kabupaten Bandung, mulai merasa khawatir. Mereka khawatir tentang kelanjutan pembangunan yang tertunda ini.
Dindin, pekerja yang membangun jembatan tersebut merangkan kondisi geografis yang sulit dan rentan terhadap banjir memperumit proyek ini.
"Pembangunan jembatan di sungai memang di nilai lebih sulit apalagi dengan kondisi yang mudah banjir dan cuaca buruk, jadi memang ada kemundurun tanggal penyelesaian dan itu sudah diberitahukan kepada warga. Untuk saat ini penutupan jembatan Cikeruh masih ditutup dan dibuka lagi dengan waktu yang masih belum ditentukan." Ucap Dindin
Dampak yang diterima dari keterlambatan pembangunan jembatan ini tidak hanya berdampak pada mobilitas antar kota dan kabupaten tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen pelaksanaan proyek infrastruktur di wilayah ini.
Sinta Kurniawan, pengendara yang setiap hari melewati jalan tersebut ikut merasakan kegelisahannya, sebab kemacetan yang parah kerap terjadi dan menjadi masalah utama bagi pengendara, ia juga menyebutkan ketika hujan besar air sungai Cikeruh ikut meluap sehingga terjadi banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan.
"Macet setiap hari, saya dari arah majalaya melewati jembatan untuk menuju bojongsoang perlu kesabaran lebih, belum lagi banjir kalau sudah hujan besar." Ungkapnya