Mohon tunggu...
anisah muvidah
anisah muvidah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Semua Yang Hidup Selalu Butuh Air?

12 Oktober 2025   07:39 Diperbarui: 12 Oktober 2025   07:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air juga memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan ekosistem. Berbagai ekosistem akuatik, seperti sungai, danau, rawa, dan laut, merupakan rumah bagi jutaan organisme. Ikan, udang, kepiting, tumbuhan air, hingga mikroorganisme hanya dapat hidup jika kondisi air tetap terjaga. Bila sumber air tercemar oleh limbah industri atau sampah plastik, maka ekosistem itu akan rusak. Akibatnya, banyak spesies kehilangan habitatnya dan keseimbangan alam terganggu.

Selain itu, air berperan besar dalam siklus hidrologi, yaitu siklus alami yang meliputi penguapan, pembentukan awan (kondensasi), dan turunnya hujan. Siklus ini membantu mengatur curah hujan, kelembaban, dan suhu bumi sehingga iklim tetap stabil. Bayangkan jika siklus ini terganggu maka dunia bisa mengalami kekeringan panjang, banjir besar, atau perubahan iklim ekstrem. Faktanya, perubahan iklim global yang kita hadapi saat ini salah satunya dipicu oleh ketidakseimbangan dalam siklus air akibat deforestasi, pencemaran, dan pemanasan global.

Bagi sektor pertanian, siklus air yang sehat adalah kunci keberhasilan. Tanpa hujan yang cukup atau irigasi yang teratur, hasil panen bisa gagal. Demikian pula, air yang melimpah tetapi tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bencana banjir, merusak lahan pertanian, dan mengganggu kehidupan manusia. Dengan kata lain, menjaga air berarti juga menjaga stabilitas pangan dan keberlangsungan ekosistem.

4. Air sebagai Unsur Strategis untuk Masa Depan

Di zaman modern ini, air telah menjadi isu strategis yang diperhatikan oleh seluruh dunia. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari dua miliar orang masih mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan serius, maka krisis air bisa memicu berbagai masalah global, mulai dari konflik sosial, kelaparan, hingga wabah penyakit. Kita bisa melihat bagaimana beberapa negara di Timur Tengah harus mengimpor air atau membuat teknologi desalinasi air laut untuk memenuhi kebutuhan warganya. Hal ini menunjukkan bahwa air dapat menjadi faktor perebutan di masa depan, layaknya minyak dan sumber daya energi lainnya.

Untuk mencegah krisis ini, pengelolaan air harus menjadi prioritas utama. Setiap orang bisa berkontribusi mulai dari hal kecil: menghemat penggunaan air di rumah, tidak membuang sampah ke sungai, dan mendukung program penghijauan agar sumber mata air tetap terjaga. Pemerintah dan masyarakat juga perlu bekerja sama dalam membuat kebijakan konservasi, membangun infrastruktur air bersih, serta mendidik generasi muda tentang pentingnya menjaga air.

Air adalah aset berharga yang menjadi warisan bagi generasi mendatang. Jika kita tidak menjaganya sejak sekarang, anak-cucu kita mungkin akan menghadapi masa depan penuh krisis. Oleh karena itu, kesadaran kolektif harus ditanamkan bahwa menjaga air berarti menjaga kehidupan itu sendiri. Air adalah sumber kehidupan yang tidak tergantikan. Dari tubuh manusia, kebutuhan hewan dan tumbuhan, hingga keseimbangan ekosistem dan masa depan bumi, semuanya bergantung pada ketersediaan air. Dengan kualitas dan kuantitas yang baik, air memastikan kehidupan tetap berjalan. Karena itu, menjaga air berarti menjaga kelangsungan hidup manusia dan alam semesta.

Referensi: 

E. D. Enger, B. F. Smith, and B. W. Barker. Environmental Science: A Study of Interrelationships. McGraw Hill, 1998.

Fahmi, K. (2020). Peranan Air dalam Kehidupan. Biodiversity Warriors.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun